Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!
Seberapa sering Anda menerima pesan berantai atau unggahan di media sosial soal penyebab fenomena maupun bencana alam? Tak jarang, konspirasi penguasa dan teknologi tertentu dituding sebagai dalang di balik suatu peristiwa besar seperti gempa, tsunami, atau pandemi. Teori konspirasi.
Pertanyaannya; benarkah teori konspirasi bertanggung jawab atas kejadian alam? Mengapa kita cenderung mempercayainya?
Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.
Bagian ini ditulis oleh Artika Rachmi Farmita dari Tim Cek Fakta Tempo
Prebunking Series (30):
Mengenali Teori Konspirasi dalam Misinformasi Bencana Alam
Konspirasi dan teori konspirasi merupakan dua hal yang berbeda. Konspirasi bisa dilihat melalui bukti-bukti nyata; dokumen internal industri, investigasi pemerintah, liputan investigasi media, atau pelapor.
Sebaliknya, teori konspirasi dibangun atas pola pikir yang tidak bisa dipercaya untuk menelusuri suatu kenyataan. Kesimpulannya, teori konspirasi biasanya tidak didukung oleh bukti-bukti konkret.
Salah satu contoh ‘hoaks abadi’ teori konspirasi yang dibongkar Tim Cek Fakta Tempo ialah misinformasi seputar tsunami Aceh. Berulang kali Tempo mendapat pengaduan dari pembaca yang menanyakan kebenaran klaim bahwa proyek High Frequency Active Auroral Research Program (HAARP) digunakan untuk memunculkan tsunami Aceh pada tahun 2004. Begitu pula pada kesempatan lain, ledakan termonuklir diklaim menjadi penyebabnya.
Dilansir National Geographic, para ahli mengatakan bahwa sebenarnya mayoritas orang tidak mudah terjerumus pada kebohongan. “Tetapi ketika informasi yang salah menawarkan penjelasan sederhana dan kasual untuk suatu kejadian secara ngawur, itu membantu orang-orang memulihkan rasa memiliki kontrol atas pilihan,” kata psikolog sosial di University of Cambridge, Sander van der Linden.
Kini, misinformasi yang terus berputar-putar di sekitar kita berlatar belakang pandemi, krisis pengangguran, demonstrasi massal menentang kekerasan polisi dan ketidakadilan rasial, dan pemilihan presiden yang sangat terpolarisasi. Selama masa krisis, penjelasan yang diberikan oleh teori konspirasi dan kebohongan lainnya bisa menjadi lebih menarik dibandingkan dorongan melawan keadaan.
Ditambah lagi, manusia cenderung tidak suka terlihat tidak tahu, sehingga seringkali merasa punya kewajiban untuk membentuk opini tentang hal-hal yang tidak mereka pahami. “Untuk itu, kita harus mendorong masyarakat pemahaman bahwa berubah pikiran terhadap informasi baru itu, wajar, supaya mereka tidak terus berpegang teguh pada keyakinan salah,” ujar Joseph A. Vitriol, seorang psikolog sosial dan politik di Universitas Stony Brook di New York.
Agar kita tidak terjebak dalam teori konspirasi, Anda bisa menerapkan strategi yang pernah Cek Fakta Tempo bagikan di sini.
Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo Media Lab
Cek Fakta Pilihan
Benarkah Video Dukungan TNI Untuk Anies Baswedan?
Sebuah akun di Facebook (arsip) pada 7 Juni 2023 lalu membagikan video dengan klaim “Dukungan TNI Untuk Anies”. Konten tersebut menampilkan potongan video seorang militer yang mengucapkan: “Saya koordinator TNI berjuang bersama Nasrani, karena relawan sekarang ini bergelombang dengan tulis dan ikhlas, ingat ya biaya sendiri.” Terdapat juga foto-foto Anies Baswedan bersama TNI dengan narasi dukungan terhadap pencalonan Anies Baswedan sebagai Presiden Republik Indonesia.
| Hasil Pemeriksaan fakta
Verifikasi Tempo menunjukkan bahwa video tersebut hasil suntingan dari audio, video, dan foto. Untuk memverifikasi kebenaran klaim video, Tim Cek Fakta Tempo memfragmentasi video dengan tangkapan layar dan menelusurinya menggunakan Yandex Image Search dan mesin pencarian Google dan YouTube.
Waktunya Trivia!
Benarkah Video Berisi Klaim Kejagung Hukum Mati untuk Kasus Korupsi BTS?
Sebuah akun Facebook membagikan video berjudul “Geger Sore Ini – Kejagung Akan Hukum Mati Para Pelaku BTS, Elit PDID termasuk”. Dalam video, terlihat gambar Jaksa Agung Republik Indonesia, Burhanuddin, sedang memberikan keterangan dan dikawal puluhan Jaksa. Kemudian, pengunggah konten menuliskan keterangan Terancam Vonis Mati, Kejagung Temukan Bukti Baru, Nyawa Plate Tamat. Selain itu, ada kolase video Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Indonesia, Mahfud MD, mantan Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia, Johnny G Plate mengenakan seragam tahanan Kejaksaan, dan juga proses penggeledahan sebuah ruangan.
| Bagaimana hasil pemeriksaan faktanya?
Ada Apa Pekan Ini?
Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial memiliki isu yang sangat beragam, mulai dari isu politik, sosial dan kesehatan. Buka tautannya ke kanal Cek Fakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:
- Benarkah minum air putih banyak setelah makan sebabkan kembung, gangguan pencernaan, dan GERD?
- BenarkahAnies Baswedan bertemu Erick Thohit di Program Mata Najwa terkait penolakan timnas Argentina?
- Benarkah Cina tagih utang Indonesia karena tahu Anies Baswedan semakin terkenal secara internasional?
Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini. Ingin mengecek fakta dari informasi atau klaim yang anda terima? Hubungi ChatBot kami.
Ikuti kami di media sosial: