Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

CekFakta #262 Hati-hati, Hoaks Penipuan Berkedok Artis Bagi-bagi Duit Hasil Editan

image-gnews
Ilustrasi penipuan investasi. Pexels/Tima Miroshnichenko
Ilustrasi penipuan investasi. Pexels/Tima Miroshnichenko
Iklan

Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!

Penipuan online yang mencatut atau memanipulasi tokoh-tokoh publik semakin banyak serta meresahkan. Tidak hanya di Indonesia, penjahat di jagat maya juga menggunakan trik ini untuk meyakinkan warganet. 

Modusnya beragam. Mulai yang seolah-olah bagi uang, gebyar hadiah secara cuma-cuma, bantuan sosial langsung (BLT), sampai menggunakan teknologi artificial intelligence (AI) mempromosikan judi online. Lalu, bagaimana kita bisa mendeteksinya dan mencegah orang-orang sekitar tidak terperangkap?

Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.

Bagian ini ditulis oleh Artika Rachmi Farmita dari Tim Cek Fakta Tempo

Hati-hati, Hoaks Penipuan Berkedok Artis Bagi-bagi Duit Hasil Editan

Kita tentu tak mau menjadi korban informasi bohong yang mengincar keuntungan finansial. Sayangnya, hoaks berupa penipuan masih marak. Antara Agustus 2018 hingga 16 Februari 2023 saja, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat 1.730 kasus penipuan online. Total kerugian akibat penipuan di dunia mata ini juga tak main-main, mencapai Rp 18,7 triliun selama 2017 hingga 2021.

Yang makin pelik, banyak dari kita yang belum bisa membedakan mana hoaks dan mana informasi yang benar. Dilansir Katadata, berdasarkan studi dari Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada (UGM), sekitar 66,6% responden pernah menjadi korban penipuan online. Modus penipuan melibatkan berbagai taktik, seperti berkedok hadiah, mengirim tautan (link), penipuan jual beli di platform seperti Instagram, serta melalui situs web atau aplikasi palsu. SMS atau panggilan telepon menjadi sarana paling banyak digunakan penipu untuk menjaring korban-korbannya, mencapai 64% dibandingkan di media sosial sekitar 12,3%.

Namun, bukan berarti kita boleh lengah. Di era internet, menipu juga semakin dimudahkan. Dalam beberapa bulan terakhir, organisasi pemeriksa fakta Spanyol, Maldita.es mengungkapkan X (sebelumnya Twitter) dibanjiri iklan bergambar tokoh masyarakat maupun penyanyi dan media terkenal. Modusnya, warganet diarahkan ke halaman web yang menawarkan investasi palsu dalam mata uang kripto. Dari halaman abal-abal itu, mereka mencuri data pribadi atau mendorong untuk melakukan “investasi pertama” yang tidak pernah bisa ditarik kembali. 

Maldita.es mengumpulkan contoh-contoh promosi berkedok seperti itu, bahkan sudah melaporkannya ke X sebanyak 165 unggahan dalam waktu kurang dari tiga bulan. Ditemui beberapa pola, seperti:

  • Akun yang mencuit tweet yang dipromosikan baru berumur beberapa bulan dan semuanya memiliki centang biru pada layanan pembayaran X Premium.
  • Akun-akun ini berhasil meningkatkan visibilitas publikasi dengan membayar iklan melalui X Ads dan sengaja menargetkan pengguna di Spanyol yang berusia di atas 25 tahun. 
  • Gambar penyanyi Lola Índigo paling banyak dimunculkan berulang kali dalam iklan, sedangkan media massa yang paling banyak dipalsukan adalah El País. Empat dari setiap lima wawancara palsu yang dianalisis diarahkan ke situs web ‘Quantum A’, yang muncul dalam daftar peringatan Comisión Nacional del Mercado de Valores dari pemerintah Spanyol dan ditetapkan sebagai “penipuan finansial”.

Sumber gambar: https://maldita.es/uploads/images/2024/05/66439d7a21c51image1-png.png

Di Indonesia, jenis situs yang kini banyak digunakan untuk menipu adalah judi online. Si pembuat hoaks memanipulasi suara tokoh-tokoh publik seperti Dennis Lim dan Sule sehingga keduanya seolah-olah berbicara mempromosikan situs judi. Sedangkan modus bagi-bagi uang kini juga mencatut presiden RI terpilih, Prabowo Subianto setelah sebelumnya pernah mencatut Presiden Jokowi membagikan Rp 50 juta secara cuma-cuma.

Untuk itu, jangan pernah lelah mengajak orang-orang di sekitar kita agar jangan mudah tergiur ‘hadiah’, ‘bagi-bagi uang’, atau ‘bantuan uang’ gratis dari internet. Ingatkan mereka agar selalu memverifikasi sumber informasi, selalu skeptis, dan segera merujuk pada media atau situs kredibel. Gunakan pula Google Reverse Image atau Google Lens di gawai jika masih penasaran, agar tahu asal-usul gambar/keluku yang digunakan.

Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo Media Lab

Cek Fakta Pilihan

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Benarkah Menyesatkan, Konten Pernyataan Peneliti BRIN Syafuan Rozy Terkait OPM?

Dalam sebulan terakhir tagar #TumpasOPM atau #DukungPenumpasanOPM ramai digunakan di platform X (dulunya Twitter) yang diklaim menyertakan peneliti BRIN. Tagar itu muncul tak lama setelah Panglima Militer mengubah terminologi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua menjadi Organisasi Papua Merdeka (OPM) pada 5 April 2024. Beberapa isi konten yang menggunakan tagar tersebut, memuat klaim bahwa peneliti BRIN Badan Riset dan Inovasi Nasional, Syafuan Rozi menyatakan: “Tindakan tegas perlu dilakukan terhadap gerakan OPM memang diperlukan mengingat eskalasi konflik Papua yang terus meninggi”.

| Hasil Pemeriksaan fakta

Berdasarkan penelusuran Tempo, Syafuan Rozi merupakan seorang peneliti yang banyak mempublikasikan riset tentang konflik di Indonesia. Ia juga menulis beberapa buku di antaranya Kekerasan Komunal: Anatomi dan Resolusi Konflik di Indonesia; Merentas Jalan Panjang Perdamaian: Negara & masyarakat dalam resolusi konflik; dan Hubungan Negara & Masyarakat dalam Resolusi Konflik di Indonesia: Kasus Sulawesi Tengah, Maluku, dan Maluku Utara. Tempo menghubungi Syafuan Rozi melalui telepon untuk mengkonfirmasi mengenai konten di X tersebut.

Baca selengkapnya

Waktunya Trivia!

Benarkah Covid-19 adalah Kebohongan Berkedok Ilmuwan dan Flu Burung Disiapkan sebagai Pandemi Berikutnya?

Sebuah akun Instagram membagikan video dengan klaim bahwa Covid-19 adalah kebohongan berkedok ilmuwan yang saat ini terbongkar di Amerika Serikat. Klaim itu dihubungkan dengan cuitan pemilik X, Elon Musk yang mendesak penuntutan terhadap Fauci dengan membagi pemberitaan New York Post edisi 16 Mei 2024 berjudul “Sick Lies: After Year Falsehoods, health official admits US funded dangerous virus research at China’s Covid Lab”. 

Mari kita cek faktanya!

Ada Apa Pekan Ini?

Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial memiliki beragam isu. Buka tautannya ke kanal Cek Fakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:

Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini. Ingin mengecek fakta dari informasi atau klaim yang anda terima? Hubungi ChatBot kami.

Ikuti kami di media sosial:

Facebook

Twitter

Instagram 

Telegram

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


CekFakta #279 Mengenal "Halusinasi" AI Generatif

1 hari lalu

Ilustrasi Kecerdasan Buatan (Yandex)
CekFakta #279 Mengenal "Halusinasi" AI Generatif

Mengenal "Halusinasi" AI Generatif, Ketika Kecerdasan Buatan 'Gagal Paham'


2 Perempuan Jadi Korban Penipuan Siber Komplotan yang Mengaku Brad Pitt

2 hari lalu

Aktor Hollywood Brad Pitt memberikan tandatangan kepada sejumlah penggemarnya saat menghadiri acara premier film terbarunya
2 Perempuan Jadi Korban Penipuan Siber Komplotan yang Mengaku Brad Pitt

Para pelaku berpura-pura menjadi aktor Brad Pitt dengan mengirimkan email dan pesan singkat Whats App pada kedua korban.


5 Ciri-Ciri Link Penipuan Online yang Harus Diwaspadai

3 hari lalu

Waspada! Berikut ini deretan file APK penipuan yang sering kali dikirimkan ke nomor WhatsApp pada 2024. Jangan klik link sembarangan. Foto: Canva
5 Ciri-Ciri Link Penipuan Online yang Harus Diwaspadai

Menghindari website yang memiliki ciri-ciri link penipuan penting untuk dilakukan agar tidak menjadi korban kejahatan cyber tersebut.


3 Tips Agar Tidak Tertipu oleh Scam di Google Maps

4 hari lalu

Scam di Google Maps. Foto: Canva
3 Tips Agar Tidak Tertipu oleh Scam di Google Maps

Berikut ini beberapa tips agar tidak tertipu oleh scam di Google Maps. Scam di Google Maps ini bisa merugikan secara finansial.


Artis Mahalini Laporkan Sebuah Akun TikTok ke Polisi karena Sebarkan Hoaks Perselingkuhan

5 hari lalu

Mahalini Raharja. Foto: Instagram/@mahaliniraharja
Artis Mahalini Laporkan Sebuah Akun TikTok ke Polisi karena Sebarkan Hoaks Perselingkuhan

Mahalini melaporkan sebuah akun media sosial TikTok ke Polda Metro Jaya karena menyebarkan hoaks soal perselingkuhannya.


Modus Penipuan Tukar Uang Receh di SPBU, Petugas Tertipu Rp 1 Juta

5 hari lalu

Ilustrasi penipuan investasi. Pexels/Tima Miroshnichenko
Modus Penipuan Tukar Uang Receh di SPBU, Petugas Tertipu Rp 1 Juta

Seorang petugas SPBU di Depok ditipu Rp 1 juta.


Pria Malang Tertipu Rp 3,13 Miliar Tergiur Penggandaan Uang, Berikut Sederet Kasus Serupa

7 hari lalu

Dimas Kanjeng Taat Pribadi, bersama dengan tumpukan uang. youtube.com
Pria Malang Tertipu Rp 3,13 Miliar Tergiur Penggandaan Uang, Berikut Sederet Kasus Serupa

Seorang warga Kota Malang, MS, kehilangan uang sebesar Rp 3,13 miliar setelah percaya pada Asmadi yang mengaku bisa lakukan penggandaan uang.


CekFakta #278 Belajar dari Kencangnya Ujaran Kebencian terhadap Perempuan dan Minoritas di Pilpres 2024

7 hari lalu

Ilustrasi Ujaran Kebencian. shutterstock.com
CekFakta #278 Belajar dari Kencangnya Ujaran Kebencian terhadap Perempuan dan Minoritas di Pilpres 2024

Belajar dari Kencangnya Ujaran Kebencian terhadap Perempuan dan Minoritas di Pilpres 2024


Mahasiswa Asal Sumatera Selatan Lakukan Penipuan Lewat Peretasan Google Business Profile

8 hari lalu

Ilustrasi Penipuan. shutterstock.com
Mahasiswa Asal Sumatera Selatan Lakukan Penipuan Lewat Peretasan Google Business Profile

Seorang mahasiswa asal Sumatera Selatan ditangkap atas kasus penipuan karena meretas Google Business Profile polsek hingga call center bank.


Polda Banten Ungkap Penipuan Penggelapan Proyek Jas Almamater Kampus Rp 45,47 Miliar

11 hari lalu

Ilustrasi Penipuan. vocfm.co
Polda Banten Ungkap Penipuan Penggelapan Proyek Jas Almamater Kampus Rp 45,47 Miliar

Ditreskrimum Polda Banten menangkap TS dalam kasus tindak pidana penipuan dan penggelapan pengadaan jas almamater fiktif senilai Rp 45,74 Miliar.