Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!
Anda barangkali pernah mendengar bahwa bermedia sosial bisa menurunkan rasa percaya diri, meningkatkan kecemasan, bahkan menyebabkan depresi. Ditambah lagi gempuran kabar bohong dan disinformasi yang menjamur di sana.
Lalu, karena hal tadi, apa artinya kita harus menyingkirkan media sosial sama sekali dari kehidupan? Agar tetap waras dalam bermedia sosial, apalagi sampai terhasut hoaks, mari belajar menavigasi aktivitas bermedsos.
Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.
Bagian ini ditulis oleh Artika Rachmi Farmita dari Tim Cek Fakta Tempo
Prebunking Series (17)
Tips Agar Tetap Waras Saat Bermedia Sosial
Media sosial menjadi pintu masuk luapan informasi, termasuk kabar bohong alias hoaks. Informasi yang membanjir ini bakal membebani kemampuan pemrosesan kognitif dalam otak. Alhasil, ini membuat kita semakin impulsif dan malah melemahkan kemampuan kita untuk fokus.
Dilansir Psychology Today, berikut beberapa tip yang bisa Anda lakukan:
- Saring Informasi yang Tidak Berfaedah
Unfollow atau nonaktifkan akun yang membanjiri medsos kita dengan artikel tidak penting dan tidak berguna. Matikan (turn off) notifikasi dari situs-situs yang membombardir dengan postingan semacam “5 langkah mudah ini akan membuat lemak luntur dalam sekejap”, atau yang bernada bombastis lainnya. Informasi semacam itu hanya sebentuk kebisingan yang mengganggu dan jelas-jelas merampas waktu serta energi kita yang berharga.
- Bisukan Akun Bermasalah
Mungkin ada kawan atau saudara yang selalu mengunggah tentang kehidupannya yang tampak sempurna. Atau mungkin akun berita yang bikin emosi meledak karena sering membagikan unggahan dengan pesan tragedi kemanusiaan. Jika sebagian besar postingan akun membuat Anda kesal, marah, cemas, atau tertekan, segera nonaktifkan postingan tersebut. Bukan kemudian ini berarti kita menghindari kenyataan, namun kita mesti sadar bahwa internet adalah simulakrum dari dunia nyata—bukan dunia nyata itu sendiri. Informasi yang terlalu menguras emosi tidak sebanding dengan pengeluaran kognitif dan emosional.
- Jangan Sampai Lupa Waktu
Tetapkan batas waktu pada aplikasi dan medsos yang paling sering digunakan. Ini untuk memastikan kita tidak kehilangan waktu berharga, produktivitas, tidur, hingga saat berkualitas bersama keluarga tercinta. Pengaturan batas screen time ini bisa dilakukan melalui aplikasi khusus maupun pengaturan ponsel.
- Jangan Tanggapi “Troll”
Akun troll memang bertujuan memprovokasi dan membuat warganet marah atau berkata kasar. Jika ada troll yang memancing Anda, laporkan (report) ke platform media sosial seperlunya dan jangan mau terlibat percakapan lebih jauh. Dalam sebuah penelitian oleh Anastasia Kozyreva, orang-orang di balik akun troll itu cenderung memiliki motivasi sosial negatif, sehingga terdorong menularkan perilaku mereka dengan membuat orang lain jengkel.
- Ingat Tujuan Bermedsos
Untuk apa Anda bermedia sosial: berjejaring, bisnis, belajar, hiburan, atau healing dari rutinitas? Apapun tujuannya, jangan sampai membuat Anda kehilangan arah dan terjebak ke dalam lubang yang tak ada ujungnya. Sebelum membuka aplikasi media sosial, mari perjelas niat sehingga Anda bisa mengabaikan informasi dan interaksi yang tidak relevan. Sadari bahwa kita punya kontrol atas media sosial.
Media sosial bukanlah virus berbahaya asalkan kita menggunakannya dengan bijak dan tidak berlebihan. Mengurangi waktu yang kita habiskan di media sosial, secara tidak langsung akan memfilter misinformasi maupun disinformasi meracuni kesehatan mental kita.
Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo Media Lab
Cek Fakta Pilihan
Benarkah Ribuan Santri Kepung Kantor PDIP pada 2023?
Sebuah akun di Facebook, mengunggah video yang memuat klaim ribuan santri mengepung kantor PDIP. Aksi unjuk rasa itu dikaitkan setelah beredar video Megawati Soekarnoputri pada Februari 2023. Isinya menyindir ibu-ibu yang ikut pengajian dalam salah satu pidatonya. Selain menampilkan video Megawati, beberapa potongan video berisi rekaman aksi demonstrasi di sejumlah wilayah.
| Hasil Pemeriksaan fakta
Berdasarkan penelusuran Tempo, kompilasi video unjuk rasa dalam unggahan itu bukanlah demonstrasi ke kantor PDIP pada tahun 2023, atau setelah pidato Megawati yang disampaikan pada 16 Februari 2023. Unjuk rasa tersebut terjadi dalam berbagai konteks peristiwa dan sebelum 2023. Untuk verifikasi video tersebut, Tim Cek Fakta Tempo Tim Cek Fakta Tempo memfragmentasi video tersebut menjadi gambar menggunakan Keyframe dan menelusurinya pakai Yandex Image Search.
Waktunya Trivia!
Benarkah Kandungan Protein HIV dalam Salah Satu Merk Vaksin Covid-19?
Sebuah akun Facebook mengunggah konten dengan klaim bahwa salah satu jenis vaksin mengandung protein human immunodeficiency virus (HIV). Informasi ini disebut berasal dari salah satu media internasional. Dalam video tersebut, seorang perempuan mengatakan ada cuplikan berita yang dirilis media arus utama yang mengatakan bahwa protein HIV dimasukan ke dalam vaksin coronavirus disease 2019 (Covid-19). Dikatakan juga bahwa, BBC dalam videonya mengatakan protein HIV tersebut dimasukan kedalam vaksin. Dan secara bersamaan Moderna baru saja merilis bahwa vaksin HIV akan tersedia di masa mendatang.
| Bagaimana hasil pemeriksaan faktanya?
Ada Apa Pekan Ini?
Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial memiliki isu yang sangat beragam, mulai dari isu politik, sosial dan kesehatan. Buka tautannya ke kanal Cek Fakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:
- Benarkah TNI Bakar Laboratorium Senjata Cina?
- Benarkah Brasil Dilanda Banjir Bandang Usai Gelar Karnaval Bertema Setan?
- Benarkah Dokter Terawan Promosikan Pengobatan Mata Tanpa Operasi?
Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini. Ingin mengecek fakta dari informasi atau klaim yang anda terima? Hubungi ChatBot kami.