TEMPO.CO, Jakarta - Cawe-cawe Presiden Jokowi dalam pemilihan presiden 2024 sudah terlalu jauh. Tak hanya mengarahkan dukungan kepada salah satu kandidat, ia juga ditengarai menyorongkan anaknya, Gibran Rakabuming Raka, sebagai calon wakil presiden atau cawapres. Jokowi ingin Gibran Raknuming menjadi kandidat pendamping Prabowo Subianto.
Jokowi dan Prabowo Subianto adalah rival dua kali pemilihan presiden. Masyarakat Indonesia terbelah karena mendukung keduanya. Di media sosial bahkan melekat kedua pendukung menyebut nama kelompok pendukung dengan nama hewan. Kampret sebutan pendukung Jokowi untuk pendukung Prabowo Subianto, dan cebong sebutan untuk pendukung Jokowi dari pendukung Prabowo.
Di periode kedua, Jokowi merekrut Prabowo Subianto jadi menteri pertahanan. Kini ia bahkan ingin Prabowo jadi penerusnya. Sayangnya, Gibran Rakabuming terhalang UU Pemilu yang menetapkan batas usia minimal cawapres 40 tahun. Gibran baru 36 tahun.
Tak kurang akal, Jokowi punya Partai Solidaritas Indonesia. Adik Gibran Rakabuming, Kaesang Pangarep, kini jadi Ketua Umum PSI. Partai ini menggugat UU Pemilu soal batas usia tersebut ke Mahkamah Konstitusi. Di MK, ada Anwar Usman, adik ipar Jokowi, karena menikah dengan adiknya pada 2022. Putusan MK soal batas usia cawapres akan diketok 16 Oktober 2023.
Sampai di sini, terlihat ambisi Jokowi bakal mulus. Usahanya membangun politik dinasti mendapat dukungan perangkat negara untuk mewujudkannya. Semuanya tak melanggar hukum. Apalagi, jika nanti Prabowo Subianto terpilih tapi tak bisa melanjutkan kepemimpinan karena usia, Gibran Rakabuming akan langsung menjadi presiden—tak harus menunggu Pemilu 2029.
Anda mungkin geram membaca manuver politik yang tak etis ini. Tapi di luar sana ada sekelompok relawan yang siap menyokong keinginan Jokowi. Mereka bersiap memenangkan Prabowo jika Gibran Rakabuming menjadi wakilnya.
Pemilu masih enam bulan lagi. Berhasilkah usaha Jokowi? Akankah Indonesia memasuki era politik dinasti?
Di luar soal manuver-manuver politik yang memualkan, kami menulis cerita lain yang lebih menghibur meski tak membahagiakan. Ada salah kaprah penerapan keadilan restoratif oleh polisi yang merugikan korban pemerkosaan dan kerugian Indofarma selama pandemi. Industri farmasi untung besar selama pandemi, Indofarma malah rugi.
Tapi yang membahagiakan juga ada. Ada guru gambar anak-anak yang mendapatkan penghargaan Akademi Jakarta karena dedikasinya mengajar anak-anak mencintai seni.
Selamat membaca,
Bagja Hidayat
Redaktur Eksekutif
Bagaimana Jokowi Menduetkan Gibran Rakabuming Raka dengan Prabowo Subianto
Prabowo Subianto hampir pasti memilih Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden. Jokowi mendukung duet Prabowo-Gibran.
https://majalah.tempo.co/read/laporan-utama/169931/duet-prabowo-gibran
Peran Anwar Usman dalam Gugatan Usia Calon Presiden
Mahkamah Konstitusi disebut mengabulkan gugatan batas minimal umur calon presiden dan wakil presiden. Sarat konflik kepentingan.
Manuver Pendukung Duet Prabowo-Gibran
Sejumlah relawan mendorong duet Prabowo-Gibran. Berharap gugatan batas umur di Mahkamah Konstitusi dikabulkan.
Bahaya Konflik Kepentingan di Mahkamah Konstitusi
Persaingan Sengit Balap Motor MotoGP di Sirkuit Mandalika
Jarak antara pembalap MotoGP Francesco Bagnaia dan Jorge Martin hanya 3 poin. Balapan di Sirkuit Mandalika menjadi penentu.
Seberapa Bahaya Virus Nipah di Kelelawar Indonesia
Genom kelelawar buah di Sumatera Utara mirip dengan kelelawar Malaysia yang mengandung virus Nipah. Perlu surveilans satwa liar.