Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cekfakta #240 Ada Apa di Balik Serbuan Kabar Bohong tentang Pengungsi Rohingya di Medsos?

image-gnews
Mahasiswa bersama polisi membantu menaikan sejumlah imigran etnis Rohingya ke truk saat berlangsung pemindahan paksa di penampungan sementara gedung  Balai Meuseuraya Aceh (BMA), Banda Aceh, Aceh, Rabu, 27 Desember 2023. Sebanyak 137 pengungsi imigran etnis Rohingya yang ditempatkan di penampungan sementara gedung BMA itu dipindahkan paksa mahasiswa setelah menggelar aksi damai ke kantor Kemenkumham Provinsi Aceh. ANTARA/Ampelsa
Mahasiswa bersama polisi membantu menaikan sejumlah imigran etnis Rohingya ke truk saat berlangsung pemindahan paksa di penampungan sementara gedung Balai Meuseuraya Aceh (BMA), Banda Aceh, Aceh, Rabu, 27 Desember 2023. Sebanyak 137 pengungsi imigran etnis Rohingya yang ditempatkan di penampungan sementara gedung BMA itu dipindahkan paksa mahasiswa setelah menggelar aksi damai ke kantor Kemenkumham Provinsi Aceh. ANTARA/Ampelsa
Iklan

Para pengungsi Rohingya yang terdiri dari perempuan, ibu, dan anak-anak, berlinang air mata saat ratusan mahasiswa mengepung Gedung Balee Meuseuraya Aceh (BMA) dan mengusir mereka, Rabu lalu. Dengan penuh kesedihan, mereka dipaksa masuk ke dalam mobil truk yang disiapkan oleh mahasiswa, diiringi lemparan barang-barang, menambah suasana tegang. 

Ketika ditanya apa alasan mereka melakukannya, generasi muda ini tidak dapat menjawab dengan pasti selain mengutip narasi-narasi disinformasi dari media sosial. Bagaimana mungkin kabar bohong dapat menyebar secara cepat serta menggerus adab dan kemanusiaan?

Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.

Bagian ini ditulis oleh Artika Rachmi Farmita dari Tim Cek Fakta Tempo

Ada Apa di Balik Serbuan Kabar Bohong tentang Pengungsi Rohingya di Medsos?

Aksi pengusiran pengungsi Rohingya oleh ratusan mahasiswa itu, memberikan gambaran betapa disinformasi dapat memicu trauma, mengikis kemanusiaan. Tak hanya mengancam keselamatan para pengungsi, peristiwa itu terbukti menimbulkan perpecahan di antara masyarakat Indonesia sendiri.

UNHCR, sebuah Komisi Tinggi PBB untuk urusan pengungsi, menilai serangan massa terhadap pengungsi ini sebagai kampanye online yang terkoordinasi berisi misinformasi, disinformasi dan ujaran kebencian terhadap pengungsi. Tujuannya untuk merusak upaya Indonesia dalam menyelamatkan nyawa orang-orang yang putus asa dalam kesulitan di laut itu.

Dilansir BBC Indonesia, lembaga analisis media sosial, Drone Emprit menemukan informasi bohong dan narasi kebencian terhadap pengungsi Rohingya di media sosial X (Twitter) sengaja disebarkan melalui akun-akun fanbase tertentu. Menyebarkan informasi bohong dan narasi kebencian terhadap pengungsi Rohingya dengan cara seperti itu, sangat signifikan untuk memperbesar percakapan, sehingga gampang menarik perhatian nasional. 

Pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi, menjelaskan bahwa klaster yang kontra terhadap pengungsi Rohingya sebetulnya lebih kecil daripada yang pro. Namun dampaknya sangat signifikan meningkatkan volume percakapan di X karena akun-akun fanbase memiliki banyak pengikut dan pengirimnya tidak mengungkapkan identitas alias ‘pesan anonim’.

Analisis Drone Emprit juga menyebutkan bahwa selama periode 3-16 Desember 2023, penolakan dan kecaman terhadap imigran Rohingya sebelumnya juga banyak diunggah akun pro Prabowo. Sementara dalam analisis emosi didominasi oleh isu Trust (Kepercayaan). Artinya, publik meyakini ada indikasi dan dugaan bahwa hoaks dan tuduhan terhadap Rohingya adalah “pesanan” dari pihak tertentu. Misalnya, tudingan ada kerja sama Junta Militer Myanmar dan Israel di baliknya.

Pada akhirnya, produsen kabar bohong senantiasa menggunakan taktik fearmongering atau menakut-nakuti. Dosen Program Studi Hubungan Internasional President University, Nino Viartasiwi, mengimbau agar kita tidak termakan oleh taktik menakut-nakuti karena berujung pada demonisasi (melebih-lebihkan keburukan) terhadap pengungsi Rohingya. “Mengapa Rohingya? Karena jumlah mereka banyak, hopeless, mudah didemonisasi untuk isu sekuriti (politik),” ujarnya dalam media briefing yang digelar Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia.

Memeriksa ulang semua informasi yang tersedia secara online adalah hal yang tidak boleh dihindari di era digital. Media sosial, kata Nino, menjadi tantangan nyata bagaimana kita kelak membangun kehidupan bermasyarakat yang beradab.

Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo Media Lab

Cek Fakta Pilihan

Benarkah UNHCR Tidak Peduli pada Pengungsi Palestina dan Minta Pulau untuk Pengungsi Rohingya?

Sebuah video memuat klaim tentang kejanggalan-kejanggalan Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-bangsa (UNHCR) seiring dengan kedatangan pengungsi Rohingya ke Indonesia dalam sebulan terakhir. Video berdurasi 2 menit 41 detik itu diunggah di Tiktok oleh akun ini [arsip] pada 17 Desember 2023. Beberapa klaim yang disebut dalam video: 

  1. UNHCR tidak pernah bersuara atas apa yang terjadi di Palestina, termasuk saat penduduk Palestina ingin mengungsi ke negara-negara tetangga. 
  2. UNHCR memaksa pemerintah Indonesia untuk memberikan fasilitas yang lebih layak kepada pengungsi Rohingya, bahkan menyarankan pemerintah untuk memberikan pulau.
  3. UNHCR memprioritaskan Indonesia sebagai tempat pengungsi rohingya. Padahal Indonesia adalah negara dengan kemiskinan terbanyak di dunia, sementara masih banyak negara yang super power yang menolak Rohingya.

| Hasil Pemeriksaan fakta

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk memeriksa klaim tersebut, Tim Cek Fakta Tempo menggunakan sumber-sumber kredibel dan menghubungi UNHCR Indonesia. Hasil verifikasi menunjukkan bahwa seluruh klaim dalam video itu tidak sesuai fakta.

Baca selengkapnya

Waktunya Trivia!

Benarkah Kedatangan Pengungsi Rohingya ke Indonesia Merupakan Propaganda Penjajahan Gaya Baru?

Sebuah narasi beredar di TikTok [arsip] dan Facebook [arsip] yang mengklaim bahwa pengungsi Rohingya yang datang ke Indonesia merupakan bentuk propaganda penjajahan gaya baru, alias upaya merebut Indonesia. Narasi di Facebook disertai klaim tiga kejanggalan kedatangan orang-orang Rohingya ke Indonesia. Pertama, etnis Rohingya yang muslim dinilai pasti melawan atau berjihad bila ditindas di Myanmar. Namun, yang terjadi mereka justru kabur. Klaim kejanggalan kedua, Pemerintah Bangladesh telah membangun tempat yang mewah untuk kelompok Rohingya, namun justru ditinggalkan dan bermigrasi. Klaim kejanggalan ketiga, dikatakan ada permainan politik internasional yang tidak diketahui masyarakat Indonesia di balik kedatangan etnis Rohingya.

| Bagaimana hasil pemeriksaan faktanya?

Mari kita cek faktanya!

Ada Apa Pekan Ini?

Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial memiliki isu yang sangat beragam, mulai dari isu politik, sosial dan kesehatan. Buka tautannya ke kanal Cek Fakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:

Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini. Ingin mengecek fakta dari informasi atau klaim yang anda terima? Hubungi ChatBot kami.

Ikuti kami di media sosial:

Facebook

Twitter

Instagram

Telegram

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


CekFakta #257 Hoaks Deepfake Menipu Konsumen dan Mengancam Bisnis

1 hari lalu

CekFakta #257 Hoaks Deepfake Menipu Konsumen dan Mengancam Bisnis

Deepfake, kini semakin mudah dibuat dan semakin sulit dikenali. Dampak yang ditimbulkan oleh penipuan deepfake pun, tidak main-main.


Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

6 hari lalu

Pengungsi Rohingya menempati penampungan sementara di llanta pasar gedung Balee Meuseuraya Aceh (BMA), Banda Aceh, Senin, 18 Desember 2023. Polresta Banda Aceh menetapkan salah seorang imigran Rohingya Muhammad Amin (35) sebagai tersangka yang menyeludupkan 136 orang pengungsi Rohingya penghuni kamp penampungan Coxs Bazar Bangladesh ke Desa Lamreh, Kabupaten Aceh Besar yang saat ini menempati lantai dasar gedung BMA. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan


Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

7 hari lalu

Maung Zarni. Rohringya.org
Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976


CekFakta #256 Langkah Mengecek Transparansi Halaman Media Sosial

9 hari lalu

Logo twitter, facebook dan whatsapp. Istimewa
CekFakta #256 Langkah Mengecek Transparansi Halaman Media Sosial

Menelisik Motivasi di Balik Akun Medsos Penyebar Hoaks Melalui Transparansi Halaman


CekFakta #255 5 Langkah Memahami Setiap Kabar yang Kita Terima

15 hari lalu

Ilustrasi internet. (abc.net.au)
CekFakta #255 5 Langkah Memahami Setiap Kabar yang Kita Terima

5 Langkah Memahami Setiap Kabar yang Kita Terima


Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

18 hari lalu

Pengungsi etnis Rohingya membawa bantuan paket Lebaran dari Human Appeal Australia di tempat penampungan bekas kantor Imigrasi di Desa Blang Mee, Blang Mangat, Lhokseumawe, Aceh, Selasa, 9 April 2024. Paket Lebaran yang berisi bahan pokok makanan harian itu diberikan kepada 252 jiwa pengungsi etnis Rohingya untuk menyambut Idul Fitri 1445 H di Aceh. ANTARA FOTO/Rahmad
Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya


CekFakta #254 Empat Cara Mengecek Fakta Menggunakan Tools Baru Google

22 hari lalu

Logo Google. REUTERS
CekFakta #254 Empat Cara Mengecek Fakta Menggunakan Tools Baru Google

Empat Cara Mengecek Fakta Menggunakan Tools Baru Google


Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

23 hari lalu

Seorang anggota pemberontak Pasukan Pertahanan Kebangsaan KNDF Karenni menyelamatkan warga sipil yang terjebak di tengah serangan udara, selama pertempuran untuk mengambil alih Loikaw di Negara Bagian Kayah, Myanmar 14 November 2023. REUTERS/Stringer
Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

Meluasnya konflik bersenjata di seluruh Myanmar membuat masyarakat kehilangan kebutuhan dasar dan akses terhadap layanan penting


CekFakta #253 CrowdTangle, Alat Pantau Disinformasi di Media Sosial Tutup

29 hari lalu

Ilustrasi hoaks atau fake news. Shutterstock
CekFakta #253 CrowdTangle, Alat Pantau Disinformasi di Media Sosial Tutup

CrowdTangle, Alat Pantau Disinformasi di Media Sosial Tutup


CekFakta #252 Menyelami Kontroversi Hasil Pencarian TikTok dalam Menyebarkan Hoaks

36 hari lalu

Logo TikTok terlihat di smartphone di depan logo ByteDance yang ditampilkan dalam ilustrasi yang diambil pada 27 November 2019. [REUTERS / Dado Ruvic / Illustration / File Photo]
CekFakta #252 Menyelami Kontroversi Hasil Pencarian TikTok dalam Menyebarkan Hoaks

TikTok disorot sebagai sarang penyebaran misinformasi maupun disinformasi.