CekFakta #253 CrowdTangle, Alat Pantau Disinformasi di Media Sosial Tutup

Jumat, 29 Maret 2024 21:15 WIB

Ilustrasi hoaks atau fake news. Shutterstock

Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!

Meta, perusahaan yang memiliki Facebook, baru saja mengumumkan bahwa mereka akan menutup CrowdTangle, alat yang biasa digunakan oleh jurnalis dan peneliti untuk melacak aktivitas di media sosial. Penutupan ini dijadwalkan akan dilakukan pada 14 Agustus 2024.

Keputusan ini telah menimbulkan protes dari komunitas jurnalis dan peneliti yang bergantung pada CrowdTangle untuk memantau tren, menganalisis data, dan memahami perilaku pengguna di berbagai platform. Artinya, semakin berkurang pula transparansi platform media sosial kepada kita–para penggunanya.

Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.

Bagian ini ditulis oleh Artika Rachmi Farmita dari Tim Cek Fakta Tempo

Advertising
Advertising

CrowdTangle, Alat Pantau Disinformasi di Media Sosial Tutup

CrowdTangle adalah platform yang memungkinkan para pengguna melacak bagaimana konten tersebar di media sosial. Para jurnalis dan peneliti dapat memantau seberapa populer konten mereka, menemukan tren, dan membandingkan performa dengan konten dari pihak lain. Termasuk memberikan informasi penting tentang konten yang sedang viral, bagaimana cerita-cerita menyebar di platform sosial, dan bagaimana pengguna berinteraksi dengan konten tersebut.

Namun, jurnalis dan peneliti juga menggunakan CrowdTangle sebagai cara untuk mengumpulkan informasi tentang misinformasi dan konten lain yang berpotensi membahayakan dari perusahaan yang tidak selalu ingin membagikan data tersebut. Inilah yang disayangkan dari penutupan platform ini di tahun 2024.

Tahun 2024 merupakan tahun bersejarah dimana lebih dari 60 negara akan menyelenggarakan pemilu besar. Lebih dari separuh populasi dunia berhak mengikuti pemilu.

Muncul kekhawatiran bahwa disinformasi pemilu akan kembali menyebar ke seluruh platform seperti Facebook dan Instagram, sehingga merusak integritas hasil pemilu atau memicu kekerasan setelah penutupan. Apalagi, tanggal yang ditetapkan untuk penutupan CrowdTangle hanya tiga bulan sebelum pemilihan presiden AS.

Dikutip dari NiemanLab, ketua demokrasi digital di European New School of Digital Studies, Ulrike Klinger, mengatakan bahwa dia tidak terlalu terkejut melihat CrowdTangle ditutup. Namun, waktu rencana penutupan CrowdTangle “cukup mengecewakan” karena dilakukan pada tahun bersejarah ini.

“Meskipun CrowdTangle mungkin bukan solusi sempurna, ketergantungan para peneliti pada CrowdTangle, berakar pada fakta sederhana: Setelah penutupan API Facebook untuk para peneliti, tidak ada cara lain yang memungkinkan untuk mengakses data, setidaknya dengan cara yang selaras dengan Persyaratan Layanan mereka,” kata Klinger.

Akibat rencana penutupannya, CrowdTangle kini berada dalam Maintenance Mode alias “mode pemeliharaan”. Antarmuka Pengguna, API, data historis, dan ekstensi Chrome CrowdTangle semuanya akan ditutup pada bulan Agustus.

Usai pengumuman penutupan CrowdTangle, lebih dari 100 kelompok riset, advokasi, dan pengawas media sosial menandatangani surat terbuka kepada Meta. Mereka meminta perusahaan tersebut untuk memperpanjang penggunaan platform CrowdTangle hingga tahun 2025.

Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo Media Lab

Cek Fakta Pilihan

Benarkah Gambar Paspor yang Diklaim sebagai WN Ukraina Pelaku Penembakan di Gedung Konser Moskow?

Sebuah akun Facebook [arsip] membagikan gambar paspor seseorang yang diklaim warga negara Ukraina yang dibayar Ukraina-Barat sebagai teroris penembakan di gedung konser Moskow, Rusia.

| Hasil Pemeriksaan fakta

Verifikasi Tempo menunjukkan, bahwa pelaku teror di Moskow bukan merupakan warga negara Ukraina. Gambar seseorang yang ada pada paspor tersebut tidak ada kaitannya dengan penembakan di gedung konser Moskow, Rusia, seperti yang diklaim pembuat konten.

Baca selengkapnya

Waktunya Trivia!

Benarkah UNHCR Bisa Dijerat UU Keimigrasian karena Lindungi Rohingya?

Sebuah video beredar di Facebook dan Instagram [arsip] berisi klaim tentang Komisaris PBB untuk Pengungsi (UNHCR) terancam hukuman atas pasal 124 Undang-undang (UU) Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian. Video itu memperlihatkan naskah UU Keimigrasian dan memuat narasi bahwa UNHCR terancam melanggar UU tersebut karena melindungi orang-orang etnis Rohingya yang diklaim sebagai imigran gelap.

Mari kita cek faktanya!

Ada Apa Pekan Ini?

Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial didominasi oleh isu kesehatan. Buka tautannya ke kanal Cek Fakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:

Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini. Ingin mengecek fakta dari informasi atau klaim yang anda terima? Hubungi ChatBot kami.

Ikuti kami di media sosial:

Facebook

Twitter

Instagram

Telegram

Berita terkait

Begini Cara Menonaktifkan Sementara Akun Facebook

1 hari lalu

Begini Cara Menonaktifkan Sementara Akun Facebook

Menonaktifkan akun Facebook sementara bisa dijadukan opsi jika ingin beristirahat dari media sosial. Berikut caranya.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Menghapus Semua Postingan di Facebook

1 hari lalu

Begini Cara Menghapus Semua Postingan di Facebook

Menghapus semua postingan di Facebook mungkin menjadi opsi bagi beberapa orang yang ingin membersihkan akun. Begini caranya.

Baca Selengkapnya

Fenomena Flexing Mahasiswa KIP Kuliah di Media Sosial, Ini Kata Dosen Unair

2 hari lalu

Fenomena Flexing Mahasiswa KIP Kuliah di Media Sosial, Ini Kata Dosen Unair

Banyak yang mempertanyakan kelayakan mahasiswa tersebut sebagai penerima bantuan biaya KIP Kuliah.

Baca Selengkapnya

Anggota Komunitas Pers Politeknik Tempo Tamatkan Pelatihan, Resmi jadi Agen Cek Fakta

5 hari lalu

Anggota Komunitas Pers Politeknik Tempo Tamatkan Pelatihan, Resmi jadi Agen Cek Fakta

Komunitas Pers Politeknik Tempo (Korste) telah menyelesaikan rangkaian pelatihan cek fakta bersama tim Cek Fakta Tempo pada Jumat, 3 Mei 2024 dan resmi menjadi agen cek fakta.

Baca Selengkapnya

CekFakta #258 Energi Positif yang Palsu selama Pilpres 2024

5 hari lalu

CekFakta #258 Energi Positif yang Palsu selama Pilpres 2024

Toxic Positivity; Energi Positif yang Palsu selama Pilpres 2024

Baca Selengkapnya

Marselino Ferdinan Dihujat Netizen Usai Timnas Indonesia U-23 Kalah Lawan Irak di Piala Asia U-23 2024

5 hari lalu

Marselino Ferdinan Dihujat Netizen Usai Timnas Indonesia U-23 Kalah Lawan Irak di Piala Asia U-23 2024

Marselino Ferdinan menjadi sorotan di media sosial usai timnas Indonesia u-23 dikalahkan Irak 1-2 di perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

7 hari lalu

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

AJI menilai kedua acara ini jadi momentum awal bagi jurnalis di Indonesia dan regional untuk mempererat solidaritas.

Baca Selengkapnya

Rayakan Hari Pendidikan Nasional Lewat 35 Link Twibbon Ini

7 hari lalu

Rayakan Hari Pendidikan Nasional Lewat 35 Link Twibbon Ini

35 Twibbon Hari Pendidikan Nasional, silakan download dan upload untuk merayakannya.

Baca Selengkapnya

Semarakkan Hari Buruh Internasional dengan 30 Link Twibbon Ini

8 hari lalu

Semarakkan Hari Buruh Internasional dengan 30 Link Twibbon Ini

Twibbon dapat digunakan untuk turut menyemarakkan Hari Buruh Internasional pada 1 Mei 2024. Silakan unggah dan tayang.

Baca Selengkapnya

Seperti di Amerika, TikTok Bisa Dibatasi di Indonesia Jika Melanggar Kebijakan Ini

9 hari lalu

Seperti di Amerika, TikTok Bisa Dibatasi di Indonesia Jika Melanggar Kebijakan Ini

Kominfo mengaku telah mengatur regulasi terkait pelanggaran data pribadi oleh penyelenggara elektronik seperti TikTok.

Baca Selengkapnya