Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!
Kebanyakan pengguna telepon seluler di dunia dengan mudah mendownload aplikasi yang mereka anggap perlu dan tersedia di App Store. Namun mereka tak menyadari kalau ternyata ada spyware yang menyamar menjadi berbagai aplikasi.
Dalam nawala ini, Tempo telah memeriksa pula sejumlah klaim dan menayangkan hasil pemeriksaan terhadap sejumlah klaim di kanal Cek Fakta Tempo. Pekan ini klaim yang beredar memiliki isu beragam. Namun, tetap didominasi oleh isu kesehatan..
Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.
Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo MediaLab
Waspada Spyware pada Aplikasi Android
Para ahli teknologi baru-baru ini menemukan fakta kalau ada sebuah aplikasi pembaca QR “nakal” bersembunyi di Google Play Store dan ternyata diperkirakan sudah diinstal oleh lebih dari 10.000 pengguna.
Setelah didalami, ternyata lebih dari 200 aplikasi Android yang menyamar sebagai aplikasi kebugaran, pengeditan foto, dan teka-teki diduga mendistribusikan spyware yang disebut Facestealer. Spyware ini adalah jenis yang digunakan untuk menyedot kredensial pengguna dan informasi berharga lainnya.
“Mirip dengan Joker, bagian lain dari malware seluler. Facestealer sering mengubah kodenya, sehingga memunculkan banyak varian,” kata analis Trend Micro Cifer Fang, Ford Quin, dan Zhengyu Dong dalam sebuah laporan baru.
Facestealer, pertama kali didokumentasikan oleh Doctor Web pada Juli 2021, mengacu pada sekelompok aplikasi penipuan yang menyerang pasar aplikasi resmi untuk Android dengan tujuan menjarah data sensitif seperti kredensial login Facebook. Dari 200 aplikasi di antaranya adalah layanan VPN (42), diikuti oleh kamera (20) dan aplikasi pengeditan foto (13). Selain mengumpulkan kredensial, aplikasi tersebut juga dirancang untuk mengumpulkan cookie Facebook dan informasi identitas pribadi yang terkait dengan akun korban.
Selain itu, Trend Micro mengungkapkan bahwa mereka menemukan lebih dari 40 aplikasi penambang cryptocurrency jahat yang menargetkan pengguna yang tertarik dengan koin virtual dengan malware yang dirancang untuk mengelabui pengguna agar menonton iklan dan membayar layanan berlangganan.
Beberapa aplikasi kripto palsu, seperti Cryptomining Farm Your own Coin, melangkah lebih jauh dengan juga mencoba mencuri kunci pribadi dan frase mnemonik (atau frase seed) yang digunakan untuk memulihkan akses ke dompet mata uang kripto.
Untuk menghindari menjadi korban aplikasi penipuan semacam itu, pengguna disarankan untuk memeriksa ulasan negatif, memverifikasi keabsahan pengembang, dan menghindari mengunduh aplikasi dari toko aplikasi pihak ketiga.
Riset Penulisan Cek Fakta
Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) dan jaringan Cek Fakta yang terdiri atas Aliansi Jurnalis Independen (AJI) serta Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) sedang melaksanakan riset penulisan Cek Fakta bekerjasama dengan tim akademisi dari Universitas Media Nusantara. Riset ini dilakukan dengan, salah satunya, mengadakan survei.
Tujuan dari survei ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang akurat serta input dari publik terkait dengan produk Cek Fakta, dari aspek format dan model distribusi. Hasil survei ini akan digunakan sebagai masukan perbaikan produk Cek Fakta agar publik membaca produk-produk cek fakta yang dihasilkan media jaringan Cek Fakta sebagai referensi melawan dis/misinformasi yang beredar di masyarakat.
Anda bisa berpartisipasi dengan mengisi survei di tautan berikut: Survei CekFakta
Waktunya Trivia!
Berikut beberapa kabar tentang misinformasi dan disinformasi, keamanan siber, serta privasi data pekan ini yang mungkin luput dari perhatian. Kami mengumpulkannya untuk Anda.
WhatsApp Uji Fitur yang Memungkinkan Anda Keluar dari Grup Diam-diam. Menurut WABetaInfo, fitur ini sedang dalam pengembangan dan akan datang ke pembaruan aplikasi di masa mendatang. Dengan fitur baru itu, ketika pengguna keluar dari grup, hanya admin grup yang akan diberitahu tentang keluarnya. Pengguna lain tidak akan diberitahu.
Instagram pada akhir 2021 lalu merilis fitur Vanish Mode. Fitur tersebut memungkinkan pesan yang terkirim di Direct Message alias DM akan terhapus dengan sendirinya. Melansir dari laman resmi Instagram, Mode Vanish memungkinkan orang untuk saling mengirim pesan, foto, video, dan konten lainnya yang hilang dalam obrolan. Di mana konten itu akan menghilang saat seseorang meninggalkan obrolan atau menonaktifkan mode.
Logo Instagram. Kredit: TechCrunch
Foto seorang wanita hamil yang melarikan diri dari rumah sakit bersalin yang dibom menjadi salah satu gambar paling ikonik dari perang di Ukraina. Tetapi, setelah selamat dari satu serangan, Marianna menghadapi serangan gencar lainnya - disinformasi dan kebencian yang ditujukan padanya dan keluarganya. Pasalnya fotonya banyak digunakan untuk menyebarkan klaim salah tentang perang. Ketika Rusia berusaha untuk menyebarkan kebohongan tentang serangan itu, Marianna yang berusia 29 tahun dituduh "berakting". Para diplomat Rusia bahkan mengklaim bahwa dia telah "memainkan" bukan hanya satu, tetapi dua wanita yang berbeda.
Laporan Mengatakan Pesan Teks Menunjukkan Binance Berbagi Data Pengguna Dengan FSB Rusia. Laporan khusus dari Reuters itu mengutip pesan teks antara pejabat perusahaan Binance dan salah satu rekan bisnisnya yang mengklaim bahwa pertukaran cryptocurrency populer ditekan untuk menyerahkan data pengguna ke FSB Rusia, atas nama “memerangi kejahatan.” Unit intelijen keuangan Rusia meminta data pengguna dari kepala regional Binance untuk Eropa Timur dan Rusia pada April 2021 sebagai bagian dari penyelidikan atas dugaan pendanaan gelap pemimpin oposisi Alexei Navalny, menurut laporan itu. Untuk bagiannya, Binance mengklaim bahwa mereka tidak pernah dihubungi oleh otoritas Rusia tentang Navalny tetapi menanggapi “permintaan yang sesuai dari regulator dan lembaga penegak hukum.”
Periksa Fakta Sepekan Ini
Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial sangat beragam. Namun, masih didominasi oleh isu kesehatan.
Buka tautannya ke kanal CekFakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:
- Keliru, CNN Indonesia Mempromosikan Obat Diabetes dari Terawan Agus Putranto
- Keliru, Pemeriksaan Gula Darah Gratis dari Fakultas Kedokteran Bertujuan Menyebarkan Virus HIV AIDS
- Keliru, Menggoyangkan Tabung Gas Bisa Memicu Ledakan
- Keliru, Letda Marinir Mohammad Ikbal Gugur Ditembak KKB Saat Sujud Salat Isya
Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini. Ingin mengecek fakta dari informasi atau klaim yang anda terima? Hubungi ChatBot kami.
Ikuti kami di media sosial: