Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!
Memasuki kampanye Pilpres 2024, berbagai forum dunia maya mulai ramai memperbincangkan para pasangan capres dan cawapres. Tak terkecuali grup WhatsApp keluarga.
Grup WhatsApp keluarga biasanya berpotensi menjadi wadah beredarnya mis/disinformasi akibat perbedaan literasi media antara generasi yang lebih tua dan yang muda. Alhasil, hoaks malah bisa memicu perdebatan di antara anggota keluarga. Bagaimana memahami dan menyikapi situasi ini?
Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.
Bagian ini ditulis oleh Artika Rachmi Farmita dari Tim Cek Fakta Tempo
Prebunking Series (51)
Pemilu 2024, Bagaimana Menyikapi Hoaks di Grup WhatsApp Keluarga?
Grup percakapan keluarga merupakan salah satu tempat rawan penyebaran hoaks. Apalagi menurut sebuah studi, hoaks dengan mudah berkembang akibat kurangnya kemampuan perspektif generasi tua dalam memahami informasi yang mereka terima. Bisa ditebak, isu yang paling sering dibahas dalam grup WhatsApp keluarga juga tak jauh-jauh seputar isu politik dan agama.
Dikutip dari The Conversation Indonesia, sejumlah penelitian menyebutkan bahwa salah satu tantangan mengurangi hoaks adalah motivated reasoning atau “penalaran termotivasi” pada pendukung politik. Motivated reasoning adalah kecenderungan mencari informasi yang mendukung keyakinan mereka, yang dapat mengakibatkan percaya pada informasi palsu yang sejalan dengan pandangan mereka.
Bahkan menurut penelitian tahun 2020, kecenderungan mempercayai berita palsu meningkat saat suatu informasi yang diterima mendukung keyakinan suatu kelompok. Dari situ, para simpatisan cenderung menyebarkan berita yang mendukung pandangan mereka, tanpa memperhatikan kebenaran berita tersebut.
Tantangan penyebaran hoaks di grup WhatsApp keluarga ini, juga tidak bisa dilepaskan dari kaitannya dengan kemampuan kognitif–khususnya memori dan literasi digital.
Dikutip dari Huffpost, kerentanan pengguna internet pada lansia terhadap hoaks adalah efek penuaan pada otak. Faktor itulah yang membuat lansia rentan terhadap penipuan keuangan, yakni kontrol impuls yang lebih rendah, fungsi kognitif yang lebih lambat, tingkat isolasi sosial yang lebih tinggi.
Ilmuwan kognitif di Universitas Harvard, Nadia Brashier mengungkapkan, para lansia umumnya lebih percaya pada orang-orang di sekitar mereka. Sehingga membuat mereka lebih percaya terhadap informasi yang datang dari teman dan keluarga.
Yang lebih menyulitkan, misinformasi kerap muncul di beranda media sosial mereka di sela-sela unggahan foto bayi, resep, dan lain-lain. Mereka mungkin tidak siap untuk mengalihkan perhatian dari topik ringan di media sosial ke mode pengecekan fakta yang berat seketika.
Namun sebuah studi yang diluncurkan Google melaporkan sekitar sepertiga anak muda mengaku menjalankan pencarian di beberapa mesin pencari untuk membandingkan hasil alias menerapkan lateral reading (membaca secara lateral). Dua kali lipat persentasenya daripada generasi Boomer. Ini menunjukkan bahwa Gen Z, Millennial, dan Gen X lebih percaya diri dengan kemampuan mereka mengenali informasi yang salah.
Jadi, gotong royong untuk urusan literasi media maupun literasi digital antargenerasi tampaknya sangat dibutuhkan, terutama di saat pemilihan umum yang rawan polarisasi ini.
Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo Media Lab
Cek Fakta Pilihan
Benarkah Akses Internet di Seluruh Indonesia Bakal Diputus pada 1 Desember 2023?
Narasi yang menyebutkan bahwa akses internet di Indonesia bakal diputus, beredar di Twitter alias X pada 25 November 2023 bersama sebuah video pendek berdurasi 29 detik. “Info A1 valid. Internet Indonesia bakal diputus,” tulis akun tersebut. Selain narasi tentang pemutusan internet, konten itu juga memuat klaim bahwa media sosial akan dipantau. Hingga artikel ini dimuat, video reels tersebut telah mendapat 75 komentar dan dibagikan sebanyak 192 kali. Apa benar internet Indonesia bakal diputus dan seluruh aktivitas media sosial akan dipantau?
| Hasil Pemeriksaan fakta
Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo menyaksikan video tersebut dari awal hingga akhir. Tempo juga menelusuri pemberitaan terkait melalui sejumlah media kredibel. Hasilnya, informasi tersebut merupakan hoaks lama yang telah beredar jelang Pemilu 2019.
Waktunya Trivia!
Benarkah Media Tirto dan Yayasan Kurawal Terbitkan e-Book “Melanggengkan Dinasti Jokowi: Lupakan Netralitas, Korbankan Rekan Sejawat”?
Sebuah e-book dalam file berformat PDF beredar di WhatsApp, berjudul “Melanggengkan Dinasti Jokowi: Lupakan Netralitas, Korbankan Rekan Sejawat” yang diklaim diterbitkan media Tirto dan Yayasan Kurawal Foundation. Kovernya juga beredar di Facebook. E-book itu berisi 22 halaman teks dan gambar dengan klaim Kapolri Jenderal Listyo Sigit, mantan Ketua Mahkamah Agung (MA) Anwar Usman, dan sejumlah pejabat lain, berupaya melanggengkan politik dinasti Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
| Bagaimana hasil pemeriksaan faktanya?
Ada Apa Pekan Ini?
Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial memiliki isu yang sangat beragam, mulai dari isu politik, sosial dan kesehatan. Buka tautannya ke kanal Cek Fakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:
- Benarkah Pemberantasan Demam Berdarah Menggunakan Metode Wolbachia adalah Rekayasa Genetika?
- Benarkah Presiden FIFA Gianni Infantino Mengomentari JIS yang Tergenang Air?
- Benarkah Video Selawat Habib Syech yang Diklaim Sebagai Dukungan PKB Prabowo-Gibran Satu Putaran?
Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini. Ingin mengecek fakta dari informasi atau klaim yang anda terima? Hubungi ChatBot kami.
Ikuti kami di media sosial: