POLITIK
18 Januari 2022
Siapa di Balik Kisruh BRIN
Kisruh reorganisasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menunjukkan buruknya manajemen bahkan desain besar lembaga ini. Bahkan, jika kita baca laporan utama Tempo pekan ini, agaknya ada ketidakpedulian pemerintah terhadap iklim penelitian di negeri ini.
Dampaknya, banyak peneliti dipecat dan berbagai proyek penelitian strategis yang telah berjalan terancam mangkrak. Sejumlah mengatakan biang keroknya adalah peleburan berbagai lembaga riset ke BRIN yang dipaksakan padahal melenceng dari desain awal.
Bidang Pengkajian dan Penelitian Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, misalnya, dipaksa masuk ke dalam BRIN. Padahal Komnas HAM berbeda dengan BRIN yang masuk rumpun eksekutif.
Peleburan sejumlah lembaga riset ke BRIN juga berdampak pada likuidasi aset yang selama ini berperan penting dalam berbagai penelitian. Alih-alih menjadikan aset tersebut sebagai pusat riset bersama, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko malah mengalihkannya ke pihak lain.
Sejak awal, pembentukan BRIN memang sarat masalah dan kental aroma politis. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ngotot memisahkan BRIN dari Kementerian Riset. Salah satu tujuannya menjadikan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN.
Kami memandang kisruh BRIN penting jika Indonesia ingin mencapai kemajuan yang bermakna, yakni Indonesia berbasis sains. Apa yang keliru dalam kisruh BRIN? Kami menyajikannya dalam beberapa artikel. Selamat membaca.
Stefanus Pramono
Redaktur Pelaksana
Kawin Paksa Badan Riset
Siapa yang mendesain BRIN? Benarkah untuk mengakomodasi keinginan Megawati Soekarnoputri yang ingin mengembalikan cita-cita Sukarno dalam mewujudkan pusat riset?
Nasib Peneliti Setelah BRIN
Sejumlah lembaga riset melebur ke dalam BRIN. Bagaimana nasib penelitinya tanpa sokongan dana mencukupi?
Mereka yang Tak Lagi Jadi Peneliti
Ada sekitar 2.000 peneliti yang mencopot predikatnya karena BRIN. Akan ke mana mereka?
Politisasi Riset Melalui BRIN
Desain BRIN adalah semangat sentralisasi dan pengawasan. Analisis kelembagaan BRIN dari perspektif demokrasi. Menurut dosen Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Jentera Bivitri Susanti berbahaya.
Sejarah Lembaga Riset Indonesia
Dalam Madilog, Tan Malaka sudah mencita-citakan lembaga riset untuk membangun Indonesia. Tapi desainnya acap dibajak oleh kekuasaan. Tinjauan sejarawan J.J Rizal terhadap sejarah lembaga riset.
Salah Arah Lembaga Riset
Editorial Tempo soal kisruh BRIN: bagaimana seharusnya negara menangani riset.
ARTIKEL LAIN
Rokok Elektronik yang Istimewa
PT HM Sampoerna menambah investasi untuk memproduksi rokok elektronik. Mendapat keleluasaan dan kemudahan.
Petani Tembakau yang Selalu Merugi
Tata niaga tembakau merugikan petani. Mereka berada di mata rantai terendah dalam raksasa industri rokok. Tidak heran industri beralih ke rokok elektronik.
Modus Korupsi Wali Kota Bekasi
Ia memakai anak-anak dan orang kepercayaannya menampung uang suap. Pelacakan KPK terhadap korupsi Rahmat Effendi.
Kisruh Dewan Kesenian Jakarta
Gubernur Anies Baswedan memotong subsidi untuk Dewan Kesenian Jakarta. Melenceng dari cita-cita Ali Sadikin.