Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

CekFakta #234 Tahan Klik Agar Selamat dari Banjir Informasi di Mesin Pencari

image-gnews
Ilustrasi wanita sedang browsing internet. Pixabay.com
Ilustrasi wanita sedang browsing internet. Pixabay.com
Iklan

Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!

Apakah Anda pernah merasa kewalahan saat menghadapi hasil pencarian yang meluber di internet? Tentu rasanya menyesakkan ketika kita sudah menghabiskan lebih dari beberapa menit di internet, namun belum tentu menemukan jawaban yang valid karena terperangkap mengeklik banyak link di mesin pencari.

Padahal, kita sedang mencari tahu apakah suatu informasi itu fakta atau hoaks. Berikut langkah-langkah mudah menerapkan tips “menahan klik” agar selamat dari banjir informasi di jagad maya.

Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.

Bagian ini ditulis oleh Artika Rachmi Farmita dari Tim Cek Fakta Tempo

Prebunking Series (49)
'Tahan Klik' Agar Selamat dari Banjir Informasi di Mesin Pencari

Stanford History Education Group membagikan tips “menahan klik” untuk meningkatkan literasi kita di tengah banjir kabar kibul. “Menahan klik” atau click restraint adalah tindakan menunggu beberapa detik sebelum Anda mengklik hal pertama yang dilihat di halaman hasil pencarian. 

Alasannya sederhana: tidak semua informasi faktual dan dapat diandalkan. Apalagi banyak situs web yang mengasah penerapan jurus Search Engine Optimization (SEO) agar menduduki puncak teratas laman pencarian. Maka dari itu, kita perlu membatasi alias menahan klik sampai benar-benar menemukan yang tepat. Bagaimana caranya?

Perhatikan contoh iklan obat yang mengklaim bisa menyembuhkan gagal ginjal tanpa operasi berikut ini. Tim Cek Fakta Tempo pernah membongkar kebohongannya di sini.

“Menyembuhkan penyakit ginjal di rumah tidak memerlukan antibiotik atau pergi ke rumah sakit.
Sangat cepat dan hemat biaya!
Dengan teknologi tercanggih dari Amerika Serikat, membantu menyembuhkan gagal ginjal secara tuntas hanya dalam 7 hari pemakaian. (tautan produk obat)
100 pengguna sembuh dari 99 penyakit tanpa kekambuhan.”

Jika kita mulai menelusuri dengan kata kunci “menyembuhkan gagal ginjal tanpa operasi” di mesin pencari, kemungkinan kita akan disuguhkan hasil yang beragam. Bisa video, pertanyaan umum, atau postingan iklan. Hmm, bukan itu yang kita cari, kan

Nah, dalam contoh ini kita melihat situs web yang tidak begitu terkenal, Halosehat.com, berada di urutan teratas. Namun jika Anda scroll lagi ke bawah, Anda baru akan melihat tautan dari media terpercaya seperti Kompas.com, Tempo, Detik Health, maupun layanan telemedicine yang terkemuka.

Membatasi untuk tidak mengeklik situs-situs di urutan teratas, adalah trik agar tidak mudah terjebak informasi yang menyesatkan. Apalagi banyak situs tak terpercaya memiliki nama yang mirip dengan situs layanan telemedicine asli.

Kita patut curiga pada situs semacam Halosehat.com walau logo dan namanya terdengar seperti layanan telemedicine pada umumnya. Sebab, situs ini tidak menyebutkan sumber rujukan terpercaya seperti jurnal kesehatan, pendapat dokter atau spesialis yang memang berkompeten menjelaskan soal penyembuhan gagal ginjal. 

Tanda centang verifikasi juga tidak bisa dikonfirmasi, lantaran tidak disebutkan siapa nama penulisnya dan apa kompetensinya, termasuk siapa pihak yang memverifikasi. Pembaca jadi tak bisa mengkroscek apakah tulisannya bisa dipertanggungjawabkan.

Selain itu, situs tersebut tidak mencantumkan penjelasan soal “About Us” (Tentang Kami), penanggung jawab media, susunan redaksi, meski mencantumkan nomor kontak dan alamat perusahaan. Artinya, kredibilitas situs ini dipertanyakan. 

Dari sini kita memahami, bahwa tidak ada cara praktis dan ajaib hanya dengan mengkonsumsi satu obat untuk menyembuhkan gagal ginjal tanpa operasi.

Selamat mempraktikkan. Sekali lagi, jangan dulu mengeklik!

Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo Media Lab

Cek Fakta Pilihan

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Benarkah Konten dengan Klaim bahwa Anggota KPPS Pemilu 2019 Meninggal Karena Diracun PKI?

Video berdurasi 1 menit 26 detik beredar di Tiktok [arsip], dengan narasi bahwa anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 meninggal dunia karena diracun oleh Partai Komunis Indonesia (PKI). Video itu mencuplik pemberitaan stasiun televisi nasional yang menyebut bahwa Ikatan Dokter Indonesia (IDI) membahas penyebab kematian petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 tersebut karena diracun. 

| Hasil Pemeriksaan fakta

Tempo menelusuri video pemberitaan seperti yang dibagikan dengan terlebih dahulu memfragmentasi menjadi gambar dengan menggunakan tools InVID, lalu gambar hasil fragmentasi ditelusuri dengan menggunakan tools Yandex Image. 

Hasilnya, cuplikan pemberitaan itu diambil dari video Kompas TV yang tayang pada 13 Mei 2019 berjudul “469 Petugas KPPS Meninggal, Penyebabnya Ternyata Bukan Kelelahan tapi…”.  

Baca selengkapnya

Waktunya Trivia!

Benarkah Video yang Diklaim Memperlihatkan Pembantaian Orang-orang dalam Lubang oleh Militer Israel?

Sebuah video beredar di WhatsApp yang diklaim berisi tentang militer Israel yang sedang membantai musuhnya. Video itu memperlihatkan sejumlah pria digelandang secara bergantian dengan mata tertutup dan tangan terikat. Dia kemudian didorong ke sebuah lubang, yang berisi ban dan tubuh pria-pria lain yang bergelimpangan. Setelah jatuh ke lubang, pria tersebut ditembak.

| Bagaimana hasil pemeriksaan faktanya?

Mari kita cek faktanya!

Ada Apa Pekan Ini?

Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial memiliki isu yang sangat beragam, mulai dari isu politik, sosial dan kesehatan. Buka tautannya ke kanal Cek Fakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:

Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini. Ingin mengecek fakta dari informasi atau klaim yang anda terima? Hubungi ChatBot kami.

Ikuti kami di media sosial:

Facebook

Twitter

Instagram

Telegram

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


7 Tips Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Arus Deras Kampanye Negatif di Media Sosial

4 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
7 Tips Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Arus Deras Kampanye Negatif di Media Sosial

Kampanye negatif di media sosial semakin rawan saat pilkada.


CekFakta #276 Saling Jaga agar Tak Jadi Korban Perdagangan Orang

5 hari lalu

Ilustrasi judi online. Pixlr Ai
CekFakta #276 Saling Jaga agar Tak Jadi Korban Perdagangan Orang

Sampai sekarang, masih ada 44 WNI yang terjebak di wilayah konflik perbatasan Myanmar dan Thailand.


CekFakta #275 Hindari Panik, Bekali Diri untuk Tangkal Hoaks Seputar Cacar Monyet

12 hari lalu

Ilustrasi MPOX. Shutterstock
CekFakta #275 Hindari Panik, Bekali Diri untuk Tangkal Hoaks Seputar Cacar Monyet

Agustus lalu Kementerian Kesehatan mengumumkan sebanyak 88 kasus cacar monyet (Mpox) di Indonesia.


CekFakta #274 Operasi Gelap Menenggelamkan Narasi #KawalPutusanMK di Twitter

19 hari lalu

Logo baru media sosial X, dahulu Twitter. REUTERS/Dado Ruvic
CekFakta #274 Operasi Gelap Menenggelamkan Narasi #KawalPutusanMK di Twitter

Operasi Gelap Menenggelamkan Narasi #KawalPutusanMK di Twitter


CekFakta #273 Hati-hati Penipuan Berkedok "Menyelesaikan Misi"

26 hari lalu

Ilustrasi hoax atau hoaks. shutterstock.com
CekFakta #273 Hati-hati Penipuan Berkedok "Menyelesaikan Misi"

beragam siasat dilakukan para pelaku online scam alias penipuan daring dalam mencari mangsa. Ada yang bernama "investasi", "kemitraan", "undian".


Tempo Buka Lowongan Kerja Penulis Artikel Cek Fakta

27 hari lalu

Tempo menjadikan independensi sebagai roh dalam pemberitaan sehingga menjadi media yang tepercaya sejak terbit pertama kali dalam format majalah pada 1971. Dengan itu pula Tempo turut merawat Indonesia. TEMPO
Tempo Buka Lowongan Kerja Penulis Artikel Cek Fakta

PT Tempo Inti Media Tbk atau Tempo Media Group membuka lowongan kerja untuk bergabung menjadi awak Cek Fakta Tempo. Informasi lowongan pekerjaan ini diperoleh dari akun linkedin Yenny Rositia. Ia adalah seorang recruiter di Tempo Media Group.


CekFakta #272 Bagaimana Disinformasi Memecah Belah Masyarakat

33 hari lalu

Ilustrasi hoaks atau fake news. Shutterstock
CekFakta #272 Bagaimana Disinformasi Memecah Belah Masyarakat

Disinformasi punya kemampuan yang berbahaya: menebar kebencian dan memecah belah masyarakat.


Polisi Lepas Peluang Selidiki Bandar Judi Online MR T, Tuduh Benny Rhamdani Sebar Hoaks

33 hari lalu

Polisi menuduh Kepala BP2MI Benny Ramdhani menyebarkan berita bohong soal identitas Mister T sebagai pengendali judi online.
Polisi Lepas Peluang Selidiki Bandar Judi Online MR T, Tuduh Benny Rhamdani Sebar Hoaks

Polisi menuduh Benny Rhamdani menyebarkan berita bohong atau hoaks saat menyebut identitas Mister T sebagai bandar judi online.


Kronologi Kerusuhan Inggris: Rumor Palsu Hingga Serangan ke Hotel Penampung Imigran

34 hari lalu

Sebuah mobil terbakar selama demonstrasi anti-imigrasi di Sunderland, Inggris, 2 Agustus 2024 dalam gambar diam yang diperoleh dari video media sosial. Kerusuhan dalam sepekan terakhir menjadi yang terburuk di Inggris dalam 13 tahun terakhir. TikTok @whatsthecracklike/via REUTERS
Kronologi Kerusuhan Inggris: Rumor Palsu Hingga Serangan ke Hotel Penampung Imigran

Kerusuhan Inggris dipicu rumor palsu yang menyebar bahwa tersangka adalah seorang imigran muslim.


Google Search Punya Algoritma Baru untuk Cegah Deepfake, Bagaimana Cara Kerjanya?

35 hari lalu

Google Search (Google)
Google Search Punya Algoritma Baru untuk Cegah Deepfake, Bagaimana Cara Kerjanya?

Google memperkuat filter perambannya untuk memangkas penyebaran konten deepfake dan hoaks. Salinan konten hasil manipulasi AI juga akan dihapus.