Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!
Sepekan ini, video dan gambar yang diklaim sebagai peristiwa terkait perang Hamas-Israel membanjiri media sosial. ‘Perang’ di Twitter (X), TikTok, Facebook, Instagram, dan WhatsApp tak terhindarkan. Pengunggah maupun yang berkomentar, saling merutuk dan mencoba meyakinkan satu sama lain bahwa konten tersebut benar-benar berasal dari Israel atau Gaza.
Namun, ingatkah Anda bahwa setiap konflik atau perang, selalu diiringi dengan penyebaran kabar bohong alias hoaks? Lalu, bagaimana kita sebaiknya menyikapi peristiwa krisis kemanusiaan in tanpa mengurangi rasa empati bagi para korban? Mari terapkan 3 langkah sederhana yang bisa kita lakukan agar emosi kita tidak mudah diperdaya aktor jahat.
Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.
Bagian ini ditulis oleh Artika Rachmi Farmita dari Tim Cek Fakta Tempo
Prebunking Series (45)
Membedakan Antara Hoaks dan Fakta di tengah Banjir Informasi Perang Hamas-Israel
Di tengah situasi yang memanas antara Hamas Palestina dengan Israel, berbagai informasi yang salah bahkan memutarbalikkan fakta berserak di jagad maya. Selain menggunakan metode mendaur ulang gambar dan video yang sudah lama, para aktor jahat juga menggunakan “strategi cocoklogi”.
Salah satunya seperti yang tim Cek Fakta Tempo temukan pada hoaks dengan klaim anak-anak Israel yang dikerangkeng Hamas ini. Dari berbagai sumber kredibel dan jejaring cek fakta internasional, video tersebut dipastikan sudah beredar sebelum serangan tanggal 7 Oktober 2023. Mirisnya, video direkayasa dengan suara tambahan sehingga seakan-akan peristiwa terjadi dalam suasana perang Hamas-Israel.
Direktur MediaWise di Poynter Institute, Alex Mahadevan, menyarankan agar kita kembali pada teknik dasar cek fakta di tengah era banjir misinformasi, terutama saat konflik terjadi. Fungsinya sebagai pegangan kita dalam menavigasi informasi di dunia maya yang tak terbatas.
Teknik dasar ini dikembangkan oleh Stanford Education History Group, berupa tiga pertanyaan sederhana:
- Siapa di balik informasi tersebut?
- Apa buktinya?
- Apa kata sumber lain?
Untuk menjawab pertanyaan pertama, gunakan strategi membaca secara lateral. Pada dasarnya, membaca secara lateral ialah mengevaluasi suatu sumber informasi melalui website lain yang terpercaya mengenai sumber tersebut. Bukan menghabiskan waktu menelusuri satu per satu informasi pada sumbernya secara langsung.
Jadi, jika Anda menemukan unggahan menguras emosi dari suatu akun atau media yang tampak meyakinkan, bukalah beberapa tab sekaligus. Lalu cari tahu lebih lanjut tentang akun atau nama media itu dari beberapa situs secara bersamaan sebagai perbandingan.
Kita mesti berhati-hati karena saat ini banyak orang yang memproklamirkan diri sebagai pakar geopolitik Timur Tengah di media sosial. Agar terhindar dari kebingungan, cari nama mereka, organisasi tempat mereka berafiliasi, universitas di halaman LinkedIn dan nama akun mereka. Kemudian, cermati betul apakah mereka benar-benar layak dipercaya sebagai ahli atau sesuai dengan bidang keahliannya. Jangan langsung percaya atau klik hasil pertama yang Anda lihat.
Selain itu, ingatlah modus hoaks yang muncul bersamaan dengan perang. Biasanya, produsen kabar bohong mendaur ulang video atau foto lama, atau visual dengan teks yang menyesatkan. Cobalah menggunakan fitur reverse image alias pencarian gambar terbalik di Google Images, Google Lens, atau TinEye.
Unduh fotonya, atau ambil tangkapan layar dari bagian penting video yang Anda lihat, dan letakkan di Google Lens atau TinEye untuk menemukan sumber aslinya. Jika kemudian Anda menemukan potongan video dan foto tersebut adalah hasil ramuan video/foto lama, masihkah layak dianggap sebagai fakta?
Konflik antara Palestina dan Israel memang sudah berlangsung lama. Namun, kabar bohong maupun potongan informasi yang tidak akurat tentang suatu peristiwa, hanya akan menguras emosi tanpa solusi.
Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo Media Lab
Cek Fakta Pilihan
Benarkah Balita Israel Ditawan di Kandang Terkait Serangan oleh Militer Hamas Oktober 2023?
Sebuah video dengan narasi lima balita Israel dikerangkeng dalam kandang, beredar di media sosial X dan Facebook. Video itu diklaim terjadi pasca serangan senjata militer Hamas ke Israel sejak Sabtu, 7 Oktober 2023. Lima anak tampak tidak terluka ketika terkunci di dalam kerangkeng besi tersebut. Sebagian anak merengek, sebagian cemberut, dan lainnya tampak bersikap tenang. Sementara latar suara yang terdengar berupa tawa pria dewasa.
| Hasil Pemeriksaan fakta
Berdasarkan verifikasi Tempo, video yang diunggah telah dimanipulasi seakan-akan berkaitan dengan pertempuran antara Hamas Palestina dengan Israel. Padahal video tersebut telah beredar sekitar empat hari sebelum terjadi pertempuran.
Waktunya Trivia!
Benarkah Konten tentang Rencana Penutupan Pesantren di Indonesia Setelah Jokowi Bertemu Xi Jinping?
Sebuah akun Facebook membagikan dua gambar tangkapan layar berisi foto Megawati dan jajaran pejabat PDIP serta foto Jokowi bersama Presiden Cina Xi Jinping dengan klaim pembahasan penutupan pesantren. Dalam tangkapan layar pertama, memuat teks bahwa PDIP usul kepada pemerintah agar pesantren ditutup seluruh Indonesia. Sedangkan pada foto kedua memuat teks tentang hasil pertemuan Jokowi dan Xi Jinping.
| Bagaimana hasil pemeriksaan faktanya?
Ada Apa Pekan Ini?
Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial memiliki isu yang sangat beragam, mulai dari isu politik, sosial dan kesehatan. Buka tautannya ke kanal Cek Fakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:
- Benarkah KPK geledah paksa rumah Anies Baswedan dan temukan uang hasil korupsi?
- Benarkah penduduk kota mati karena satelit pembawa virus?
- Benarkah anak keturunan PKI siap hancurkan Islam?
Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini. Ingin mengecek fakta dari informasi atau klaim yang anda terima? Hubungi ChatBot kami.
Ikuti kami di media sosial: