Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!
Kebohongan menyebar dalam berbagai macam rupa. Ada yang berupa misinformasi, ada disinformasi. Keduanya dibedakan berdasarkan apakah disebarkan dengan niat yang disengaja untuk menipu atau tidak.
Jika misinformasi adalah informasi salah yang dibagikan tanpa niat untuk menyesatkan, alias ada kesalahpahaman. Sebaliknya, disinformasi adalah informasi salah yang disebarkan dengan sengaja dengan maksud untuk menyesatkan.
Disinformasi kerap dikaitkan dengan propaganda. Apa benar?
Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.
Bagian ini ditulis oleh Artika Rachmi Farmita dari Tim Cek Fakta Tempo
Prebunking Series (40)
Mengenal Disinformasi dan Propaganda, Serupa Tapi Tak Sama
Propaganda dan disinformasi adalah dua hal yang berbeda, tetapi sering digunakan secara bergantian. Keduanya memiliki beberapa perbedaan dan persamaan. Keduanya dapat membahayakan masyarakat dengan menyebarkan informasi palsu dan merusak kepercayaan terhadap institusi.
Menurut The Routledge Companion to Media Disinformation and Populism, Profesor Howard Tumber dan Profesor Silvio Waisbord mengatakan bahwa disinformasi dan propaganda sama-sama “merujuk pada penyebaran informasi dan gagasan yang terkait dengan pelaksanaan kekuasaan.”
Kamus Bahasa Inggris Oxford online mendefinisikan “Propaganda” sebagai “penyebaran informasi secara sistematis, terutama dengan cara yang bias atau menyesatkan, untuk mempromosikan tujuan atau sudut pandang politik.”
Propaganda dapat berdasarkan pada fakta, tetapi fakta-fakta yang disajikan sedemikian rupa untuk memancing respons yang diinginkan. Propaganda biasanya mengabaikan fakta-fakta yang tidak menyenangkan (cherry-picking) dalam memilih informasi yang akan disebarkan. Ibaratnya, hanya yang baik-baik saja. Nah, pidato kampanye politik dan pernyataan politik partai sering kali merupakan bentuk propaganda.
Di sisi lain, disinformasi, menyebarkan informasi yang salah atau menyesatkan secara sengaja dengan tujuan untuk menipu orang. Salah satu bentuk disinformasi yang kita temui selama pandemi Covid-19, misalnya klaim palsu tentang virus dan asal-usulnya.
Dengan senjata teori konspirasi, disinformasi yang beredar menyebutkan bahwa virus ini diciptakan di sebuah laboratorium di Tiongkok dan sengaja dilepaskan. Teori ini sudah dibantah oleh para ilmuwan, tetapi terus menyebar di media sosial dan platform lainnya.
Amat penting untuk mengetahui perbedaan dan persamaan antara propaganda dan disinformasi untuk mengevaluasi informasi secara kritis. Ini supaya kita bisa membuat keputusan yang tepat.
Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo Media Lab
Cek Fakta Pilihan
Benarkah Video yang Diklaim Prabowo Umumkan Mahfud MD Sebagai Cawapresnya di Pilpres 2024?
Sebuah video berdurasi 45 detik beredar di aplikasi perpesanan WhatsApp yang berisi narasi bakal calon presiden (capres) dari Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto, mengumumkan Mahfud MD sebagai bakal calon wakil presidennya dalam Pilpres 2024. Menggunakan mikrofon, Prabowo dalam video itu memanggil nama Mahfud MD. Dia juga menjelaskan alasan memilih Mahfud MD karena merupakan tokoh nasional, memiliki banyak pengalaman, dan jaringan yang luas.
| Hasil Pemeriksaan fakta
Hasil verifikasi Tempo menunjukkan video tersebut bukanlah saat Prabowo Subianto mengumumkan Mahfud MD sebagai bakal calon wakil presiden 2024. Video itu terjadi pada 2014, saat Mahfud dipilih sebagai Ketua Ketua Tim Sukses pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang diusung poros Partai Gerindra, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, untuk Pilpres 2014.
Waktunya Trivia!
Benarkah Indonesia Akan Tangkap Pemain Timnas Vietnam Nguyen Hong Phuc?
Sebuah akun Facebook membagikan video berisi klaim bahwa negara-negara Asia bantu Indonesia tangkap pemain Timnas Vietnam, Nguyen Hong Puch. Video tersebut berisi cuplikan pertandingan antara Indonesia vs Vietnam pada partai final Piala AFF U-23 di Rayong Provincial Stadium,Thailand, pada Sabtu, 26 Agustus 2023. Termasuk saat Nguyen Hong Phuc memukul pemain Indonesia, Haykal Alhafiz.
| Bagaimana hasil pemeriksaan faktanya?
Mari kita cek faktanya!
Ada Apa Pekan Ini?
Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial memiliki isu yang sangat beragam, mulai dari isu politik, sosial dan kesehatan. Buka tautannya ke kanal Cek Fakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:
- Benarkah temuan kuburan massal bayi di Ponpes Al-Zaytun?
- Benarkah rumah Rocky Gerung dikepung orang Dayak?
- Benarkah Daging Olahan, Tomat Kalengan, dan Popcorn Pemicu Kanker yang Lebih Bahaya dari Rokok?
Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini. Ingin mengecek fakta dari informasi atau klaim yang anda terima? Hubungi ChatBot kami.
Ikuti kami di media sosial: