EKONOMI DAN BISNIS
1 Maret 2023
Berebut Daging Kerbau India
Kisruh impor daging tak ada habisnya. Setelah kasus korupsi pada pembagian kuota impor daging sapi beberapa tahun lalu, giliran daging kerbau yang bermasalah. Daging kerbau sesungguhnya didatangkan untuk mengganti daging sapi yang mahal.
Alih-alih membangun tata kelola agar harga daging terkendali, Bulog menunjuk satu perusahaan untuk mendatangkan daging kerbau dari India. Hasilnya, harga daging kerbau sama mahalnya.
Sejumlah informasi yang kami telusuri menemukan fakta soal permainan harga antara Bulog dan sebuah perusahaan bernama PT Suri Nusantara Jaya. Bulog menunjuk Suri Nusantara Jaya sebagai pengedar utama daging kerbau, dengan harga pembelian Rp 70 ribu. Suri kemudian menjual kembali daging kerbau dengan harga di atas HET ke pedagang pasar dan industri pengolahan. Walhasil harga di tingkat konsumen kian mahal. Bulog tak memberi celah bagi pedagang atau perusahaan lain untuk membeli langsung daging kerbau.
Praktik ini terjadi bertahun-tahun, hingga terbit Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2022 yang membuka celah impor daging kerbau bagi swasta. Kementerian Pertanian pun memakai aturan ini untuk menerbitkan rekomendasi impor pada sejumlah perusahaan. Tapi sebelum itu berlaku, rapat terbatas Kementerian Koordinator Perekonomian lagi-lagi menetapkan Bulog sebagai pelaksana impor.
Mengapa impor daging selalu jadi masalah dan rebutan antar lembaga negara? Selamat membaca.
Fery Firmansyah
Redaktur Utama
Menahan Kerbau di Satu Tangan
Setelah mendapat hak monopoli impor, Bulog menunjuk perusahaan yang mengatur peredaran dan harga daging kerbau. Siapa bermain?
Jejaring Bisnis Juragan Daging
Siapa di balik PT Suri Nusantara Jaya yang menjadi pengatur distribusi daging kerbau Bulog?
Pasokan Seret Harga Meroket
Harga daging sapi dan kerbau terus melambung. Kondisi genting menjelang Ramadhan dan Idul Fitri.
Wawancara Direktur Utama Bulog Budi Waseso
Apa kata Budi Waseso soal dugaan monopoli daging kerbau?
SINYAL PASAR
Rezeki Arus Balik Modal Asing
OPINI
Mudarat Berulang Tata Niaga Daging
Bagaimana seharusnya membangun tata kelola daging?