Halo pembaca,
Presiden Joko Widodo agaknya sudah kepalang basah tak netral dalam pemilihan presiden 2024. Akhirnya ia nyebur sekalian. Cawe-cawe terbaru Jokowi dalam Pemilu 2024 adalah bertemu dengan Prabowo Subianto, calon presiden yang berpasangan dengan anaknya, dan para ketua partai penyokongnya. Jokowi kabarnya menanyakan mengapa elektabilitas Prabowo tak kunjung tembus 50 persen.
Rupanya Jokowi ingin Pemilu satu putaran saja. Soalnya, jika pemilihan presiden berlanjut ke ronde kedua, ada kemungkinan Prabowo kalah. Secara tradisional, suara Prabowo tak pernah lewat 48 persen. Dalam dua kali pemilu, 2014 dan 2019, perolehan suara Prabowo mentok 46 persen. Maka jika sebulan sebelum Pemilu suaranya hanya 46 persen karena sebesar itulah dukungannya.
Suara Prabowo berpindah kepada Anies Baswedan dan sedikit kepada Ganjar Pranowo. Longsornya suara Prabowo tergantikan oleh loyalis Jokowi yang umumnya tak paham dengan skandal Mahkamah Konstitusi dan pelbagai manuver Jokowi memenangkan anaknya.
Karena itu jika pemilihan presiden lanjut ke babak kedua, Prabowo bisa mungkin kalah. Debat calon presiden kedua pada 7 Januari 2024 makin membuat suara Prabowo terpuruk. Gagap menjawab pelbagai pertanyaan dari Anies-Ganjar membuat pemilih yang belum menentukan pilihan makin mantap tak mendukung Prabowo.
Kecemasan Jokowi itu wajar mengingat ia sudah habis-habisan agar bisa terus berkuasa. Setelah coba menunda Pemilu, lalu memperpanjang masa jabatan, kemudian memaksakan anaknya menjadi wakil presiden dengan mengubah syarat calon presiden, Jokowi masih harus bekerja keras agar kekuasaan berlanjut oleh anaknya.
Di kubu lawan, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo terlihat makin solid mencegah Prabowo menang satu putaran. Bahkan ada gagasan dua rival ini menjalin koalisi agar pemilihan berlangsung dua ronde. Jika melihat data sigi politik sekarang, jika pemilu dua putaran, salah satu dari mereka akan tanggal. Namun, bagi dua kubu ini, lebih penting mencegah Prabowo menang satu putaran ketimbang memikirkan lanjut ke babak kedua.
Pemilu makin seru, tapi makin memuakkan. Karena itu di edisi ini kami juga meliput isu-isu lain yang menghibur: di balik pembelian Tokopedia oleh TikTok, naik Gunung Halau-Halau di Meratus, dan pementasan tari memperingati wafatnya Pangeran Diponegoro.
Selamat membaca.
Bagja Hidayat
Redaktur Eksekutif
OPINI
Bisakah Jokowi Membuat Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran?
Jokowi kian kentara mendukung Prabowo-Gibran menang satu putaran. Penyalahgunaan kekuasaan makin besar.
LAPORAN UTAMA
Manuver Jokowi Memenangkan Prabowo-Gibran Satu Putaran
Jokowi turun gunung karena elektabilitas Prabowo-Gibran tak kunjung tembus 50 persen. Menang satu putaran bisa buyar. Apa yang dilakukan?
Gagasan Koalisi Anies Baswedan-Ganjar Pranowo. Bisakah?
Kubu Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud coba mencegah pemilihan presiden satu putaran. Menjajaki koalisi.
Mengapa Elektabilitas Prabowo-Gibran Mandek?
Elektabilitas Prabowo-Gibran mandek sejak November 2023. Di sejumlah daerah, perolehan suara Prabowo tergerus oleh Anies-Muhaimin.
Hasrat Menang Satu Putaran
Presiden Joko Widodo makin kentara mendukung pasangan calon presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
HUKUM
Ancaman Baru UU ITE
Presiden Joko Widodo mengesahkan revisi kedua Undang-Undang ITE. Tetap berisi pasal karet pengekang kebebasan berpendapat.