TEMPO.CO, Jakarta - Tungku Nomor 41 smelter nikel PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel meledak dan terbakar pada 24 Desember 2023. Sebanyak 59 pekerja menjadi korban, 21 di antaranya tewas. Polisi sudah menaikkan status penyelidikan ke penyidikan, namun belum ada tersangka siapa yang bersalah dari petaka itu.
Sementara Kementerian Ketenagakerjaan atau Kemnaker juga turun menginvestigasi. Juga Kementerian Koordinator Investasi dan Kemaritiman atayu Kemnko Marves yang mengawasi operasi smelter nikel. Kedua lembaga negara ini beda-beda dalam melihat kecelakaan kerja di smelter nikel ITSS yang berlokasi di kawasan industri Morowali, Sulawesi Tengah, itu.
Kemenko Marves Investasi belum menyimpulkan, sementara Kemnaker menemukan bukti pelanggaran prosedur keselamatan mengoperasikan smelter nikel oleh perusahaan. Namun, keduanya belum mengumumkan kesimpulan akhir kendati investigasi masing-masing sudah rampung.
Kecelakan smelter nikel PT ITSS sesungguhnya bukan kali ini terjadi. Jumlah pekerja tewas saat mengoperasikan mesin pemurni bijih mineral itu sudah kesekian kali. Namun, audit pemerintah tak menyatakan level bahaya smelter nikel ini. Maklum, pengolahan nikel kini jadi primadona pemerintah dalam ekonomi.
Proyek nikel menjadi bagian proyek strategis nasional. Pembangunan smelter menjadi wajib karena pemerintah Indonesia menilai pengolahan nikel bisa memberikan nilai tambah. Namun, reportase kami di Morowali menemukan bahwa proyek nikel tergolong proyek padat modal, bukan padat karya. Artinya, proyek raksasa ini memberikan peluang pekerjaan yang sedikit jika dibandingkan dengan nilai investasinya yang besar.
Dari yang sedikit itu pun masyarakat lokal yang terlibat sangat sedikit. Masyarakat lokal di sini adalah masyarakat Indonesia dan masyarakat yang tinggal di sekitar industri. Cina punya teknologi pemurnian bijih mineral yang kini dipakai di hampir semua smelter nikel. Karena itu, mereka mendatangkan para insinyur dari Tiongkok untuk mengawal operasi smelter ini.
Bahasa menjadi kendala antara pekerja Indonesia dan pekerja Cina. Padahal, bahasa bisa berperan sebagai saran transfer pengetahuan mengoperasikan smelter nikel. Kewajiban pekerja asing bisa bahasa Indonesia kini tak diwajibkan karena dianggap kurang ramah investasi. Akibatnya pekerja di sana acap memakai bahasa isyarat ketika berkomunikasi.
Sepadankan investasi nikel dengan pertaruhan nyawa pekerja di industri ini? Kami mereportasekannya untuk Anda. Di edisi kali ini kami juga menyajikan ragam reportase dari bidang politik, hukum, dan kesenian. Desk politik mengulas strategi kandidat presiden menggaet pemilih muda, sementara desk hukum menulis tentang daun kratom yang akan digolongkan ke dalam narkotik jenis baru. Apa dampaknya?
Selamat membaca,
Bagja Hidayat
Redaktur Eksekutif
Tumbal Investasi Nikel Morowali
Benarkah kasus kebakaran smelter nikel PT Tsingshan Indonesia akan ditimpakan kepada pekerja?
Siapa Bersalah dalam Ledakan Smelter Nikel ITSS
Kebakaran di smelter nikel ITSS mengarah pada pelanggaran prosedur. Lembaga pemerintah beda cara melihatnya.
Siapa Tauke dan Jenderal yang Berkongsi di Smelter Nikel
IMIP dihuni anak-anak usaha Tsingshan Group. Kongsi tauke asing, pengusaha lokal, dan mantan jenderal di smelter mineral.
Mengapa Bisnis Smelter Nikel Mendapat Banyak Insentif
Pemerintah memberikan berbagai kemudahan bagi industri smelter. Menghapus banyak aturan yang tak ramah investasi.
Kampanye Demagogi Calon Presiden
Ancaman Maut Kabel Semrawut
Kasus kecelakaan akibat kabel semrawut yang menimpa Sultan Rifat Alfatih terancam dipetieskan. Ancaman bagi pengguna jalan.
Ketua Mahkamah Konstitusi: Makin Banyak yang Mengawasi Hakim Akan Makin Baik
https://majalah.tempo.co/read/hukum/170635/narkotik-daun-kratom