Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!
Di masa Pemilu, jagat maya pun menjadi ajang pertarungan antarkandidat. Apalagi menurut Digital News Report 2022 yang dirilis Reuters Institute, aplikasi perpesanan WhatsApp menempati urutan pertama aplikasi media sosial yang memiliki banyak pengguna, diikuti YouTube, Facebook, Instagram, Twitter, dan TikTok.
Namun, jangan sampai Pemilu malah justru memanaskan situasi isi kepala kita. Agar waspada, seberapa penting memantau platform media sosial?
Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.
Bagian ini ditulis oleh Artika Rachmi Farmita dari Tim Cek Fakta Tempo
CekFakta (29)
Memantau Pemilu di Media Sosial
Ciri khas gangguan informasi seputar Pemilihan Umum, adalah kabar kibul yang sengaja diciptakan untuk mempengaruhi keputusan warga negara dan hasil Pemilu dengan memperkeruh suasana. Motifnya pun beragam, salah satunya untuk mendulang keuntungan finansial alias cuan.
Menjelang Pemilu 2024 mendatang, pemantauan atau monitoring media sosial perlu dilakukan untuk menganalisis potensi sebaran gangguan informasi pada saat pemilihan umum. Dikutip dari buku “Gangguan Informasi, Pemilu, dan Demokrasi” oleh AJI Indonesia, topik hoaks yang dipantau bisa jadi berbeda berdasarkan fase Pemilu yang sedang berjalan.
Ada tiga fase dengan topik pantauan yang berbeda-beda, yaitu:
- Fase Kampanye: biasanya beredar narasi yang mendiskreditkan, bermuatan narasi ujaran kebencian, dan informasi yang dibuat bertujuan membingungkan pemilih.
- Fase Hari Pemungutan Suara: menekan suara kelompok tertentu melalui disinformasi atau ujaran kebencian; menyebarkan informasi menyesatkan soal teknis pemungutan suara (bagaimana cara memilih, kapan, dan dimana menggunakan hak suara).
- Fase Pasca-Pemungutan Suara: memunculkan keraguan terhadap integritas hasil pemungutan suara; menyebarkan informasi yang salah soal gugatan hasil pemilu, dan lain-lain.
Memang tak mudah untuk mengenali siapa saja di balik gangguan informasi yang perlu dipantau di media sosial. Selain aktor politik, media, dan influencer politik, orang-orang di balik hoaks ini bisa terdiri dari akun yang resmi, akun yang menunjukkan afiliasi tidak jelas, dan akun palsu alias fake account.
Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo Media Lab
Cek Fakta Pilihan
Benarkah Haris Azhar Kritik Luhut karena Tidak Diberi Saham?
Sebuah akun Facebook membagikan narasi bahwa Haris Azhar mengkritik Luhut Binsar Pandjaitan lantaran tidak diberi saham Freeport. Akun tersebut mengunggah postingan sebuah tautan berita dan diberi keterangan: “Inilah kenapa saya susah percaya sama LSM, aktivis, dan Ormas. Semuanya UUD (ujung-ujungnya duit).” Akun ini juga menuliskan, “Si Azhar ini bukti bahwa aktivis itu kalau dikasih cuan, pasti diam, nggak dikasih ribut!”
| Hasil Pemeriksaan fakta
Tempo melakukan verifikasi terhadap klaim tersebut dengan menggunakan pemberitaan media-media kredibel di Indonesia.
Waktunya Trivia!
Benarkah Jokowi Dapat Tawaran Jadi Sekjen PBB?
Video tentang Presiden Jokowi yang mendapatkan tawaran menjadi Sekjen Persatuan Bangsa-bangsa, beredar di media sosial Facebook. Video berdurasi 11 menit 70 detik itu menambahkan narasi “Langka Hanya Jokowi Presiden Indonesia Yang Ditawari Jadi Pemimpin Dunia”.
| Bagaimana hasil pemeriksaan faktanya?
Ada Apa Pekan Ini?
Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial memiliki isu yang sangat beragam, mulai dari isu politik, sosial dan kesehatan. Buka tautannya ke kanal Cek Fakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:
- Benarkah Video Berisi Klaim TNI AU Amankan Jet Tempur Malaysia?
- Benarkah Video Klaim Karet Gelang Resep Kuat Kaum Adam?
- Benarkah Daging Ikan Berbintik Putih Mengandung Parasit atau Cacing Pita Sehingga Dilarang Dimasak dan Dimakan?
Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini. Ingin mengecek fakta dari informasi atau klaim yang anda terima? Hubungi ChatBot kami.
Ikuti kami di media sosial: