TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo merombak Kabinet Indonesia Maju untuk yang ketiga kali. Perombakan kali ini seperti Jokowi baru naik jadi presiden, bukan di akhir masa kekuasaan: menambah dukungan dengan memasukkan dua partai baru dalam koalisi, PAN dan PBB. Alih-alih memperbaiki kinerja kabinet dan pemerintahan dalam dua tahun menjelang berakhir, Jokowi masih saja menggalang kekuatan partai pendukung. Kini nyaris semua partai berada di bawah kendalinya. Untuk apa? Mengembalikan ide gila tiga periode? Atau konsolidasi menjelang 2024 yang terlalu dini?
HUKUM
Korupsi Tata Ruang Yogya
Mantan Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, diduga mengobral perizinan untuk pembangunan restoran, hotel, dan apartemen sejak 2013. Disokong tim "bayangan" yang dikendalikan orang dekatnya, ia membanderol izin Rp 200 juta hingga paket hemat Rp 2 miliar. Ada peran orang kuat Jakarta.
EKONOMI
Pembangkit Surya Atap Terkunci Birokrasi
Aneh bin ajaib: di tengah gembar-gembor pemakaian energi baru dan terbarukan, mereka yang mau memakai panel surya harus gigit jari. Kewajiban mendapat izin PLN membuat industri dan rumah tangga tak kunjung bisa memakainya. Semata birokrasi atau kekhawatiran listrik negara jadi tak laku?
LINGKUNGAN
Menyulap Tambang Jadi Taman
Pemerintah Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, berencana membangun taman alam di atas lahan bekas tambang. Taman seluas 24,28 hektare itu rencananya akan dilengkapi berbagai sarana olahraga. Bisa jadi contoh reklamasi lubang tambang di lokasi lain.
SELINGAN
Jeroan Intelijen
Tak seperti badan intelijen negara lain, Badan Intelijen Siber Inggris punya biografi. Artinya, buku ini menguak operasi-operasi sandi yudha secara resmi. Indonesia ditulis cukup panjang. Apa yang mereka lakukan?