Setelah bertahun-tahun hanya mengungkapkan rencana, sejumlah perusahaan besar mulai membangun pabrik kendaraan listrik. Investasi triliunan rupiah mengucur demi mendirikan fasilitas produksi sepeda motor hingga bus dan truk listrik, yang digadang-gadang sebagai moda angkutan masa depan.
Adalah Electrum, perusahaan patungan antara PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk dengan PT TBS Energi Utama Tbk, yang bulan ini membangun pabrik sepeda motor di atas lahan seluas 3 hektare di Cikarang, Jawa Barat. Kapasitas produksi pabrik ini 250 ribu sepeda motor listrik per tahun pada tahap awal, dan di fase berikutnya bisa membuat 1 juta motor listrik. Motor-motor Electrum selain dijual untuk umum juga akan menjadi armada Gojek.
Perusahaan lainnya adalah PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk yang membangun pabrik bus listrik di Magelang, Jawa Tengah, yang mulai beroperasi pada Oktober mendatang. Anak usaha grup Bakrie ini membuka pabrik setelah meraup modal di Bursa Efek Indonesia bulan lalu. Tak hanya bus, VKTR juga akan membuat truk listrik yang menyasar pasar perusahaan tambang, perkebunan, hingga logistik.
Seperti sektor bisnis lain, industri kendaraan listrik pun bakal dikuasai konglomerat hingga pejabat publik. Electrum, misalnya, kerap dihubungkan dengan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan. Sebabnya, Luhut adalah pendiri Toba Bara Sejahtera, perusahaan batu bara yang kini mengubah nama menjadi TBS Energi Utama. Ada pula nama Kepala Staf Presiden Moeldoko, yang mendirikan pabrik bus di bawah bendera PT Mobil Anak Bangsa.
Selain grup Bakrie, konglomerasi yang masuk ke sektor ini adalah Indika Energy yang juga membangun pabrik motor listrik serta bus listrik. Ke depan akan ada satu grup usaha lain yang mendirikan pabrik mobil listrik. Di balik nama-nama besar ini berderet nama perusahaan asing, terutama dari Cina, selaku pemilik teknologi. Mereka berkongsi untuk membangun industri baru, yang belakangan didorong oleh pemerintah melalui berbagai insentif hingga subsidi.
Pembaca yang terhormat, pekan ini kami menyajikan laporan mengenai bagaimana para tokoh dan konglomerat membangun kerajaan baru yaitu industri kendaraan listrik. Ada pula tulisan mengenai tumbuhnya bisnis konversi kendaraan berbahan bakar minyak menjadi bertenaga listrik serta laporan mengenai ironi program insentif dan subsidi yang tak dilirik masyarakat. Apa sebabnya?
Selamat membaca
Fery Firmansyah
Redaktur Utama
Konglomerat di Balik Bisnis Kendaraan Listrik
Siapa saja mereka? Mengapa kendaraan listrik harus disubsidi?
https://majalah.tempo.co/read/ekonomi-dan-bisnis/169211/kendaraan-listrik-konglomerat
Salah Sasaran Subsidi Kendaraan Listrk
Untuk apa subsidi kendaraan listrik?
https://majalah.tempo.co/read/ekonomi-dan-bisnis/169209/subsidi-motor-listrik
Gairah Industri Konversi Kendaraan
Berkah setelah industri kendaraan listrik menjamur.
https://majalah.tempo.co/read/ekonomi-dan-bisnis/169208/konversi-kendaraan-listrik
SINYAL PASAR
Ancaman di Tengah Banjir Dana
Lonjakan pasokan uang kian memicu inflasi. Gejolak ekonomi karena naiknya bunga di negara maju makin terasa.
OPINI
Mengapa Subsidi Kendaraan Listrik Keliru
Pemerintah hanya bergantung pada pemberian subsidi dan insentif untuk mendorong industri kendaraan listrik.