Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

CekFakta #202 Menggunakan Filsafat untuk Membedakan Kebenaran dari Hoaks

image-gnews
Ilustrasi hoaks atau fake news. Shutterstock
Ilustrasi hoaks atau fake news. Shutterstock
Iklan

Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!

Di tengah era post-truth atau pasca-kebenaran, masyarakat lebih percaya apa yang diyakininya sebagai realitas alternatif daripada fakta. Kebenaran dinilai berdasarkan pada keyakinan diri dan kelompok.

Sementara itu, media sosial memungkinkan seseorang menyuarakan dan menyebarkan opini yang tidak berdasarkan fakta atau kebenaran. Bagaimana kita menavigasi diri, serta membedakannya.

Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.

Bagian ini ditulis oleh Artika Rachmi Farmita dari Tim Cek Fakta Tempo

Prebunking Series (20):
Menggunakan Filsafat untuk Membedakan Kebenaran dari Hoaks

Politik post-truth memiliki arah yang bertentangan dengan tradisi filsafat. Dikutip dari “Teori-Teori Kebenaran dalam Filsafat: Urgensi dan Signifikansinya dalam Upaya Pemberantasan Hoaks”, Abdul Aziz Faradi menyebutkan bahwa budaya post-truth lebih mengutamakan terbentuknya opini publik. Caranya dengan mengeksploitasi sisi emotif dan keyakinan personal masyarakat untuk mencapai target politik tanpa mengindahkan kebenaran faktual. 

Sementara di sisi lain, filsafat sejak era Yunani kuno selalu fokus untuk mencari dan merumuskan kebenaran sebagai orientasi arah kehidupan manusia. Karena itu, kebenaran bergantung pada perspektif yang digunakan.

Dalam ilmu filsafat, terdapat berbagai teori kebenaran. Di antaranya adalah teori korespondensi, teori performatif, teori koherensi, teori pragmatis, dan teori konsensus Teori-teori ini bisa jadi landasan dalam kita menyaring kabar palsu.

Teori korespondensi misalnya, teori kebenaran yang didasarkan pada fakta obyektif sebagai dasar kebenarannya. Teori ini menyatakan bahwa sebuah pernyataan dianggap benar hanya jika pernyataan tersebut berhubungan dengan fakta obyektif yang bisa ditangkap panca indera, baik berupa tampilan visual, gelombang suara, rasa maupun tekstur. Teori ini bisa kita terapkan saat menerima informasi berupa kabar terkini yang bersifat faktual, karena bisa diakses secara langsung melalui panca indera.

Di sisi lain, tak sedikit gambar atau video yang beredar di media sosial adalah palsu. Sehingga, kita memerlukan fakta lain sebagai pendukung atau pembanding untuk membuktikan validitas data faktual (gambar atau video) tersebut. 

Lalu ada teori performatif yang bisa diterapkan untuk menyaring sumber berita. Jika terdapat berita yang terkait dengan isu-isu tertentu, akan lebih bijak jika kita melakukan konfirmasi kepada pihak yang memiliki otoritas di bidang tersebut. 

Ketika kita mendapatkan dua atau lebih pernyataan atau yang bertentangan, maka penerapan teori koherensi sangat diperlukan. Pernyataan yang dianggap benar tentu saja adalah pernyataan yang konsisten dengan berita lain yang sudah terbukti sebelumnya sebagai berita yang benar. 

Sedangkan teori konsensus bisa diterapkan untuk menyaring situs atau portal berita yang tidak mencukupi syarat bagi terbentuknya komunikasi rasional. Situs atau portal berita semacam  ini biasanya dicirikan dengan adanya klaim kebenaran dalam reportase beritanya dan tidak menyajikan fakta yang berimbang.

Berbagai teori kebenaran ini sebenarnya menunjukkan keberagaman kebenaran dalam filsafat, yang bisa menjadi petunjuk standar kebenaran bagi masyarakat. Artinya, kita semestinya bisa lebih bijak, tidak lagi memandang validitas kebenaran dalam sebuah pernyataan dalam oposisi biner; hitam-putih atau benar-salah. 

Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo Media Lab

Cek Fakta Pilihan

Benarkah Paus Fransiskus Menggunakan Brand Mewah?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Melalui Tipline ChatBot, pembaca Cek Fakta Tempo menanyakan kebenaran 3 foto Paus Fransiskus yang mengenakan pakaian dengan brand mewah. Ketiga foto tersebut sebelumnya diunggah oleh akun Twitter ini pada tanggal 26 Maret 2023. Pada foto tersebut Paus Fransiskus terlihat mengenakan mantel atau jaket tebal berwarna putih lengkap dengan kalung salib yang biasa digunakannya.

| Hasil Pemeriksaan fakta

Tempo melakukan verifikasi terhadap narasi dan foto tersebut dengan menggunakan Google Image, Reverse Image, Yandex Images, dan pemberitaan media-media kredibel. Berdasarkan penelusuran Tempo, gambar ini merupakan satu dari empat gambar yang diposting melalui akun resmi Midjourney di platform Reddit. Dilansir laman resminya, Midjourney merupakan laboratorium independen yang fokus pada design, infrastruktur manusia dan AI. Saat ini platform ini tersedia dalam versi beta. 

Baca selengkapnya

Waktunya Trivia!

Benarkah Video yang Diklaim Makam Nabi Muhammad SAW?

Salah satu akun di Facebook membagikan sebuah video yang diklaim makam Nabi Muhammad SAW. Video itu memuat seorang pria membuka pintu berwarna perak yang penuh dengan ukiran. Di balik tersebut, terdapat makam seseorang yang dilapisi kain berwarna biru dengan tulisan Arab. Dua pria lainnya terlihat menunggu di luar sambil membacakan doa. “Indahnya makam Rasulullah,” demikian teks yang muncul dalam video.

| Bagaimana hasil pemeriksaan faktanya?

Mari kita cek faktanya!

Ada Apa Pekan Ini?

Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial memiliki isu yang sangat beragam, mulai dari isu politik, sosial dan kesehatan. Buka tautannya ke kanal Cek Fakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:

Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini. Ingin mengecek fakta dari informasi atau klaim yang anda terima? Hubungi ChatBot kami.

Ikuti kami di media sosial:

Facebook

Twitter

Instagram

Telegram

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


7 Tips Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Arus Deras Kampanye Negatif di Media Sosial

3 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
7 Tips Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Arus Deras Kampanye Negatif di Media Sosial

Kampanye negatif di media sosial semakin rawan saat pilkada.


CekFakta #276 Saling Jaga agar Tak Jadi Korban Perdagangan Orang

4 hari lalu

Ilustrasi judi online. Pixlr Ai
CekFakta #276 Saling Jaga agar Tak Jadi Korban Perdagangan Orang

Sampai sekarang, masih ada 44 WNI yang terjebak di wilayah konflik perbatasan Myanmar dan Thailand.


CekFakta #275 Hindari Panik, Bekali Diri untuk Tangkal Hoaks Seputar Cacar Monyet

11 hari lalu

Ilustrasi MPOX. Shutterstock
CekFakta #275 Hindari Panik, Bekali Diri untuk Tangkal Hoaks Seputar Cacar Monyet

Agustus lalu Kementerian Kesehatan mengumumkan sebanyak 88 kasus cacar monyet (Mpox) di Indonesia.


CekFakta #274 Operasi Gelap Menenggelamkan Narasi #KawalPutusanMK di Twitter

17 hari lalu

Logo baru media sosial X, dahulu Twitter. REUTERS/Dado Ruvic
CekFakta #274 Operasi Gelap Menenggelamkan Narasi #KawalPutusanMK di Twitter

Operasi Gelap Menenggelamkan Narasi #KawalPutusanMK di Twitter


CekFakta #273 Hati-hati Penipuan Berkedok "Menyelesaikan Misi"

25 hari lalu

Ilustrasi hoax atau hoaks. shutterstock.com
CekFakta #273 Hati-hati Penipuan Berkedok "Menyelesaikan Misi"

beragam siasat dilakukan para pelaku online scam alias penipuan daring dalam mencari mangsa. Ada yang bernama "investasi", "kemitraan", "undian".


Tempo Buka Lowongan Kerja Penulis Artikel Cek Fakta

26 hari lalu

Tempo menjadikan independensi sebagai roh dalam pemberitaan sehingga menjadi media yang tepercaya sejak terbit pertama kali dalam format majalah pada 1971. Dengan itu pula Tempo turut merawat Indonesia. TEMPO
Tempo Buka Lowongan Kerja Penulis Artikel Cek Fakta

PT Tempo Inti Media Tbk atau Tempo Media Group membuka lowongan kerja untuk bergabung menjadi awak Cek Fakta Tempo. Informasi lowongan pekerjaan ini diperoleh dari akun linkedin Yenny Rositia. Ia adalah seorang recruiter di Tempo Media Group.


CekFakta #272 Bagaimana Disinformasi Memecah Belah Masyarakat

31 hari lalu

Ilustrasi hoaks atau fake news. Shutterstock
CekFakta #272 Bagaimana Disinformasi Memecah Belah Masyarakat

Disinformasi punya kemampuan yang berbahaya: menebar kebencian dan memecah belah masyarakat.


Polisi Lepas Peluang Selidiki Bandar Judi Online MR T, Tuduh Benny Rhamdani Sebar Hoaks

32 hari lalu

Polisi menuduh Kepala BP2MI Benny Ramdhani menyebarkan berita bohong soal identitas Mister T sebagai pengendali judi online.
Polisi Lepas Peluang Selidiki Bandar Judi Online MR T, Tuduh Benny Rhamdani Sebar Hoaks

Polisi menuduh Benny Rhamdani menyebarkan berita bohong atau hoaks saat menyebut identitas Mister T sebagai bandar judi online.


Kronologi Kerusuhan Inggris: Rumor Palsu Hingga Serangan ke Hotel Penampung Imigran

33 hari lalu

Sebuah mobil terbakar selama demonstrasi anti-imigrasi di Sunderland, Inggris, 2 Agustus 2024 dalam gambar diam yang diperoleh dari video media sosial. Kerusuhan dalam sepekan terakhir menjadi yang terburuk di Inggris dalam 13 tahun terakhir. TikTok @whatsthecracklike/via REUTERS
Kronologi Kerusuhan Inggris: Rumor Palsu Hingga Serangan ke Hotel Penampung Imigran

Kerusuhan Inggris dipicu rumor palsu yang menyebar bahwa tersangka adalah seorang imigran muslim.


Google Search Punya Algoritma Baru untuk Cegah Deepfake, Bagaimana Cara Kerjanya?

34 hari lalu

Google Search (Google)
Google Search Punya Algoritma Baru untuk Cegah Deepfake, Bagaimana Cara Kerjanya?

Google memperkuat filter perambannya untuk memangkas penyebaran konten deepfake dan hoaks. Salinan konten hasil manipulasi AI juga akan dihapus.