Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

CekFakta #259 Memahami Konten-konten Viral Reduksi Penyebarkan Hoaks

image-gnews
Logo TikTok terlihat di smartphone di depan logo ByteDance yang ditampilkan dalam ilustrasi yang diambil pada 27 November 2019. [REUTERS / Dado Ruvic / Illustration / File Photo]
Logo TikTok terlihat di smartphone di depan logo ByteDance yang ditampilkan dalam ilustrasi yang diambil pada 27 November 2019. [REUTERS / Dado Ruvic / Illustration / File Photo]
Iklan

Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!

Apakah Anda pernah memperhatikan, beberapa postingan yang paling disukai dan berinteraksi dengan feed media sosial kita, ternyata juga berisi hoaks? Informasi palsu ini benar-benar menjadi masalah serius di hampir semua jenis media sosial. 

Hoax alias informasi palsu ini menyebar lebih cepat dan lebih jauh dibandingkan dengan berita yang benar. Terutama jika berita tersebut berkaitan dengan topik-topik yang bersifat emosional dan politis. 

Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.

Bagian ini ditulis oleh Artika Rachmi Farmita dari Tim Cek Fakta Tempo

CekFakta #259

Memahami Konten-konten Viral Reduksi Penyebar Hoaks

Sebuah riset NewsGuard menemukan bahwa 1 dari 5 unggahan berita di TikTok mengandung informasi yang salah alias hoaks. Kabar palsu ini lebih parah lagi ketika terkait vaksin COVID-19 dan ancaman terhadap demokrasi. Ini semakin menegaskan bukti-bukti sebelumnya yang menunjukkan bahwa penyebaran konten palsu memang dapat menimbulkan konsekuensi negatif bagi demokrasi dan kesehatan masyarakat.

Para pakar dan penyedia platform sendiri sudah berupaya mengembangkan berbagai intervensi untuk melawan misinformasi di media sosial. Akan tetapi intervensi ini seringkali kurang efektif untuk melawan misinformasi yang mempolarisasi secara politis. Untuk menemukan solusi yang lebih baik, Profesor Jay van Bavel dkk dari New York University (NYU) baru-baru ini mencoba mengembangkan intervensi yang mungkin bekerja lebih baik untuk melawan konten terpolarisasi.

Dalam makalah terbaru yang dipimpin oleh alumni laboratorium Clara Pretus, bersama dengan Ali Javeed, Diána Huges, Kobi Hackenburg, Manos Tsakiris, Oscar Villaroya, dan Jay Van Bavel, mereka mengembangkan dan menguji sebuah intervensi berbasis identitas untuk melawan misinformasi di media sosial.

Sekelompok peneliti NYU Social Identity & Morality Lab ini lalu mencoba merancang solusi yang akan memberi insentif pada konten yang lebih akurat dengan memberi sinyal norma-norma sosial yang lebih sehat seputar pelaporan berita palsu.

Para peserta di seluruh spektrum politik ditanyai seberapa besar kemungkinan mereka akan membagikan postingan media sosial yang disimulasikan oleh para pemimpin politik yang berbeda dari partai politik mereka. Unggahan-unggahan tersebut berisi informasi yang salah tentang isu-isu yang mempolarisasi politik (misalnya, imigrasi, tunawisma, dan lain-lain). 

Satu kelompok partisipan diberitahu bahwa penghitungan yang menyesatkan tersebut menunjukkan penilaian dari sesama partisan, dan kelompok lainnya diberitahu bahwa penghitungan tersebut mencerminkan penilaian dari pengguna umum. Para penulis kemudian membandingkan hasil dari intervensi ini dengan intervensi misinformasi online populer lainnya, seperti dorongan akurasi dan tag resmi Twitter yang mencegah Tweet dibagikan, disukai, atau dikirim ulang.

