TEMPO.CO, Jakarta -
Halo pembaca,
Tanda-tanda perpecahan Jokowi dan Prabowo Subianto mulai tampak. Dalam proyek food estate di Merauke, Papua Selatan, presiden lama dan presiden terpilih itu bersaing mewujudkannya. Jokowi menolak food estate di tanah Papua, tapi ketika Prabowo coba mewujudkannya, Jokowi menyalipnya.
Jokowi tidak mau ke Papua karena lahan di sana adalah bekas lahan proyek food estate era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang tak berlanjut. Jika Jokowi melanjutkan proyek itu di lokasi sama, ia khawatir kreditnya jatuh kepada SBY. Maka ia memindahkan ke Kalimantan dan Sumatera Utara.
Namun, seperti investigasi Tempo, proyek itu gagal menjadi kebun singkong. Sebaliknya, pembabatan hutan di Gunung Mas itu menimbulkan banjir yang meredam desa-desa sekitarnya.
Bukannya kapok dan mengevaluasi proyek itu, pemerintah membuka sawah di Merauke dengan target 3 juta hektare. Waktu itu, Jokowi tak punya pengusaha yang bisa diandalkan mewujudkan keinginannya. Nah, saat itulah, Prabowo menyalip dengan menggandeng Haji Isam. Pengusaha Bugis ini punya banyak usaha dan jaringan luas.
Untuk menggarap proyek ini, Haji Isam mendatangkan 2.000 alat keruk dari Cina. Haji Isam tak lain adalah sepupu Amran Sulaiman, Menteri Pertanian yang dilantik kembali karena menteri sebelumnya, Syahrul Yasin Limpo, masuk penjara.
Amran adalah Menteri Pertanian kabinet Jokowi periode pertama. Waktu itu, ia menggandeng Haji Isam membuka lahan di Bombana menjadi perkebunan tebu. Berdalih swasembada gula, pemerintah memberikan kuota impor gula sampai swasembada terjadi. Namun, dari investigasi Tempo, kebun tebu Bombana sama nasibnya seperti kebun tebu Gunung Mas.
Walhasil, proyek food estate di Papua pun kemungkinan akan bernasib sama dengan proyek lumbung pangan sebelum pemerintahan Jokowi dan selama masa pemerintahan Jokowi. Hasrat swasembada untuk mencegah krisis pangan berakhir dengan bagi-bagi proyek bagi kroni dan pengusaha di sekitar penguasa.
Apalagi, proyek food estate itu, seperti juga food estate Gunung Mas, tanpa dilengkapi dokumen lingkungan mumpuni. Proyek ini hanya memakai KLHS sementara bahkan ada dugaan belum memiliki analisis mengenai dampak lingkungan—mungkin karena proyek ini meneruskan proyek serupa era SBY.
Kami mengulas aspek politik, ekonomi, dan lingkungan food estate Merauke di edisi ini. Mengapa Jokowi-Prabowo yang sudah sekubu masih juga berebut megaproyek ini? Selamat membaca.
Bagja Hidayat
Wakil Pemimpin Redaksi
Adu Cepat Prabowo Subianto dan Jokowi di Food Estate Merauke
Dua proyek food estate digeber beriringan membidik 2,29 juta hektare hutan dan lahan di Merauke. Ada intrik Prabowo dan Jokowi.
Kerusakan Lingkungan dalam Proyek Food Estate Merauke
Program cetak sawah akan mengorbankan 1,02 juta hektare tanah ulayat di Merauke. Juga menghilangkan keanekaragaman hayati.
Nasional
Bagi-bagi Kekuasaan ala Kabinet Prabowo
Kabinet Prabowo diperkirakan berisi lebih dari 40 kementerian. Berupaya mengakomodasi kepentingan partai pendukungnya.
Ekbis
Siapa di Balik Kudeta Ketua Umum Kadin
Anindya Bakrie mendepak Arsjad Rasjid dari posisi Ketua Umum Kadin Indonesia. Dukungan Istana berbalik arah.
Hukum
Siapa Terlibat Korupsi Anggaran Iklan Bank BJB
KPK menetapkan lima tersangka korupsi anggaran iklan Bank BJB. Belum menyentuh peran petinggi Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Wawancara
Arsjad Rasjid: Kadin Ini seperti Partai
Anindya Bakrie mendongkel Arsjad Rasjid dari kursi Ketua Umum Kadin. Makin mirip partai dan dana luar negeri banyak masuk.
Gaya Hidup
Mengapa Anak Muda Gandrung Komik Korea
Komik Korea Selatan, khususnya webtoon atau komik digital, kian digemari pembaca muda Indonesia. Mudah diakses dan inovatif.
Baca selengkapnya di Majalah Tempo:
Adu Cepat Prabowo Subianto dan Jokowi di Food Estate Merauke
Kerusakan Lingkungan dalam Proyek Food Estate Merauke
Bagi-bagi Kekuasaan ala Kabinet Prabowo
Siapa di Balik Kudeta Ketua Umum Kadin
Siapa Terlibat Korupsi Anggaran Iklan Bank BJB