TEMPO.CO, Jakarta - Suhu politik Tanah Air terus meninggi di pekan-pekan terakhir pencoblosan pada 14 Februari mendatang. Adu narasi dan argumentasi antar-pendukung tiga calon presiden dan wakil presiden tentang segala hal yang menguntung kandidat yang mereka dukung telah mengisi ruang-ruang publik.
Salah satu isu yang paling hangat adalah soal perlu tidaknya capres dan cawapres yang masih menduduki jabatan publik untuk mundur. Dari ketiga konstestan pemilu, Prabowo Subianto dan Mahfud MD, masih menempati jabatan sebagai Menteri Pertahanan dan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan.
Pilihan tidak mundur itu menuai kritik yang tajam. Sebab, masyarakat akan sulit membedakan , apakah ketika mereka turun ke daerah berkampanye, sedang cuti atau masih aktif sebagai menteri. Potensi terjadi konflik kepentingan penggunaan fasilitas negara untuk urusan politik kembali mengemuka. Penjelasan Presiden Joko Widodo bahwa pejabat publik seperti presiden, wakil presiden boleh memihak dan berkampanye semakin memanaskan isu tersebut. Menjawab Jokowi, Mahfud MD mengumumkan pengunduran dirinya sebagai anggota Kabinet Indonesia Maju.
Dukungan Jokowi untuk Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sejatinya sudah terjadi sejak lama. Pilihan politik yang keliru dan menabrak aturan ini, sempat membuat sejumlah menteri dikabarkan bakal mundur dari kabinet karena tidak setuju dengan langkah tersebut.
Pilihan politik Jokowi juga membelah kabinet Jokowi. Indikasinya, bisa terlihat ketika Prabowo menyindir ada menteri yang beraliran neo-liberal dalam kabinet Jokowi, yang ditengarai mengarah ke Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Sindiran ini bermula ketika Sri Mulyani, bersikukuh menolak permintaan anggaran jumbo dari Prabowo untuk Kementerian Pertahanan.
Kekisruhan paling besar terjadi dalam kebijakan bantuan sosial (Bansos). Baru-baru ini Jokowi secara mendadak meminta tambahan alokasi dana dan perubahan jadwal pengucuran bantuan sosial (bansos) senilai Rp 11,25 triliun yang membuat Sri Mulyani kelimpungan menyisihkan belanja dalam APBN 2024.
Tak hanya itu, bantuan senilai Rp 200 ribu per bulan semula akan disalurkan sepanjang Januari-Maret 2024 untuk 18,8 juta orang, dipaksakan dibagikan sekaligus pada awal Februari. Penyalurannya tidak lagi seperti sebelumnya melalui transfer tunai lewat bank pemerintah, tapi dibagikan langsung lewat PT Pos Indonesia dan Badan Pangan Nasional, yang berpeluang dipakai berkampanye. Perubahan ini, ikut memanaskan hubungan Sri Mulyani dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Di luar perihal kabinet Jokowi yang babak-belur, kami juga menyajikan cerita upaya membelokan perkara korupsi Bupati Sidoarjo Ahmad Mudhlor, yang sedang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi. Selain itu, pada edisi ini terbit laporan khusus Karya Seni Pilihan Tempo. Liputan yang memberi berkala setiap tahun yang memberi apresiasi terhadap karya seni berkualitas.
Selamat membaca,
Setri Yasra
Pemimpin Redaksi
Rusak Kabinet karena Jokowi
Alih-alih menjaga etika bernegara, pertimbangan elektoral menjadi alasan utama menteri untuk hengkang atau bertahan di kabinet Jokowi. Berkaca pada kasus Mahfud Md.
Setelah Mahfud, Siapa Lagi Menteri yang Ingin Mundur
Mahfud Md. akhirnya mundur dari kabinet Jokowi. Sejumlah menteri juga berniat hengkang karena ogah mendukung dinasti Jokowi.
Mahfud Md.: Psikologis Kabinet Sudah Berbeda
Mahfud Md. buka-bukaan soal alasannya mundur sebagai Menkopolhukam. Ia tak menyangka bila Gibran diputuskan menjadi cawapres.
Hari-hari Terakhir Mahfud Md. Sebelum Mundur dari Kabinet
Mundurnya Mahfud Md. dinilai tak akan mengerek elektabilitas. Perolehan suara diprediksi bertambah justru dari sentimen negatif terhadap Jokowi.
Mengapa Mantan Orang Dekat Rajin Mengkritik Jokowi
Sejumlah orang dekat Jokowi kini rajin mengkritik pemerintah. Ada permintaan mendukung Prabowo-Gibran.
Laporan Khusus
Bagaimana Kami Menetapkan Karya Seni Pilihan Tempo 2023
Tempo kembali memilih karya para perupa, koreografer, dramawan, musikus, dan sastrawan dalam Karya Seni dan Sastra Pilihan Tempo 2023.
Ilmu dan Teknologi
Bagaimana Juru Bahasa Berkawan dengan Kecerdasan Buatan
Juru bahasa mengantisipasi kehadiran penerjemahan pidato berbasis kecerdasan buatan. AI adalah perangkat yang membantu bekerja.
Anda bisa membaca lebih lengkap laporan di Majalah Tempo:
Setelah Mahfud, Siapa Lagi Menteri yang Ingin Mundur
Mahfud Md.: Psikologis Kabinet Sudah Berbeda
Hari-hari Terakhir Mahfud Md. Sebelum Mundur dari Kabinet
Mengapa Mantan Orang Dekat Rajin Mengkritik Jokowi