Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!
Ujaran kebencian kerap menjadi alat yang digunakan para aktor jahat dalam menyebarkan kabar bohong. Data menunjukkan bahwa ujaran kebencian meningkat dan menyasar kelompok-kelompok minoritas selama masa kampanye calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2024.
Ujaran kebencian ini meningkat ketika hari pemungutan suara. Bahkan hoaks berbau etnis kembali mewarnai, mendaur ulang pola kebohongan yang beredar di Pemilu 2014 dan 2019 silam.
Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.
Bagian ini ditulis oleh Artika Rachmi Farmita dari Tim Cek Fakta Tempo
Ujaran Kebencian Menyangkut SARA Meningkat Selama Pemilu 2024
Meningkatnya ujaran kebencian selama Pemilu 2024 ditangkap oleh dasbor Hate Speech Monitoring kerja sama Monash University, Indonesia dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia. Hal ini terlihat dari perbandingan data hoaks di Facebook, Instagram, dan Twitter, antara 2 pekan sebelum hari-H pencoblosan dengan 2 pekan setelahnya.
Hoaks yang berkaitan dengan Pemilu, meningkat dari 35,79% untuk rentang 1 Februari-13 Februari, menjadi 45 persen untuk rentang 14 Februari-24 Februari. “Memang meningkat, dan ini naiknya signifikan,” ujar peneliti Monash, Derry Wijaya kepada Tempo. Peningkatan ini terlihat dari lonjakan (spike) saat hari-H pemungutan suara.
Selain itu, menjelang Pemilu 2024, terdapat pula peningkatan ujaran kebencian yang disangkutkan dengan Tiongkok. Padahal sebelum pencoblosan, ujaran kebencian terbanyak ditujukan terhadap kelompok Yahudi.
“Ujaran kebencian terhadap Yahudi mendominasi karena masalah serangan Israel ke Palestina. Setelah Pemilu, isu berkaitan dengan Tiongkok menjadi hampir sama banyaknya dengan Jewish,” ujar Derry.
Ujaran kebencian menyangkut Tiongkok ini, tak hanya dalam konteks etnis seperti hoaks salah satu kandidat adalah keturunan Cina. Namun juga narasi sentimen terhadap WNA Tiongkok yang digunakan untuk memenangkan suara kandidat tertentu, salah satu kandidat adalah antek asing (Cina), hingga tudingan dukungan kepada oligarki Cina.
Maka jika diperhatikan, narasi ujaran kebencian ini serupa dengan narasi hoaks yang beredar pada Pemilu-Pemilu sebelumnya. “Artinya, ya hoaks ini di-recycle terus,” pungkas Derry.
Nah, apakah Anda juga menyadari kebohongan yang didaur ulang ini saat Pemilu 2024?
Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo Media Lab
Cek Fakta Pilihan
Benarkah Mahfud MD Akan Mundur sebagai Cawapres Ganjar Pranowo?
Sebuah akun Instagram mengunggah video dengan klaim bahwa Mahfud MD mundur sebagai calon wakil presiden. Pada video itu tertulis, Mahfud MD mundur dari Cawapres karena Ganjar sibuk dengan pengajuan hak angket. Menurutnya, hak angket itu percuma dan tidak ada gunanya, karena mereka akan tetap kalah. Benarkah klaim ini? Berikut pemeriksaan faktanya.
| Hasil Pemeriksaan fakta
Tim Cek Fakta Tempo menelusuri sumber asli video tersebut di media sosial resmi Mahfud MD. Video tersebut pertama kali diunggah akun TikTok @mohmahfudmdofficial pada tanggal 29 Februari 2024. Akun TikTok ini merupakan akun resmi Mahfud MD.
Waktunya Trivia!
Benarkah Video Cara Kerja Chart Penggelembungan Suara Pilpres 2024?
Sebuah video beredar di YouTube dan Facebook akun ini dan ini, yang diklaim sebagai cara Komisi Pemilihan Umum (KPU) melakukan penggelembungan suara hasil Pilpres 2024 dalam Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) milik mereka. Video itu memperlihatkan sebuah antarmuka perangkat lunak yang bisa menghasilkan chart atau diagram persentase hasil Pemilu 2024 dari seluruh tempat pemungutan suara (TPS). Sebagian unggahan menyatakan perangkat lunak itu adalah Sirekap.
Ada Apa Pekan Ini?
Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial didominasi dengan isu pemilu dan laporan dugaan kecurangan pemilu. Buka tautannya ke kanal Cek Fakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:
- Benarkah Tambang Emas Freeport Tak Lagi Milik Amerika Serikat?
- Benarkah Kompas TV Promosikan Obat Diabetes bersama Terawan Agus Putranto?
- Benarkah Jadwal Penetapan Hasil Pemilu 2024 Dimajukan Menjadi 28 Februari 2024 dari 20 Maret?
Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini. Ingin mengecek fakta dari informasi atau klaim yang anda terima? Hubungi ChatBot kami.
Ikuti kami di media sosial: