Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

CekFakta #231 Pilpres 2024 Semakin Dekat, Mengapa Hoaks Pilpres Masih Dipercaya?

image-gnews
Ilustrasi Pemilu. ANTARA
Ilustrasi Pemilu. ANTARA
Iklan

Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!

Pemilihan umum semakin dekat, tepatnya pada 14 Februari 2024 nanti. Narasi politik dari para kandidat pun semakin mengalir deras di lini masa platform-platform digital. 

Namun sayangnya, informasi politik yang tampil di layar gawai kita juga kerap berupa misinformasi, disinformasi, dan malinformasi. Bahkan dalam sebuah survei baru-baru ini, terungkap bahwa hampir 50 persen responden percaya hoaks seputar Pemilu. Bagaimana bisa?

Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.

Bagian ini ditulis oleh Artika Rachmi Farmita dari Tim Cek Fakta Tempo

Pilpres 2024 Semakin Dekat, Mengapa Hoaks Pilpres Masih Dipercaya?

Gangguan informasi politik ini sudah lama menjadi ancaman serius bagi demokrasi dan integritas penyelenggaraan Pemilu di Indonesia, baik saat Pemilihan Umum Presiden maupun Pemilihan Umum Gubernur. Keduanya kerap menjadi ladang kabar palsu.

Menjelang Pemilu 2024, tingkat penyebaran gangguan informasi kembali meningkat dan mulai mengkhawatirkan. Hampir setengah dari populasi atau 42,3 persen responden percaya pada gangguan informasi. Hasil ini diungkap dalam Survei Opini Publik: Proyeksi dan Mitigasi Gangguan Informasi Pemilu 2024 yang digelar The Safer Internet Lab (Sail) dan Center for Strategic and International Studies (CSIS) dalam rentang 4-10 September 2023.

Peneliti menguji 7 informasi salah yang sudah terverifikasi sebagai berita salah atau palsu oleh Koalisi Cek Fakta. Tujuh jenis hoaks yang diujikan ini dipilih karena kerap disebarkan secara berulang atau mempunyai pola yang jelas. Antara lain pengelabuan jumlah pemilih, anggota KPU tidak netral, surat suara yang sudah dicoblos, pencurian surat suara, KTP palsu dalam pemilu, tenaga kerja asing (TKA) Cina sebagai pemilih, serta penundaan Pemilu 2024. 

Para peneliti survei ini juga mengukur pada dua isu hoaks bertema Pemilu yang sudah beredar lama sejak 2014. Dua isu tersebut ialah Presiden Jokowi dianggap keturunan Tionghoa dan isu KTP elektronik untuk WNA Cina mencoblos dalam Pemilu.

Meski isu tersebut sudah beredar lama, tapi dari 41,5 persen responden yang mendengar bahwa Jokowi adalah keturunan Tionghoa saat itu, 21,7 persen di antaranya mengaku mempercayainya. Artinya, gangguan informasi diatas mampu bertahan di benak publik dalam jangka waktu yang panjang. 

Begitu pula dari 28,2 persen responden yang pernah mendengar isu KTP elektronik untuk WNA Cina, sebanyak 42,3 persen mempercayainya. Ini menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan terhadap gangguan informasi tersebut masih relatif tinggi, bahkan setelah dilakukan pengecekan fakta atau klarifikasi.

Walau para responden pernah mendengar hoaks tersebut dan ada yang masih mempercayainya, hanya sebagian kecil dari mereka yang tertarik untuk menyebarkannya. Bahkan, sebanyak 41,2 persen responden menganggap berita bohong yang tersebar di internet/media sosial adalah kerjaan orang iseng belaka. 

Artinya, publik tidak banyak mengetahui bahwa gangguan informasi adalah gerakan yang terstruktur dan terorganisir. Padahal jika kita jeli, ketidaktertarikan untuk meneruskan informasi keliru ini justru bisa mengundang pemikiran kritis di benak. “Lalu, siapa yang membuat hoaks kalau banyak orang malas sembarangan share? Wah, bisa jadi ini memang ada gerakan terencana untuk menyebarkan hoaks.”

Nah, apakah Anda berpikir hal yang sama?

Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo Media Lab

Cek Fakta Pilihan

Benarkah Prabowo Subianto Diseret Keluar Istana?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebuah video beredar di Facebook berisi klaim bahwa Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto diseret keluar Istana Negara. Dia dikatakan menjadi korban permainan politik Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Bagian thumbnail video memperlihatkan Presiden Jokowi di depan barisan menterinya, sementara dua orang berbaju putih mengangkat Prabowo keluar ruang Istana Negara. Format video tersebut mirip tayangan berita.  

| Hasil Pemeriksaan fakta

Tempo memverifikasi narasi tersebut menggunakan layanan reverse image search dari mesin pencari Google dan Yandex. Ditemukan bahwa video dalam unggahan di Facebook tersebut tidak sesuai dengan klaim yang disertakan.  

Baca selengkapnya

Waktunya Trivia!

Benarkah Tentara Arab Saudi Bergerak Menuju Palestina?

Klaim bahwa tentara Arab Saudi telah bergerak menuju Palestina beredar di media sosial. Klaim tersebut beredar seiring serangan Israel atas Palestina pada Oktober 2023. Klaim tersebut dibagikan akun Facebook ini [arsip] bersama sebuah video yang memperlihatkan iring-iringan kendaraan di jalanan yang membelah sebuah bukit. Beberapa kendaraan membawa bendera Arab Saudi. 

| Bagaimana hasil pemeriksaan faktanya?

Mari kita cek faktanya!

Ada Apa Pekan Ini?

Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial memiliki isu yang sangat beragam, mulai dari isu politik, sosial dan kesehatan. Buka tautannya ke kanal Cek Fakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:

Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini. Ingin mengecek fakta dari informasi atau klaim yang anda terima? Hubungi ChatBot kami.

Ikuti kami di media sosial:

Facebook

Twitter

Instagram

Telegram

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pendaftaran KPPS Pilkada 2024 Dibuka, Ini Jumlah Honor dan Syaratnya

1 hari lalu

Petugas KPPS menunjukkan surat suara saat menghitung jumlah suara pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta di TPS 28 Cilandak Barat, 15 Februari 2017. ANTARA
Pendaftaran KPPS Pilkada 2024 Dibuka, Ini Jumlah Honor dan Syaratnya

KPU telah membuka jadwal pendaftaran anggota KPPS Pilkada 2024. Ketahui jumlah upah dan syarat-syaratnya.


Perkuat Kemampuan SDM Awasi Pilkada 2024, Bawaslu Lakukan Ini

5 hari lalu

Anggota Bawaslu RI Puadi. (ANTARA/HO-Humas Bawaslu RI)
Perkuat Kemampuan SDM Awasi Pilkada 2024, Bawaslu Lakukan Ini

Bawaslu telah mengantisipasi maraknya kampanye hitam, hoaks, dan ujaran kebencian selama Pilkada 2024.


Bisa Diidentifikasi, Ini 5 Eror pada Gambar atau Foto Palsu Bangkitan AI

6 hari lalu

Paus Francis dari Midjourney yang menggunakan AI. Foto : Midjourney
Bisa Diidentifikasi, Ini 5 Eror pada Gambar atau Foto Palsu Bangkitan AI

Sebuah studi oleh Google menemukan lonjakan pesat proporsi gambar-gambar bangkitan AI dalam klaim-klaim cek-fakta hoax sejak awal 2023 lalu.


CekFakta #277 Mewaspadai Bahaya AI di Tangan Ekstremis dan Teroris

7 hari lalu

Ilustrasi kecerdasan buatan atau AI. Dok. Shutterstock
CekFakta #277 Mewaspadai Bahaya AI di Tangan Ekstremis dan Teroris

Mewaspadai Bahaya AI di Tangan Ekstremis dan Teroris


Artis dan Influencer Ramai-ramai Mencalonkan Diri di Pilkada, Anies: Harusnya Ada Rekam Jejak

11 hari lalu

Anies Baswedan menghadiri forum bersama mahasiswa dalam tajuk Anies Baswedan Kembali ke Jogja yang digelar di Pendopo Wisma Kagama, kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada Senin 9 September 2024.  Foto: TEMPO| Pribadi Wicaksono.
Artis dan Influencer Ramai-ramai Mencalonkan Diri di Pilkada, Anies: Harusnya Ada Rekam Jejak

Anies turut menanggapi fenomena artis atau influencer yang ramai bergabung dalam partai politik dan mencalonkan diri di Pilkada 2024.


Waswas Berdampak ke Pilpres, Hakim Tunda Pembacaan Putusan Kasus Hukum Donald Trump

13 hari lalu

Waswas Berdampak ke Pilpres, Hakim Tunda Pembacaan Putusan Kasus Hukum Donald Trump

Putusan yang seharusnya dibacakan pada 18 September 2024, ditunda sampai pemilu 5 November 2024 terlaksana agar tak berdampak pada Donald Trump


7 Tips Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Arus Deras Kampanye Negatif di Media Sosial

13 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
7 Tips Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Arus Deras Kampanye Negatif di Media Sosial

Kampanye negatif di media sosial semakin rawan saat pilkada.


CekFakta #276 Saling Jaga agar Tak Jadi Korban Perdagangan Orang

14 hari lalu

Ilustrasi judi online. Pixlr Ai
CekFakta #276 Saling Jaga agar Tak Jadi Korban Perdagangan Orang

Sampai sekarang, masih ada 44 WNI yang terjebak di wilayah konflik perbatasan Myanmar dan Thailand.


CekFakta #275 Hindari Panik, Bekali Diri untuk Tangkal Hoaks Seputar Cacar Monyet

21 hari lalu

Ilustrasi MPOX. Shutterstock
CekFakta #275 Hindari Panik, Bekali Diri untuk Tangkal Hoaks Seputar Cacar Monyet

Agustus lalu Kementerian Kesehatan mengumumkan sebanyak 88 kasus cacar monyet (Mpox) di Indonesia.


Prabowo Hadir di Kongres PAN: Terima Kasih Atas Kesetiaanmu

26 hari lalu

Presiden terpilih Prabowo Subianto menyampaikan pidato saat menghadiri penutupan Kongres ke-VI PAN di Jakarta, Sabtu 24 Agustus 2024. Kongres ke-VI PAN secara aklamasi menetapkan incumbent Zulkifli Hasan sebagai Ketua Umum PAN periode 2024-2029. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Prabowo Hadir di Kongres PAN: Terima Kasih Atas Kesetiaanmu

Prabowo mengapresiasi kesetiaan PAN yang mendukungnya selama empat kali mengikuti kontestasi Pilpres sejak 2004.