Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cekfakta #227 Kenali Modus-modus Penipuan, Agar Tidak Pusing Terkena Phising

image-gnews
Phising adalah tindakan kejahatan penipuan dengan tujuan mendapatkan informasi data pribadi hingga rekening secara online. Ketahui ciri-cirinya. Foto: Canva
Phising adalah tindakan kejahatan penipuan dengan tujuan mendapatkan informasi data pribadi hingga rekening secara online. Ketahui ciri-cirinya. Foto: Canva
Iklan

Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!

Kehadiran hoaks tak hanya akibat ulah oknum iseng belaka, tapi hoaks juga sengaja dibuat untuk meraup keuntungan materi. Salah satunya, hoaks kerap digunakan untuk menipu atau phising.

Sejumlah modus penipuan masih menggunakan modus lama. Di sisi lain modus-modus baru juga muncul dan semakin bervariasi. Namun, mengapa masih saja orang-orang di sekitar kita masih terpancing, ya?

Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.

Bagian ini ditulis oleh Artika Rachmi Farmita dari Tim Cek Fakta Tempo

Prebunking Series (43)
Kenali Modus-modus Penipuan, Agar Tidak Pusing Terkena Phising

Phishing merupakan bentuk penipuan dalam bentuk pencurian informasi penting. Lalu, para calon korban akan diarahkan ke situs palsu untuk mencuri lebih banyak data. Mulai dari informasi pribadi seperti tanggal lahir, alamat email, nama ibu kandung, hingga data perbankan seperti nomor rekening, nomor PIN, sampai nomor kartu debit atau kredit.

Untuk melindungi diri dan meningkatkan kewaspadaan kita, penting untuk memahami berbagai jenis penipuan yang ada, terutama jika Anda adalah pengguna WhatsApp. Dilansir Tempo, berikut 7 jenis modus penipuan yang perlu diwaspadai:

  1. Penipuan dengan Mengirimkan Tautan (Link)

Modus penipuan paling sering biasanya menggunakan tautan alias link. Penjahat akan mengirimkan pesan berantai yang berisi tautan dengan klaim promo, pemberitahuan hadiah, atau iming-iming “link kuota gratis”. Padahal sebenarnya itu adalah tautan phishing yang berbahaya.

  1. Permintaan Kode OTP

Modus lainnya adalah penipu yang meminta kode OTP. Mereka akan menghubungi korban melalui WhatsApp dan mendesak bahwa mereka salah memasukkan nomor telepon saat verifikasi dan kode OTP telah terkirim ke nomor kita. Padahal, kita tidak boleh sembarangan memberikan kode OTP karena itu adalah informasi rahasia yang tidak boleh dibagikan kepada siapapun.

  1. Penipuan Menggunakan Kedok Kurir Paket

Modus penipuan lain adalah berpura-pura menjadi kurir paket. Triknya serupa, yakni mengirim pesan kepada korban dengan file berjenis APK yang terlihat seperti “foto paket”. Jika korban mengunduh file APK ini, risiko kehilangan saldo di akun m-banking bisa terjadi karena data akan dicuri.

  1. Penipuan dengan Tagihan PLN Palsu

Selain kurir paket, penipuan dengan mengatasnamakan petugas PLN juga semakin marak. Penipu akan menyamar sebagai petugas PLN dan meminta penerima pesan untuk memeriksa tagihan listrik menggunakan file APK yang dikirimkan. Mereka memanfaatkan kelalaian korban yang tidak memeriksa jenis file yang diterima. File APK ini sebenarnya bertujuan mencuri data pribadi, termasuk informasi perbankan.

  1. Penipuan dengan Undangan Pernikahan Palsu

Penipuan dengan modus undangan pernikahan palsu ini sempat ramai pula. Penjahat akan mengirimkan link undangan pernikahan kepada calon korban, yang sebenarnya adalah pesan undangan dengan format .apk. Mereka melakukannya untuk mencuri data pribadi. Sebagai contoh, jika Anda menerima pesan undangan pernikahan dalam format .apk, bijaklah untuk tidak segera mengkliknya demi menjaga keamanan data pribadi Anda.

  1. Penipuan dengan Surat Tilang Online

Penipu akan mengaku sebagai pihak kepolisian dan mengirimkan surat tilang. Mereka akan mengirimkan file APK bernama “Surat Tilang-1.0” dan meminta korban untuk mengunduhnya. Setelah dibaca, penipu akan menuntut korban untuk segera mendatangi kantor polisi terdekat. Bagi yang sudah terlanjur mengunduh file APK tersebut, risiko kehilangan saldo atau dana di akun m-banking sangat tinggi.

  1. Berpura-pura Sebagai Pembeli

Penipuan ini terutama menargetkan penjual online. Penipu akan berpura-pura menjadi pembeli yang berencana melakukan pembelian besar-besaran melalui WhatsApp. Mereka kemudian mengirimkan dokumen atau file dalam format .pdf. Namun, setelah mengekliknya, file tersebut mengarah ke sebuah aplikasi yang otomatis terunduh. Tanpa disadari, aplikasi tersebut digunakan untuk mencuri data pribadi dan mengakses akun mobile banking. Jadi, selalu berhati-hati dalam bertransaksi online.

Di antara 7 modus di atas, mana yang paling sering Anda temui? Pada dasarnya, kita harus berhati-hati agar tidak mengklik sembarang tautan atau tombol, serta tidak membagikan informasi pribadi.

Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo Media Lab

Cek Fakta Pilihan

Benarkah Anies Baswedan Ditelanjangi Setelah Menyerang Presiden Joko Widodo?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Anies Baswedan Ditelanjangi Setelah Menyerang Presiden Joko Widodo. Video yang diunggah pada 17 September 2023 itu menambahkan narasi “Anies dilabrak dan di te-lan-ja-ngi habis habisan usai tau lakukan ini” itu telah ditonton 240 ribu kali dan dikomentari 6.8 ribu kali. 

| Hasil Pemeriksaan fakta

Narasi soal Anies Baswedan ditelanjangi merupakan informasi yang terus berulang-ulang dibagikan dan diketahui merupakan informasi yang telah dinyatakan sebagai informasi yang salah. Tempo bahkan tidak menemukan informasi valid yang menjelaskan peristiwa Anies Baswedan di telanjangai setelah menyerang presiden Joko Widodo.  

Baca selengkapnya

Waktunya Trivia!

Benarkah Vaksin Covid-19 Diformulasikan Sebagai Senjata Biologis?

Sebuah video pendek dengan narasi bahwa vaksin Covid-19 merupakan senjata biologis alias bioweapon beredar di media sosial Instagram. Video tersebut menayangkan hasil tangkapan layar artikel sebuah situs web yang memuat narasi bahwa vaksin Covid-19 merupakan senjata biologis berbahaya dan mematikan. Satu dosis vaksin disebut telah tercemar oleh 200 miliar keping DNA. Pandemi Covid-19 juga disebut telah digunakan untuk kediktatoran dunia.

| Bagaimana hasil pemeriksaan faktanya?

Mari kita cek faktanya!

Ada Apa Pekan Ini?

Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial memiliki isu yang sangat beragam, mulai dari isu politik, sosial dan kesehatan. Buka tautannya ke kanal Cek Fakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:

Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini. Ingin mengecek fakta dari informasi atau klaim yang anda terima? Hubungi ChatBot kami.

Ikuti kami di media sosial:

Facebook

Twitter

Instagram

Telegram

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


CekFakta #257 Hoaks Deepfake Menipu Konsumen dan Mengancam Bisnis

1 hari lalu

CekFakta #257 Hoaks Deepfake Menipu Konsumen dan Mengancam Bisnis

Deepfake, kini semakin mudah dibuat dan semakin sulit dikenali. Dampak yang ditimbulkan oleh penipuan deepfake pun, tidak main-main.


CekFakta #256 Langkah Mengecek Transparansi Halaman Media Sosial

8 hari lalu

Logo twitter, facebook dan whatsapp. Istimewa
CekFakta #256 Langkah Mengecek Transparansi Halaman Media Sosial

Menelisik Motivasi di Balik Akun Medsos Penyebar Hoaks Melalui Transparansi Halaman


Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

12 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

Berikut beberapa tips untuk meminimalkan dampak penggunaan media sosial terhadap tingkat stres pada peringatan Bulan Kesadaran Stres.


CekFakta #255 5 Langkah Memahami Setiap Kabar yang Kita Terima

15 hari lalu

Ilustrasi internet. (abc.net.au)
CekFakta #255 5 Langkah Memahami Setiap Kabar yang Kita Terima

5 Langkah Memahami Setiap Kabar yang Kita Terima


Beredar Ada Gas di Wilayah IKN, Jubir Otorita Ingatkan Masyarakat Waspadai Hoaks

21 hari lalu

Juru Bicara Otorita Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Troy Pantouw di Hotel Shangri-La Jakarta pada Senin, 26 Februari 2024. TEMPO/Annisa Febiola
Beredar Ada Gas di Wilayah IKN, Jubir Otorita Ingatkan Masyarakat Waspadai Hoaks

Jubir OIKN sebut video viral soal kandungan gas di wilayah IKN adalah hoaks.


CekFakta #254 Empat Cara Mengecek Fakta Menggunakan Tools Baru Google

22 hari lalu

Logo Google. REUTERS
CekFakta #254 Empat Cara Mengecek Fakta Menggunakan Tools Baru Google

Empat Cara Mengecek Fakta Menggunakan Tools Baru Google


CekFakta #253 CrowdTangle, Alat Pantau Disinformasi di Media Sosial Tutup

29 hari lalu

Ilustrasi hoaks atau fake news. Shutterstock
CekFakta #253 CrowdTangle, Alat Pantau Disinformasi di Media Sosial Tutup

CrowdTangle, Alat Pantau Disinformasi di Media Sosial Tutup


Top 3 Tekno: Kongres Drone di Cina, ITB Jaring Pendaftar SNBP 2024, Pedoman SNBP 2024

32 hari lalu

SNBP, Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi. wikipedia.org
Top 3 Tekno: Kongres Drone di Cina, ITB Jaring Pendaftar SNBP 2024, Pedoman SNBP 2024

Dua dari tiga artikel Top 3 Tekno berkaitan dengan pengumuman SNBP 2024.


Sumardji Pastikan Isu Hotel Timnas Indonesia Diserang Kembang Api Hoaks

34 hari lalu

Manager Timnas Indonesia, Kombes Sumardji. (foto: istimewa)
Sumardji Pastikan Isu Hotel Timnas Indonesia Diserang Kembang Api Hoaks

Ketua BTN Sumardji menduga kembang api yang muncul di dekat lokasi Timnas Indonesia latihan berasal dari pesta rakyat setempat.


CekFakta #252 Menyelami Kontroversi Hasil Pencarian TikTok dalam Menyebarkan Hoaks

36 hari lalu

Logo TikTok terlihat di smartphone di depan logo ByteDance yang ditampilkan dalam ilustrasi yang diambil pada 27 November 2019. [REUTERS / Dado Ruvic / Illustration / File Photo]
CekFakta #252 Menyelami Kontroversi Hasil Pencarian TikTok dalam Menyebarkan Hoaks

TikTok disorot sebagai sarang penyebaran misinformasi maupun disinformasi.