Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

CekFakta #260 Tantangan dan Upaya Pemeriksaan Fakta

image-gnews
Ilustrasi hoaks atau fake news. Shutterstock
Ilustrasi hoaks atau fake news. Shutterstock
Iklan

Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!

Tahukah Anda, bahwa terdapat peningkatan minat dan partisipasi dalam upaya global untuk memerangi disinformasi? Pemeriksaan fakta pun berkembang seiring dengan pertumbuhan infrastruktur digital dan media sosial. Di antaranya, muncul upaya penerjemahan kerja pemeriksaan fakta ke dalam berbagai bahasa dengan memanfaatkan tool Artificial Intelligence (AI) yang baru. Namun peningkatan minat dan partisipasi tersebut bukan tanpa tantangan.

Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.

Bagian ini ditulis oleh Artika Rachmi Farmita dari Tim Cek Fakta Tempo

CekFakta #260
Tantangan dan Upaya Pemeriksaan Fakta

Dilansir dari laporan International Fact-Checking Network, seratus tiga puluh tujuh organisasi di setidaknya 69 negara mengikuti survei yang berlangsung dari Januari hingga Maret 2024. Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2023, hanya 46 kelompok yang memberikan tanggapan. Ini menunjukkan peningkatan minat dan partisipasi dalam upaya global untuk memerangi disinformasi.

Govindraj Ethiraj, pendiri IndiaSpend, inisiatif jurnalisme data pertama di India, menyatakan bahwa pemeriksaan fakta berkembang seiring dengan pertumbuhan infrastruktur digital dan media sosial. Pertumbuhan itu ditandai dengan keberadaan sekitar 5 miliar pengguna media sosial di dunia dan jumlah ponsel pintar yang terus meningkat. Terdapat 800 juta ponsel pintar yang digunakan di India. Sedangkan di Tiongkok, jumlah pengguna ponsel pintar berjumlah lebih dari 1 miliar. Akibatnya, penyebaran disinformasi menjadi semakin mudah.

“Penyebaran informasi yang salah sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir berkat infrastruktur digital, sehingga pemeriksaan fakta menjadi lebih diperlukan,” kata Ethiraj.

Di sisi lain, jurnalis berpengalaman untuk The Economist Peter Cunliffe-Jones menekankan pentingnya penerjemahan kerja pemeriksaan fakta ke dalam berbagai bahasa. Salah satunya dengan memanfaatkan tool Artificial Intelligence (AI) yang baru.

Survei menunjukkan sekitar 47,4% signatories atau penandatangan telah membuat atau sedang berupaya menetapkan pedoman editorial untuk menggunakan chatbot AI seperti ChatGPT dan Google Bard dalam pekerjaan mereka.

Namun ia juga menyebutkan tantangan lain adalah membedakan antara pemeriksa fakta yang mengikuti Kode Prinsip IFCN dan kelompok yang didukung oleh pemerintah yang meniru pemeriksaan fakta untuk menyebarkan disinformasi. Kesadaran masyarakat luas mengenai kode etik IFCN masih kurang, sehingga masyarakat sulit membedakan antara pemeriksaan fakta yang independen dan yang didukung oleh pemerintah.

“Kesadaran masyarakat tentang kode etik IFCN sangat penting. Tanpa itu, kita hanya menjadi suara di tengah kebisingan,” kata Cunliffe-Jones.

Di Indonesia, tren disinformasi menunjukkan pola yang serupa. Penggunaan media sosial yang luas dan peningkatan jumlah pengguna ponsel pintar memfasilitasi penyebaran informasi yang salah. Pemilu, politik, dan kesehatan masyarakat adalah topik yang paling banyak diperiksa faktanya di Indonesia, sejalan dengan tren global.

Sejak tahun 2014, pemeriksaan fakta di Indonesia melalui kolaborasi CekFakta.com, berfokus pada klaim publik dengan menggunakan data dan bukti yang sudah ada di domain publik, terutama dari pemerintah. Kini pemeriksaan fakta makin berkembang hingga membongkar gambar, video, dan deepfake yang berbahaya.

Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo Media Lab

Cek Fakta Pilihan

Benarkah Ini Enam Kebiasaan setelah Makan Penyebab Stroke?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebuah video beredar di Facebook, Instagram, dan TikTok, yang berisi narasi terdapat enam kebiasaan setelah makan yang bisa menyebabkan sakit stroke. Video itu memperlihatkan infografis yang menerangkan kebiasaan-kebiasaan setelah makan yang diklaim dapat menyebabkan seseorang terserang stroke. Kebiasaan-kebiasaan itu adalah langsung mandi, langsung tidur, langsung minum teh, langsung makan buah, langsung olahraga, atau langsung berenang.

| Hasil Pemeriksaan fakta

Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya (FIK UM Surabaya), Firman, menjelaskan ada dua penyebab terjadinya stroke. Pertama hemoragik atau perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah di otak. Kedua, stroke yang disebabkan adanya sumbatan alias emboli.

Baca selengkapnya

Waktunya Trivia!

Benarkah Cucu Ayatullah Khamenei Tanpa Jilbab di New York dan Disambut Unjuk Rasa?

Sebuah video memperlihatkan seorang perempuan yang diklaim sebagai cucu dari pemimpin Iran, Ayatullah Khamenei, turun dari mobil mewah. Video itu diunggah ke X pada 12 Mei 2024 diklaim berlokasi di New York dan sosok perempuan itu disambut aksi unjuk rasa. Dalam video itu terlihat dua perempuan itu turun dari mobil dengan mengenakan pakaian modern dan tanpa jilbab lalu disambut dengan aksi unjuk rasa. Video tersebut dikaitkan dengan maraknya aksi protes menentang keberadaan unit polisi Iran yang lebih dikenal dengan sebutan “polisi moral” yang bertugas memantau dan menangkap kaum perempuan yang tidak mengenakan jilbab di muka umum.

Mari kita cek faktanya!

Ada Apa Pekan Ini?

Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial memiliki beragam isu. Buka tautannya ke kanal Cek Fakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:

Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini. Ingin mengecek fakta dari informasi atau klaim yang anda terima? Hubungi ChatBot kami.

Ikuti kami di media sosial:

Facebook

Twitter

Instagram

Telegram

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


CekFakta #265 Was-was Sindikat Perdagangan Orang di Balik Penipuan dan Judi Online

4 hari lalu

Ilustrasi Judi Online (Tempo)
CekFakta #265 Was-was Sindikat Perdagangan Orang di Balik Penipuan dan Judi Online

Was-was Sindikat Perdagangan Orang di Balik Penipuan dan Judi Online


CekFakta #264 Tipu Daya Industri Rokok: Memproduksi Hoaks untuk Mengelabui Masyarakat

11 hari lalu

Seorang pria mencampur busa filter rokok yang telah dipisahkan dari puntung rokok di mesin penghancur industri di pabrik daur ulang puntung rokok di Noida, India 12 September 2022. Puntung-puntung rokok tersebut dikumpulkan dari jalan-jalan di Ibu Kota India. REUTERS/Anushree Fadnavis
CekFakta #264 Tipu Daya Industri Rokok: Memproduksi Hoaks untuk Mengelabui Masyarakat

motif apa yang sesungguhnya berada di balik topu daya industri rokok memproduksi hoaks?


5 Tantangan Hidup yang Dihadapi Generasi Z

12 hari lalu

Generasi Z. Foto: Freepik.com/pch.vector
5 Tantangan Hidup yang Dihadapi Generasi Z

Generasi Z menghadapi tantangan yang kompleks dan beragam dalam kehidupan mereka.


CekFakta #263 Waspada Operasi Disinformasi Menggunakan Kecerdasan Buatan

18 hari lalu

Ilustrasi OpenAI. REUTERS/Dado Ruvic
CekFakta #263 Waspada Operasi Disinformasi Menggunakan Kecerdasan Buatan

OpenAI, baru-baru ini mengungkapkan bahwa model kecerdasan buatan (AI) buatan mereka disalahgunakan untuk menyebar disinformasi.


CekFakta #262 Hati-hati, Hoaks Penipuan Berkedok Artis Bagi-bagi Duit Hasil Editan

25 hari lalu

Ilustrasi penipuan investasi. Pexels/Tima Miroshnichenko
CekFakta #262 Hati-hati, Hoaks Penipuan Berkedok Artis Bagi-bagi Duit Hasil Editan

Penipuan online yang mencatut atau memanipulasi tokoh-tokoh publik semakin banyak serta meresahkan.


Angkat Tema Cek Fakta, Politeknik Tempo Raih Juara 3 Parade Jurnalistik Epicentrum 2024

30 hari lalu

Mahasiswi Politeknik Tempo raih Juara 3 Parade Jurnalistik Epicentrum 2024
Angkat Tema Cek Fakta, Politeknik Tempo Raih Juara 3 Parade Jurnalistik Epicentrum 2024

Kemenangan tim APA menjadi awal dari perjuangan mahasiswa Produksi Media Politeknik Tempo untuk memperbaiki tingkat literasi di kalangan anak muda.


CekFakta #261 Hoaks Kesehatan Masih Beredar, Lebih dari Sekadar Minimnya Literasi

33 hari lalu

Ilustrasi kecerdasan buatan untuk kesehatan. Kredit: Antaranews
CekFakta #261 Hoaks Kesehatan Masih Beredar, Lebih dari Sekadar Minimnya Literasi

hoaks seputar kesehatan seolah tak ada habisnya.


CekFakta #259 Memahami Konten-konten Viral Reduksi Penyebarkan Hoaks

46 hari lalu

Logo TikTok terlihat di smartphone di depan logo ByteDance yang ditampilkan dalam ilustrasi yang diambil pada 27 November 2019. [REUTERS / Dado Ruvic / Illustration / File Photo]
CekFakta #259 Memahami Konten-konten Viral Reduksi Penyebarkan Hoaks

Memahami Konten-konten Viral Reduksi Penyebar Hoaks


Anggota Komunitas Pers Politeknik Tempo Tamatkan Pelatihan, Resmi jadi Agen Cek Fakta

53 hari lalu

Komunitas Pers Politeknik Tempo (KORSTE) berfoto bersama Pembina KORSTE Rachma Tri Widuri, Direktur Politeknik Tempo Shalfi Andri, serta tim Cek Fakta Tempo Inge Klarasafitri dan Aditya Sista pada Jumat, 3 Mei 2024. Anggota KORSTE telah resmi menyelesaikan pelatihan cek fakta bersama tim Cek Fakta Tempo yang telah berlangsung selama dua bulan ini. Dok. Rachma Tri Widuri.
Anggota Komunitas Pers Politeknik Tempo Tamatkan Pelatihan, Resmi jadi Agen Cek Fakta

Komunitas Pers Politeknik Tempo (Korste) telah menyelesaikan rangkaian pelatihan cek fakta bersama tim Cek Fakta Tempo pada Jumat, 3 Mei 2024 dan resmi menjadi agen cek fakta.


CekFakta #258 Energi Positif yang Palsu selama Pilpres 2024

53 hari lalu

Baliho sosialisasi visi dan misi tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden 2024 yang terpasang di kawasan Kuningan, Jakarta, Senin, Selasa, 9 Januari 2024. Baliho sosialisasi tersebut bertujuan untuk mengedukasi masyarakat agar mengetahui visi dan misi ketiga paslon capres-cawapres 2024 serta mengajak masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya pada 14 Februari 2024. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
CekFakta #258 Energi Positif yang Palsu selama Pilpres 2024

Toxic Positivity; Energi Positif yang Palsu selama Pilpres 2024