Jumlah orang yang melaporkan bahwa mereka cenderung membagikan postingan media sosial yang menyesatkan, turun sebesar 25% sebagai respons terhadap penghitungan menyesatkan. Ini karena mereka ditunjukkan penilaian dalam kelompok sesama mereka. Angka ini lebih tinggi dibandingkan mereka yang merespons karena didorong sinyal-sinyal akurasi, yakni hanya turun sebesar 5%.  

Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo Media Lab

Cek Fakta Pilihan

Benarkah Kasus Demam Berdarah di Indonesia Meningkat karena Efek Vaksin Covid-19 atau Wolbachia?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebuah konten beredar di media sosial dengan klaim bahwa peningkatan kasus demam berdarah di Indonesia disebabkan karena efek vaksin Covid-19 dan diterapkannya metode Wolbachia. Di Facebook, narasi serupa diunggah akun ini [arsip] pada 3 Mei 2024. "DBD meningkat bahkan ada yang sampai meninggal, efek vaksin covid atau nyamuk wolbachia yang gagal?" tulis akun tersebut.

| Hasil Pemeriksaan fakta

Guru Besar Bidang Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Erni Juwita Nelwan, mengatakan faktor lingkungan  berperan penting dalam lonjakan kasus DBD karena nyamuk Aedes aegypti biasanya bertelur saat musim panas. Telur-telur itu bisa bertahan hingga delapan bulan, dan akan menetas saat tergenang air. Maka, musim panas berkepanjangan karena El Niño membuat stok telur Aedes aegypti meningkat, dan sekalinya hujan, jumlah nyamuk yang lahir jauh lebih banyak dari biasanya.

Baca selengkapnya

Waktunya Trivia!

Benarkah WhatsApp Bocorkan Data pada IDF untuk Bantai Warga Gaza?

Sebuah video beredar di WhatsApp, serta akun Facebook ini dan ini, yang disertai narasi Whatsapp telah membocorkan data pengguna di Gaza pada Tentara Pertahanan Israel (IDF) untuk melakukan pembantaian. Dikatakan bahwa data pengguna WhatsApp itu digunakan IDF untuk menentukan sasaran serangan mereka yang sedang berada di rumah masing-masing. Mereka kemudian menyerang sasaran-sasaran itu menggunakan bom.

Mari kita cek faktanya!

Ada Apa Pekan Ini?

Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial memiliki beragam isu. Buka tautannya ke kanal Cek Fakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:

Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini. Ingin mengecek fakta dari informasi atau klaim yang anda terima? Hubungi ChatBot kami.

Ikuti kami di media sosial:

Facebook

Twitter

Instagram

Telegram

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


CekFakta #260 Tantangan dan Upaya Pemeriksaan Fakta

2 hari lalu

Ilustrasi hoaks atau fake news. Shutterstock
CekFakta #260 Tantangan dan Upaya Pemeriksaan Fakta

Pemeriksaan fakta berkembang seiring dengan pertumbuhan infrastruktur digital dan media sosial. Sehingga ikut menemui beragam tantangan.


Daftar Kasus Viral yang Menyeret Bea Cukai, Terbaru: Alat Paralayang Milik Atlet Ditahan

3 hari lalu

Ilustrasi petugas bea cukai di bandara. Foto : Bea Cukai
Daftar Kasus Viral yang Menyeret Bea Cukai, Terbaru: Alat Paralayang Milik Atlet Ditahan

Direktorat Jenderal Bea Cukai Kemenkeu kembali terseret kasus saat menangani barang impor masyarakat. Berikut beberapa kasus viral tersebut.


Viral Calon Pekerja Dites Tinggi Badan, Netizen: Di Dunia Kerja yang Dibutuhkan Skill

3 hari lalu

Ilustrasi lowongan kerja. Tempo/M Taufan Rengganis
Viral Calon Pekerja Dites Tinggi Badan, Netizen: Di Dunia Kerja yang Dibutuhkan Skill

Viral video memperlihatkan ratusan calon pekerja diukur dan di tes tinggi badan secara langsung.


Jaksa Interogasi Pendeta Pemberi Hadiah Tas Mewah Ibu Negara Korea Selatan

7 hari lalu

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dan istrinya Kim Keon Hee berjalan saat upacara di Amsterdam, Belanda 12 Desember 2023. REUTERS/Piroschka van de Wouw/File Foto
Jaksa Interogasi Pendeta Pemberi Hadiah Tas Mewah Ibu Negara Korea Selatan

Kejaksaan Korea Selatan menginterogasi pendeta yang diam-diam merekam dirinya menyerahkan tas tangan mewah merk Dior kepada Ibu Negara Kim Keon Hee


Sedang Asyik Jalan-jalan di Yogyakarta, Wisatawan Dihadang Debt Collector di Jalanan

8 hari lalu

Potongan video viral saat wisatawan yang sedang berwisata ke Yogya dihadang debt collector karena dituduh menunggak cicilan mobilnya. Dok.istimewa
Sedang Asyik Jalan-jalan di Yogyakarta, Wisatawan Dihadang Debt Collector di Jalanan

Para penagih pun telah meminta maaf kepada wisatawan Yogyakarta itu karena salah sasaran, melalui sambungan aplikasi video.


Viral Wajib Bayar Biaya 30 Persen dari Harga Peti Jenazah di Bandara, Begini Penjelasan Bea Cukai

8 hari lalu

Ilustrasi petugas Bea Cukai. Instagram/Beacukairi
Viral Wajib Bayar Biaya 30 Persen dari Harga Peti Jenazah di Bandara, Begini Penjelasan Bea Cukai

Ramai di media sosial soal peti jenazah dari Penang dikenakan bea masuk sebesar 30 persen dari harga peti. Kemenkeu. Begini penjelasan Bea Cukai.


Viral Ajak Youtuber Korea Selatan ke Hotel, Kepala Kantor UPBU Sangia Nibandera Kolaka Dibebastugaskan

10 hari lalu

Ilustrasi Viral atau Video Viral. shutterstock.com
Viral Ajak Youtuber Korea Selatan ke Hotel, Kepala Kantor UPBU Sangia Nibandera Kolaka Dibebastugaskan

Video yang memperlihatkan pria diduga Asri Damuna menggoda seorang Youtuber asal Korea Selatan itu viral di media sosial.


Cerita Karyawan Kafe Bukanagara Coffee and Roastery soal Kronologi Gajinya Telat Dibayar sejak 2022

11 hari lalu

Suasana di Bukanagara Coffe and Roastery di Graha CIMB Niaga, Jakarta wpada Rabu pagi, 8 Mei 2024. Tempo/Novali Panji
Cerita Karyawan Kafe Bukanagara Coffee and Roastery soal Kronologi Gajinya Telat Dibayar sejak 2022

Kafe artistik bernuansa Studio Ghibli di kawasan Jakarta Selatan bernama Bukanagara Coffee and Roastery jadi sorotan publik belakangan ini.


Pemilik Bukanagara Coffee and Roastery Blak-blakan Usai Viral Diisukan Telat Bayar Gaji Karyawan

12 hari lalu

Willawati pemilik Bukanagara Coffee and Roastery. FOTO/Instagram/wiew94
Pemilik Bukanagara Coffee and Roastery Blak-blakan Usai Viral Diisukan Telat Bayar Gaji Karyawan

Willawati, produser film layar lebar Budi Pekerti terseret di kasus dugaan tunggakan gaji karyawan kafe Bukanagara Coffee and Roastery yang viral.


Pakar Keamanan Siber Ingatkan Dampak Hoaks dan Deepfake yang Memanfaatkan AI

12 hari lalu

Pakar Keamanan Siber Ingatkan Dampak Hoaks dan Deepfake yang Memanfaatkan AI

Konten hoaks dan fenomena deepfake menjamur, terutama dengan AI yang semakin canggih dan kompleks.