Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

CekFakta #255 5 Langkah Memahami Setiap Kabar yang Kita Terima

image-gnews
Ilustrasi internet. (abc.net.au)
Ilustrasi internet. (abc.net.au)
Iklan

Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!

Pernahkah Anda merasa kewalahan saat menerima berbagai informasi atau kabar dari grup perpesanan maupun hasil pencarian di internet? Banjir informasi ini terkadang bisa membuat kita frustasi, lalu tanpa sadar menyimpulkan jawaban berdasarkan potongan sumber informasi lain yang tidak valid. 

Padahal, ada langkah-langkah mudah yang bisa kita terapkan agar membuat kita berjarak dengan hoaks. Lima langkah yang bisa kita lakukan agar tak reaktif membaca suatu kabar yang belum tentu benar.

Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.

Bagian ini ditulis oleh Artika Rachmi Farmita dari Tim Cek Fakta Tempo

Prebunking Series (59)

5 Langkah Memahami Setiap Kabar yang Kita Terima

PRISM dirumuskan oleh Profesor Masato Kajimoto, Lektor Kepala HKU Journalism, Universitas Hong Kong. Pada dasarnya, ia mengajak kita untuk memikirkan 5 langkah ini sebelum bereaksi: 

P > Pause atau JEDA: Saya tidak boleh terburu-buru. Saya akan memeriksa semuanya terlebih dahulu. 

R > Reflect atau RENUNGKAN: Apakah saya disesatkan? Apakah saya dimanipulasi secara emosional?

I > Investigate atau SELIDIKI: Apakah kontennya valid? Dari mana asalnya? Bolehkah saya memeriksa faktanya? 

S > Share atau BERBAGI: Saya membagikan temuan saya. Saya menceritakan apa yang saya ketahui dan apa yang tidak saya ketahui. 

M > MONITOR: Saya akan terus memantau berita. Kebenaran berkembang seiring berjalannya waktu. 

Direktur sekaligus pendiri organisasi pendidikan nirlaba ANNIE (Asian Network of News & Information Educators) ini mengakui jika PRISM bukan istilah yang baru maupun unik. Sebab rumusan PRISM ini berdasarkan ide-ide yang cukup standar dan universal yang digunakan oleh banyak pendidik literasi berita dan media di penjuru dunia. 

Ada banyak rumus serupa di berbagai negara dalam berbagai bahasa. Di Amerika Serikat, ada SIFT (Investigate the Source, Find Better Coverage, and Trace Claims, Quotes, and Media back to the Original Context) dan ESCAPE. Di Jepang, ada (So U Ka Na) di Jepang. 

Namun sepekan belakangan, Masato menerima email respon dari koleganya. Mereka menyatakan ketertarikan pada kepanjangan 2 huruf terakhir: Share alias Berbagi dan Monitor alias Memantau. Alasannya, tidak mudah meminta orang-orang untuk menjadi pemeriksa fakta, meskipun keterampilan mengecek fakta tetap penting. Maka, tidak masalah jika kita berusaha sharing tentang upaya kita menemukan fakta dari kabar yang kita terima dengan cara menunjukkan validitas klaim, foto, video, dan lain-lain. Harapannya, cara berbagi ini dapat mengingatkan pengguna lain untuk turut mawas dan lebih memperhatikan. 

Sebab, sebuah penelitian dalam ilmu kognitif menunjukkan bahwa 'kurangnya perhatian' dapat menjadi faktor utama mengapa orang-orang berbagi informasi yang tidak berdasar. Memantau perkembangan berita merupakan langkah lain yang sering terabaikan. Terlebih lagi, kebenaran terbentuk seiring berjalannya waktu. Sehingga memahami informasi yang kredibel juga memerlukan usaha dan waktu.

Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo Media Lab

Cek Fakta Pilihan

Benarkah HIV menjadi Pandemi Berikutnya?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebuah video pendek dengan klaim bahwa HIV akan menggantikan status darurat virus Covid-19, diunggah di Instagram pada 25 Maret 2024. Video tersebut memperlihatkan seseorang menggunakan topeng dengan suara yang disamarkan dan menyampaikan narasi berikut ini: “Ini jadi perseteruan yang unik, ketika HIV menggantikan status darurat coronavirus. Perlu diketahui, vaksin yang tertanam pada tubuh Anda memiliki potensial HIV, bukan cacar monyet, juga bukan Covid.”

| Hasil Pemeriksaan fakta

Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi dua klaim:

  1. Benarkah bahwa HIV menggantikan status darurat coronavirus? 
  2. Benarkah vaksin Covid-19 memiliki potensi HIV?

Baca selengkapnya

Waktunya Trivia!

Benarkah Vaksin Covid-19 Sebabkan Penyakit Lambung pada Perempuan?

Sebuah akun di Facebook [arsip] mengunggah konten dengan klaim seorang pelajar yang pernah mendapatkan vaksin Covid-19 mengalami penyakit lambung. Pelajar perempuan disebut sebagai yang paling rentan mendapatkan ancaman itu. Konten itu memuat penjelasan bahwa vaksin Covid-19 dapat menyerang dan menginfeksi lambung agar penderita tidak bisa mendapatkan saripati dari makanan.

Mari kita cek faktanya!

Ada Apa Pekan Ini?

Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial memiliki beragam isu. Buka tautannya ke kanal Cek Fakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:

Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini. Ingin mengecek fakta dari informasi atau klaim yang anda terima? Hubungi ChatBot kami.

Ikuti kami di media sosial:

Facebook

Twitter

Instagram

Telegram

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


CekFakta #284 Ancaman Konten Dewasa di Platform X bagi Generasi

1 hari lalu

Logo X terlihat di bagian atas kantor pusat platform X, dahulu Twitter, di pusat kota San Francisco, California, AS. REUTERS/Carlos Barria
CekFakta #284 Ancaman Konten Dewasa di Platform X bagi Generasi

Sudahkah Anda mendengar bahwa X menerapkan peraturan baru yang mengizinkan konten dewasa di platform-nya, sebagai bagian dari kebebasan berekspresi?


CekFakta #283 Dua Wajah Rusia, Berpura-pura Pro-Palestina

8 hari lalu

Ilustrasi bendera Rusia - Amerika Serikat. Sumber: REUTERS/Maxim Shemetov
CekFakta #283 Dua Wajah Rusia, Berpura-pura Pro-Palestina

Dua Wajah Rusia, Berpura-pura Pro-Palestina


CekFakta #282 Hati-Hati, Penipuan Online Modus "Penjagalan Babi" Menggunakan Deepfake

15 hari lalu

Deepfake AI. Foto: Canva
CekFakta #282 Hati-Hati, Penipuan Online Modus "Penjagalan Babi" Menggunakan Deepfake

Hati-Hati, Penipuan Online Modus "Penjagalan Babi" Menggunakan Deepfake


CekFakta #281 Siasat Industri Gim Menghadapi Skandal

22 hari lalu

Industri gim di Indonesia memiliki perkembangan signifikan setiap tahun nya. Ketahui informasi lebih lengkap tentang industri gim dan peluangnya. Foto: Canva
CekFakta #281 Siasat Industri Gim Menghadapi Skandal

Siasat Industri Gim Menghadapi Skandal Seksisme dan Sensor Pemerintah Cina


CekFakta #280 Kacamata Pintar, Inovasi Teknologi yang Rawan Langgar Privasi

29 hari lalu

kacamata pintar Ray-Ban Meta (Dok. Web Meta)
CekFakta #280 Kacamata Pintar, Inovasi Teknologi yang Rawan Langgar Privasi

Kacamata Pintar, Inovasi Teknologi yang Rawan Langgar Privasi


CekFakta #279 Mengenal "Halusinasi" AI Generatif

36 hari lalu

Ilustrasi Kecerdasan Buatan (Yandex)
CekFakta #279 Mengenal "Halusinasi" AI Generatif

Mengenal "Halusinasi" AI Generatif, Ketika Kecerdasan Buatan 'Gagal Paham'


CekFakta #278 Belajar dari Kencangnya Ujaran Kebencian terhadap Perempuan dan Minoritas di Pilpres 2024

42 hari lalu

Ilustrasi Ujaran Kebencian. shutterstock.com
CekFakta #278 Belajar dari Kencangnya Ujaran Kebencian terhadap Perempuan dan Minoritas di Pilpres 2024

Belajar dari Kencangnya Ujaran Kebencian terhadap Perempuan dan Minoritas di Pilpres 2024


Bisa Diidentifikasi, Ini 5 Eror pada Gambar atau Foto Palsu Bangkitan AI

49 hari lalu

Paus Francis dari Midjourney yang menggunakan AI. Foto : Midjourney
Bisa Diidentifikasi, Ini 5 Eror pada Gambar atau Foto Palsu Bangkitan AI

Sebuah studi oleh Google menemukan lonjakan pesat proporsi gambar-gambar bangkitan AI dalam klaim-klaim cek-fakta hoax sejak awal 2023 lalu.


CekFakta #277 Mewaspadai Bahaya AI di Tangan Ekstremis dan Teroris

50 hari lalu

Ilustrasi kecerdasan buatan atau AI. Dok. Shutterstock
CekFakta #277 Mewaspadai Bahaya AI di Tangan Ekstremis dan Teroris

Mewaspadai Bahaya AI di Tangan Ekstremis dan Teroris


CekFakta #276 Saling Jaga agar Tak Jadi Korban Perdagangan Orang

57 hari lalu

Ilustrasi judi online. Pixlr Ai
CekFakta #276 Saling Jaga agar Tak Jadi Korban Perdagangan Orang

Sampai sekarang, masih ada 44 WNI yang terjebak di wilayah konflik perbatasan Myanmar dan Thailand.