Suatu malam saya bertamu kepada seorang politikus Dewan Perwakilan Rakyat dari satu partai besar pendukung pemerintah. Dalam obrol-obrolan santai itu, dia mengungkapkan kegusaran tentang makin maraknya dinasti politik. Ia bilang, dinasti dalam politik menutup peluang politikus yang tak punya koneksi ke kekuasaan.
Ia menyebut “dinasti politik”. Ini istilah yang telah mengembang. Anda mungkin berpandangan dinasti politik seperti kerajaan yang menurunkan kekuasaan kepada anak dan cucunya. Tapi istilah ini hanya sebutan, yang bisa dipakai untuk merujuk politisi yang menyebar kekuasaan melalui sanak familinya. Mereka memanfaatkan kekuasaan untuk meraih suara dalam sistem demokrasi.
Apa yang menjadi kegusaran politisi itu kini terlihat semakin nyata dengan makin gencarnya Kaesang Pangarep hendak menjadi calon Wali Kota Depok. Partai dan relawan pendukung ayahnya, Presiden Joko Widodo, siap menyokong di belakang Kaesang. Ia hendak meniru kakaknya, Gibran Rakabuming Raka yang menjadi Wali Kota Solo, dan kakak iparnya, Bobby Nasution yang menjadi Wali Kota Medan.
Jika ditambah dengan adik iparnya, Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman, betapa kuat kekuasaan keluarga Jokowi. Rasanya tak ada presiden yang punya kekuasaan sekuat Jokowi. Soeharto bahkan harus membangun manajemen kekuasaan untuk berkuasa 32 tahun. Sementara Jokowi, dalam 10 tahun, bisa membangun kekuasaan melalui jejaring keluarga.
Tentu saja tak ada yang salah secara hukum. Anak, menantu, adik ipar Jokowi sedang menjalankan hak konstitusional warga negara. Tapi dalam demokrasi apa yang dilakukan Jokowi—setidaknya tak mencegah anak-anaknya masuk dunia politik ketika ia masih menjabat—tak elok dan tak etis. Meski tak memerintahkannya secara langsung, kekuasaan sebagai presiden bisa menjadi modal besar bagi keluarganya terpilih.
Dengan begitu, arena politik menjadi tidak adil dan setara. Kader partai muncul secara instan, bukan karena prestasinya hidup dan mendampingi masyarakat. Jika sudah begitu, demokrasi Indonesia tak kunjung sehat karena tak berisi politisi-politisi yang punya pengalaman dengan problem-problem riil di masyarakat.
Keadaan seperti itulah yang dikeluhkan politisi senior partai pemerintah yang mengobrol dengan saya suatu malam terang bulan beberapa pekan lalu. Kami mengulas sepak terjang Kaesang Pangarep dalam politik dan bisnis. Jika terdengar seperti anak-anak Suharto, mungkin hanya kebetulan belaka. Selamat membaca.
Stefanus Pramono
Redaktur Pelaksana
Manuver Mencalonkan Kaesang Menjadi Wali Kota Depok
Cara Gibran Rakabuming Raka Menjadi Gubernur
Gibran Rakabuming dan Bobby Nasution berpeluang menjadi calon gubernur.
Dari Mana Modal Bisnis Kaesang Pangarep
Jejaring bisnis anak-anak Jokowi tersebar dari sajian kuliner hingga saham.
Mengapa Politik Dinasti Jokowi Berbahaya
Siapa Jaringan Penyelundup Sisik Tenggiling
Dua kelompok penyelundup sisik tenggiling ditangkap di tiga kota.
Kematian Misterius Seniman Malang
Dewan Kesenian Malang dituduh menutupi penyebab kematian Agus Salim alias Gimbo.