Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!
Gelaran Pemilihan Presiden 2024 sudah terlewati. Namun bukan berarti hoaks berhenti menyebar. Pilkada yang akan diselenggarakan menjelang penghujung tahun nanti, kembali bisa menjadi arena pertempuran membendung informasi sesat.
Berkaca dari momen itu, Profesor dari Australian National University (ANU), Ross Tapsell, menyebut bahwa Prabowo-Gibran menerapkan strategi toxic positivity untuk memenangkan Pilpres. Apa maksudnya?
Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.
Bagian ini ditulis oleh Artika Rachmi Farmita dari Tim Cek Fakta Tempo
Toxic Positivity; Energi Positif yang Palsu selama Pilpres 2024
Selama ini, para jurnalis dan akademisi menaruh perhatian serius terhadap disinformasi karena mengancam ekosistem informasi yang sehat di tengah masyarakat demokratis. Akan tetapi, Profesor Ross Tapsell mengajak agar para pencari fakta mulai memindahkan fokus dari sekedar konten hate speech (ujaran kebencian) ke tingkat yang lebih serius lagi, yaitu propaganda pemerintah.
Dalam Indonesia Fact Checking Summit (IFCS) yang diselenggarakan pada Kamis, 2 Mei 2024 di Palembang, Tapsell memaparkan hasil penelitiannya soal strategi kampanye Pilpres di Asia Tenggara. Ia membandingkan tiga negara ASEAN yang sama-sama melakukan Pemilu, yaitu Indonesia, Filipina dan Malaysia. Menurutnya, kampanye media sosial para kandidat capres di ketiga negara itu tidak terlalu berbeda.
Tetapi, kampanye kandidat Pilpres di Indonesia memiliki perbedaan. Tapsell menyebutkan bahwa kandidat presiden Filipina kala itu, Marcos Jr, menggunakan media sosial TikTok untuk menggambarkan bagaimana hebatnya pemerintahan diktator Marcos masa lalu. “Ini jelas disinformasi,” ujar Tapsell.
Berbeda dengan Prabowo Subianto dan elit Orde Baru lainnya, yang tidak menuliskan sejarah masa lalu layaknya Marcos. Kampanye Prabowo adalah kebalikan dari apa yang selama ini dipahami sebagai disinformasi. Alih-alih menggunakan taktik kampanye negatif, Prabowo berkampanye secara konsisten membangkitkan energi positif.
Namun, Tapsell menyebut bahwa keduanya sama-sama menggunakan toxic positivity dalam kampanye. Prabowo seringkali sepakat dan mengucapkan terima kasih kepada lawan-lawannya selama debat. Tetapi tetap menghindari wawancara dan konferensi pers yang mungkin akan membuat dia dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan sulit tentang masa lalunya atau meneliti kebijakan-kebijakannya di masa depan.
Prabowo juga mengiyakan dan tidak pernah menjelekkan pasangan lain, termasuk kebijakan yang dilakukan pemerintah saat ini. Ini menjadi tantangan untuk pencari fakta, juga mengidentifikasi kembali apa itu disinformasi. “Bagaimana pendapat kita mengenai peran media sosial dalam kampanye ini, jika media sosial tidak menyebarkan disinformasi dalam bentuk yang kita kenali?” ujar Tapsell.
Sementara itu, Koordinator Koalisi CekFakta Adi Marsiela mengatakan bahwa CekFakta sudah melakukan pengecekan hampir 3.523 artikel yang dikumpulkan oleh koalisi yang dibongkar kebohongannya oleh CekFakta pada 2023 lalu.
Sejak Januari hingga 20 April 2024, terdapat 2.268 artikel yang dibongkar oleh CekFakta. Jumlah yang banyak itu karena momen Pilpres 2024, terutama ramai mengenai aplikasi Sirekap.
Lima topik hoaks teratas sejak Januari 2024 adalah Pilpres (37,5 persen), politik (13,7 persen), luar negeri (12,7 persen), penipuan (11,2 persen), dan bencana (7,5 persen).
“Pilpres dan politik dibedakan karena momennya berbeda. Kalau isu politik terkait kebijakan pemerintah,” kata Adi.
IFCS merupakan forum nasional yang mengulas tentang tren gangguan informasi, penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence) dan dinamika ekosistem media selama pemilu 2024. IFCS di Palembang ini adalah pertemuan ketiga kalinya yang dihadiri lebih dari 500 peserta terdiri dari media, jurnalis, mahasiswa dan akademisi.
Acara yang dihadiri lebih dari 500 peserta ini diselenggarakan oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) bersama AMSI (Asosiasi Media Siber Indonesia) dan Mafindo (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia) dengan didukung Google News Initiative.
Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo Media Lab
Cek Fakta Pilihan
Benarkah Semua Ahli Jantung dan Terapis Adalah Penipu?
Sebuah akun Facebook [arsip] membagikan video berisi klaim bahwa semua ahli jantung dan terapis adalah penipu saat menyebut bahwa orang yang berusia 40 tahun mengalami hipertensi, sakit jantung, tekanan darah tinggi hingga kesulitan tidur. Konten itu juga menyebut bahwa obat-obatan yang direkomendasikan oleh dokter tidak ada hasilnya dan tidak akan menyelamatkan sistem kardiovaskular. Tidak hanya itu, pembuat konten juga mengarahkan pembaca ke salah satu situs layanan kesehatan.
| Hasil Pemeriksaan fakta
Verifikasi Tempo menunjukkan bahwa pria yang terlihat dalam video tersebut tidak mengatakan semua ahli jantung dan terapis adalah penipu saat mengatakan orang berusia 40 mengalami hipertensi, sakit jantung, tekanan darah tinggi hingga kesulitan tidur, seperti yang diklaim pengunggah konten.
Waktunya Trivia!
Benarkah Bahaya Polusi Udara Hanya Tipuan untuk Bisnis?
Sebuah narasi beredar di Facebook [arsip] yang mengatakan polusi udara dan pemanasan global sesungguhnya tidak ada, dan hanya merupakan hoaks yang disebarkan kalangan tertentu untuk tujuan bisnis. Narasi itu mengatakan bahwa udara kotor akan dibersihkan secara alami pada malam hari. Udara pagi hari dikatakan sejuk karena telah dibersihkan pada malam hari. Sementara kotoran sisa proses tersebut dikatakan tersimpan dalam embun.
Ada Apa Pekan Ini?
Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial memiliki beragam isu. Buka tautannya ke kanal Cek Fakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:
- Benarkah Pfizer Mohon Maaf setelah Banyak yang Tewas karena Vaksin Covid-19?
- Benarkah Dokter Zaidul Akbar Merekomendasikan Obat Diabetes?
Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini. Ingin mengecek fakta dari informasi atau klaim yang anda terima? Hubungi ChatBot kami.
Ikuti kami di media sosial: