Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

CekFakta #170 Sebuah Studi Mengungkap Bahaya di Balik Ekstensi Peramban

image-gnews
Ilustrasi Hacker atau Peretas. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Ilustrasi Hacker atau Peretas. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Iklan

Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!

Era digital menuntut kita—para penggunanya—untuk tangkas mengenali modus-modus ancaman dunia maya, termasuk penggunaan browser alias peramban. Menurut studi Kaspersky pada pertengahan pertama tahun 2022, ditemukan ekstensi browser yang menyerupai aplikasi populer namun sejatinya mengumpulkan data-data pribadi pengguna.

Dalam nawala ini, Tempo telah memeriksa pula sejumlah klaim dan menayangkan hasil pemeriksaan terhadap berbagai klaim tadi di kanal Cek Fakta Tempo. Pekan ini, aneka klaim yang beredar memiliki isu yang sangat beragam, mulai dari isu politik, sosial dan kesehatan. Namun, klaim seputar kasus Brigadir J masih lebih mendominasi.

Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.

Bagian ini ditulis oleh Artika Rachmi Farmita dari Tim Cek Fakta Tempo

Sebuah Studi Mengungkap Bahaya di Balik Ekstensi Peramban

Penelitian perusahaan keamanan siber Kaspersky menyebutkan, meski tampak tidak berbahaya, ekstensi browser ini menyembunyikan ancaman. Selama paruh pertama tahun 2022, peneliti Kaspersky mengamati lebih dari 1,3 juta pengguna terpengaruh oleh ancaman yang bersembunyi di balik ekstensi browser.

Tambahan yang menempel pada peramban itu meniru aplikasi-aplikasi populer seperti Google Translator yang membantu pengguna menerjemahkan secara otomatis laman yang dibuka. Ada pula yang sekilas memiliki fungsi pengonversi PDF atau pengunduh video.

Add-on itu menyebarkan ancaman dengan berpura-pura menjadi adware, yakni perangkat lunak yang dirancang untuk terus menampilkan iklan di layar. Adware mampu melacak semua yang dicari pengguna, untuk selanjutnya menarik perhatian dengan menyematkan spanduk di halaman web atau untuk mengarahkan kita ke halaman afiliasi tempat pengembang dapat memperoleh uang.

Tak hanya mengoleksi riwayat penjelajahan, ekstensi browser palsu ini bahkan mencari kredensial masuk. Contohnya FB Stealer, yang mampu mengganti mesin pencari tradisional dan mencuri data akses yang digunakan untuk memverifikasi pengguna Facebook.

Nah, data-data tersebut sengaja dikumpulkan karena informasi inilah yang paling diinginkan bagi penjahat dunia maya. Dari Januari 2020 hingga Juni 2022, pakar Kaspersky menyebutkan lebih dari 4,3 juta pengguna menghadapi adware yang bersembunyi di balik ekstensi browser.

Sayangnya, ekstensi yang berbahaya ini juga didistribusikan melalui pasar resmi. Pada tahun 2020, Google menghapus 106 ekstensi browser berbahaya dari Web Chrome Store-nya. Semuanya digunakan untuk menyedot data pengguna yang sensitif, seperti cookie dan kata sandi, dan bahkan mengambil tangkapan layar.

Agar tak terkecoh oleh ekstensi browser berbahaya, pengguna perlu mengetahui secara aktif mana add-on yang dapat dipercaya dan tidak. Sebab, ekstensi browser yang tampaknya tidak membawa muatan berbahaya juga bisa berbahaya. Begitupun sebaliknya.

“Jika Anda mengikuti rekomendasi untuk penggunaan ekstensi browser yang aman, risiko menghadapi ancaman apa pun akan minimal,” ujar peneliti keamanan senior Kaspersky, Anton V. Ivanov.

Beberapa ekstensi bahkan dapat membuat perangkat jauh lebih aman. Misalnya, pengelola kata sandi. Jauh lebih penting untuk mengawasi seberapa bereputasi dan tepercaya pengembang dan izin apa yang diminta ekstensi.

Berikut beberapa rekomendasi Kaspersky untuk melindungi diri Anda dari ancaman tersembunyi di balik ekstensi browser:

  1. Hanya gunakan sumber tepercaya untuk mengunduh perangkat lunak. Malware dan aplikasi yang berbahaya sering didistribusikan melalui sumber pihak ketiga (third party) alias tidak resmi. Biasanya, aplikasi ini dapat menginstal ekstensi browser yang tidak diinginkan dan tanpa diketahui oleh pengguna.
  2. Waspada ekstensi yang menambahkan fungsi-fungsi tambahan ke browser dan meminta akses tertentu. Selalu cermati setiap permintaan izin akses add-on sebelum Anda klik ‘setuju’.
  3. Batasi jumlah ekstensi yang Anda gunakan. Tinjau ekstensi yang dipasang ke peramban secara berkala. Termasuk mencopot pemasangan ekstensi yang tidak lagi digunakan atau yang tidak dikenali.

Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo Media Lab

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Waktunya Trivia!

Berikut beberapa kabar tentang misinformasi dan disinformasi, keamanan siber, serta privasi data pekan ini yang mungkin luput dari perhatian. Kami mengumpulkannya untuk Anda.

WhatsApp mengumumkan pembaruan pada aplikasinya di windows. Kini, WhatsApp di Windows tak lagi membutuhkan penggunanya terhubung ke ponsel untuk bisa berkirim pesan dan membuat panggilan telepon di desktop. Aplikasi yang baru ini dibangun dengan bahasa pemrograman khusus yang dapat diterima di Windows (native to Windows), yang, menurut penjelasan WhatsApp, sejatinya membuat aplikasi itu berjalan lebih cepat dan lebih responsif. 

Google resmi meluncurkan sistem operasi terbarunya, Android 13, pada Senin 15 Agustus 2022. Evolusi yang dibawa dalam Android 13 antara lain ada pada theme atau gambar latar Material You di mana fiturnya kini mendukung ikon-ikon dari aplikasi pihak ketiga.

Komisi Perdagangan Federal (FTC) telah mengumumkan bahwa mereka sedang mempertimbangkan proposal aturan baru tentang pemrosesan dan penanganan data konsumen, dengan fokus pada “pengawasan komersial” yang dilakukan oleh pialang data. Aturan FTC sekarang memasuki periode komentar publik selama 60 hari setelah melewati pemungutan suara 3-2 untuk publikasi di Daftar Federal, dan dapat melewati proses legislatif untuk menjadi standar federal komprehensif pertama yang menangani masalah privasi data untuk semua industri. 

Serangan SMS Phishing Mengganggu Twilio Membocorkan Data Pelanggan, Cloudflare Tertarget. Twilio mengatakan beberapa karyawan jatuh karena serangan rekayasa sosial, memperlihatkan kredensial sejumlah akun karyawannya. Pelaku ancaman menggunakan kredensial yang dicuri untuk mengkompromikan sistem internal Twilio dan mengakses data pelanggan tertentu. Twilio mengatakan pelanggaran data berdampak pada setidaknya 125 pelanggan.

Periksa Fakta Sepekan Ini

Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial memiliki isu yang sangat beragam, mulai dari isu politik, sosial dan kesehatan. Buka tautannya ke kanal CekFakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:

Terkait Kasus Brigadir J:

Pemeriksaan lainnya:

Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini. Ingin mengecek fakta dari informasi atau klaim yang anda terima? Hubungi ChatBot kami.

Ikuti kami di media sosial:

Facebook

Twitter

Instagram

Telegram

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


CekFakta #256 Langkah Mengecek Transparansi Halaman Media Sosial

6 hari lalu

Logo twitter, facebook dan whatsapp. Istimewa
CekFakta #256 Langkah Mengecek Transparansi Halaman Media Sosial

Menelisik Motivasi di Balik Akun Medsos Penyebar Hoaks Melalui Transparansi Halaman


CekFakta #255 5 Langkah Memahami Setiap Kabar yang Kita Terima

13 hari lalu

Ilustrasi internet. (abc.net.au)
CekFakta #255 5 Langkah Memahami Setiap Kabar yang Kita Terima

5 Langkah Memahami Setiap Kabar yang Kita Terima


CekFakta #254 Empat Cara Mengecek Fakta Menggunakan Tools Baru Google

20 hari lalu

Logo Google. REUTERS
CekFakta #254 Empat Cara Mengecek Fakta Menggunakan Tools Baru Google

Empat Cara Mengecek Fakta Menggunakan Tools Baru Google


Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

27 hari lalu

Ilustrasi stroke. healthline.com
Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

Studi ini mengeksplorasi hubungan antara paparan polusi cahaya pada malam hari dengan potensi risiko kesehatan otak dan stroke.


CekFakta #253 CrowdTangle, Alat Pantau Disinformasi di Media Sosial Tutup

27 hari lalu

Ilustrasi hoaks atau fake news. Shutterstock
CekFakta #253 CrowdTangle, Alat Pantau Disinformasi di Media Sosial Tutup

CrowdTangle, Alat Pantau Disinformasi di Media Sosial Tutup


CekFakta #252 Menyelami Kontroversi Hasil Pencarian TikTok dalam Menyebarkan Hoaks

34 hari lalu

Logo TikTok terlihat di smartphone di depan logo ByteDance yang ditampilkan dalam ilustrasi yang diambil pada 27 November 2019. [REUTERS / Dado Ruvic / Illustration / File Photo]
CekFakta #252 Menyelami Kontroversi Hasil Pencarian TikTok dalam Menyebarkan Hoaks

TikTok disorot sebagai sarang penyebaran misinformasi maupun disinformasi.


CekFakta #251 Yang Harus Diteliti Pada Website Saat Mencari Kebenaran Informasi

41 hari lalu

Ilustrasi wanita sedang browsing internet. Pixabay.com
CekFakta #251 Yang Harus Diteliti Pada Website Saat Mencari Kebenaran Informasi

Yang Harus Diteliti Pada Website Saat Mencari Kebenaran Informasi


Studi: Pengguna Instagram dan Snapchat Cenderung Ingin Operasi Kosmetik

46 hari lalu

Logo Instagram. Kredit: TechCrunch
Studi: Pengguna Instagram dan Snapchat Cenderung Ingin Operasi Kosmetik

Hasil studi menunjukkan adanya korelasi penggunaan Instagram dan Snapchat terhadap keinginan untuk operasi kosmetik.


Cekfakta #250 Ujaran Kebencian Menyangkut SARA Meningkat Selama Pemilu 2024

47 hari lalu

Ilustrasi Ujaran Kebencian. shutterstock.com
Cekfakta #250 Ujaran Kebencian Menyangkut SARA Meningkat Selama Pemilu 2024

Ujaran kebencian ini meningkat ketika hari pemungutan suara. Bahkan hoaks berbau etnis kembali mewarnai, mendaur ulang pola kebohongan.


Studi Queen Mary University of London Ungkap Dampak Baik Puasa bagi Tubuh Manusia

52 hari lalu

Umat muslim menikmati makanan dalam acara buka puasa selama bulan suci Ramadhan, di Katedral Manchester, di Manchester, Inggris, 29 Maret 2023. REUTERS/Molly Darlington
Studi Queen Mary University of London Ungkap Dampak Baik Puasa bagi Tubuh Manusia

Peneliti di Queen Mary University of London membuat studi soal bagaimana puasa berdampak bagi tubuh manusia.