TEMPO.CO, Jakarta - Selamat tahun baru 2023. Edisi perdana Tempo di tahun baru ini mengangkat tema konflik Papua, terutama karena Komisi Nasional Hak Asasi Manusia coba menggagas jeda kemanusian. Kami menilai isu ini penting sebagai pembuka tahun baru karena dari tahun ke tahun, konflik Papua seolah dibiarkan, tak coba diselesaikan dengan saksama. Konflik Papua sudah berlangsung lebih dari setengah abad.
Serangan kelompok bersenjata ke markas tentara pada September 2021 berbuntut panjang. Banyak penduduk yang mengungsi, sementara bantuan malah dihentikan, anak-anak menderita dan dikabarkan meninggal karena kurang gizi dan busung lapar.
Sepanjang pekan lalu, kami mewawancarai keluarga korban dan pihak-pihak yang mengetahui persoalan gizi buruk di Papua. Di Kabupaten Maybrat, satu dari enam wilayah konflik berat di Papua, ada bayi yang lahir dan meninggal saat berada di pengungsian. Begitu juga di daerah lain seperti Pegunungan Bintang.
Di pengungsian, makanan nyaris tidak ada. Di Maybrat, bantuan paket sembako bulanan dari pemerintah daerah hanya lima kali. Itu pun habis tak sampai sepekan. Jangankan lauk, teman nasi di piring hanyalah dedaunan. Kondisi pengungsi yang tinggal di hutan lebih memprihatinkan. Mereka tak berani pulang karena kampung halamannya diduduki tentara.
Dalam kondisi itu, nasib jeda kemanusiaan Papua pun tak jelas. Salah satu sebabnya, jeda kemanusiaan tak melibatkan berbagai elemen di Papua. Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, misalnya, tak diikutsertakan dalam dialog di Jenewa, Swiss. Padahal, TPNPB merupakan pihak yang berkonflik dengan pemerintah.
Dari sisi pemerintah, TNI serta polisi tak ikut dalam perundingan. Pemerintah pun terkesan enggan melaksanakan jeda kemanusiaan—yang pernah dicoba di Aceh dan gagal. Perdamaian di Papua kian berkabut.
Papua kini tengah menghadapi krisis kemanusiaan yang sangat serius. Tanpa ada kemauan dari pemerintah untuk berdialog dengan berbagai elemen di Papua, konflik akan terus terjadi. Rakyat Papua akan terus menderita. Mohon maaf jika tahun baru kami buka dengan kisah nestapa.
Anda juga bisa menyimak 10 peristiwa politik dan hukum yang menonjol selama 2022. Selamat membaca.
Stefanus Pramono
Redaktur Pelaksana
POLITIK
Hilang Gizi Bayi Pengungsi
Di tengah ketidakjelasan jeda kemanusiaan Papua, sejumlah anak pengungsi mengalami gizi buruk dan meninggal. Banyak pengungsi tak berani kembali ke kampung halaman yang diduduki tentara.
Jeda Kemanusiaan di Gurun Pasir
Direncanakan berlangsung Desember 2022 hingga Februari 2023, jeda kemanusiaan Papua jalan di tempat. Kenapa Komnas HAM dan pemerintah belum bergerak?
Tsunami Pembawa Damai
Jeda kemanusiaan belum terbukti berhasil membawa perdamaian. Pernah dicoba di Aceh, tapi gagal.
OPINI
Kemanusiaan Dulu, Jeda Kemudian
Jeda kemanusiaan tak menyentuh problem konkret di Papua. Penyelesaiannya bukan di Jenewa, melainkan di Jakarta.
KALEIDSOKOP
Lima peristiwa politik paling penting selama 2022.
Buru-buru Deklarasi Anies Baswedan
Lima peristiwa politik dan hukum paling penting selama 2022.
HUKUM
Amuk Koyo di Kampus G
Dua mahasiswa Universitas Gunadarma dipersekusi karena diduga melakukan kekerasan seksual. Kampus belum memiliki Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual.
OPINI
Gagap Kampus pada Kekerasan Seksual
Persekusi di Universitas Gunadarma menelenjangi ketidaksiapan kampus menghadapi kasus kekerasan seksual. Polisi ikut bertindak sembrono.
KALEIDOSKOP HUKUM
Lima peristiwa hukum paling menonjol 2022.