CekFakta #192 Ketika Hoaks Bersembunyi di Balik Iklan Konten Bersponsor

Jumat, 20 Januari 2023 14:21 WIB

Ilustrasi hoax atau hoaks. shutterstock.com

Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!

“Nyeri lutut sembuh dan kembali remaja seperti umur 18 tahun!” “Trik mendapatkan penghasilan puluhan juta rupiah dari Bitcoin.” “Ingin hidup 100 tahun? Bersihkan pembuluh darah Anda, ini caranya!”

Jika menemui judul-judul ini di suatu situs, blog, atau media sosial saat berselancar, apakah Anda tetap mengekliknya? Benarkah iklan sengaja bercerita dalam bentuk hoaks? Hati-hati jangan sampai terjebak, kenali cara membedakan iklan yang mengandung hoaks.

Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.

Bagian ini ditulis oleh Artika Rachmi Farmita dari Tim Cek Fakta Tempo

Advertising
Advertising

Prebunking Series (12)

Ketika Hoaks Bersembunyi di Balik Iklan Konten Bersponsor

Secara umum, terdapat 2 jenis iklan digital yang ditawarkan setelah melewati proses lelang jual-beli otomatis secara terprogram (programmatic). Yang pertama, iklan bergambar berupa spanduk yang ditampilkan di batas situs web.

Sedangkan yang kedua, iklan konten, adalah iklan yang diformat agar terlihat seperti bagian dari konten situs web. Iklan konten ini disusun seperti artikel dengan tajuk utama dan foto, dengan judul-judul bombastis nan clickbait. Mereka mengumpulkan data riwayat pencarian pengguna internet, lalu mencocokkan jenis konten apa yang sesuai.

Seiring perkembangan teknologi informasi, muncullah iklan konten bersponsor yang melabeli dirinya sebagai konten editorial. Konten bersponsor ini menggunakan narasi yang menyesatkan, baik dalam bidang kesehatan maupun finansial.

Alhasil, disinformasi bukan lagi sekadar ulah orang iseng untuk bahan lucu-lucuan. Kini, kabar bohong diorganisir dan secara rapi menargetkan warganet dengan tujuan yang spesifik melalui iklan.

Maka, tak sedikit situs web maupun blogger yang dengan sengaja menampung iklan hoaks sebagai sumber pendapatan alias cuan. Iklan hoaks ini sudah menjadi industri lantaran pemilik situs mendapatkan komisi langsung dari si pemasang iklan.

Situs web yang menjajakan disinformasi, biasanya juga memanfaatkan sumber pendanaan lain. Ini termasuk e-commerce, di mana situs web menjual barang dagangan dan produk kesehatan; sumbangan dari pembaca; dan keanggotaan yang menawarkan konten eksklusif kepada pemirsa setelah pembayaran. Sumber terakhir ini dapat memfasilitasi konten yang lolos dari pemeriksa fakta karena hubungan pendapatan langsung.

Jurnalis ProPublica, Craig Silverman, mewanti-wanti keberadaan konten bersponsor ini. Sebab, melalui sumber pendanaan yang dirahasiakan, suatu kelompok dapat secara leluasa membiayai tujuan jahat tanpa mengungkapkan identitasnya.

“Dari mana pendapatan (pengiklan) berasal, penyandang dana yang dirahasiakan akan jadi hal yang paling sulit ditelusuri karena tersembunyi. Uangnya berasal dari sumber yang tidak diketahui."

Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo Media Lab

Cek Fakta Pilihan

Benarkah Air Rebusan Mie Instan Kaya Nutrisi dan Vitamin?

Video berdurasi 26 detik yang mengklaim air rebusan mie instan kaya akan vitamin dan nutrisi beredar di media sosial Instagram.

Pada video diceritakan jika air rebusan mie instan sesungguhnya tidak berbahaya lantaran mengandung zat lilin yang membuat warna air menjadi keruh. Air rebusan mie instan mengandung pati yang aman dikonsumsi karena banyak vitamin dan nutrisi.

| Hasil Pemeriksaan fakta

Dokter spesialis gizi klinik di Laboratorium Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) dr. Amelya Augusthina Ayusari M.Gizi, Sp.GK, mengatakan klaim mengenai kandungan gizi dan vitamin pada air rebusan mie instan masih pro dan kontra.

Baca selengkapnya

Waktunya Trivia!

Waspada Jadi Penyebar Hoaks, Simak Tips Saring Sebelum Sharing

Perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat tak hanya informasi penting yang cepat tersebar, tapi juga informasi salah atau hoaks. Apalagi, banyak orang meneruskan hoaks tanpa mencari tahu kebenaran informasinya, sehingga hoaks terus bermunculan dan dianggap sebagai informasi benar.

Perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat tak hanya informasi penting yang cepat tersebar, tapi juga informasi salah atau hoaks. Apalagi, banyak orang meneruskan hoaks tanpa mencari tahu kebenaran informasinya, sehingga hoaks terus bermunculan dan dianggap sebagai informasi benar. Berikut adalah cara yang bisa kita lakukan sebelum sharing informasi.

| Lalu bagaimana caranya?

Simak caranya

Ada Apa Pekan Ini?

Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial memiliki isu yang sangat beragam, mulai dari isu politik, sosial dan kesehatan. Buka tautannya ke kanal Cek Fakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:

Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini. Ingin mengecek fakta dari informasi atau klaim yang anda terima? Hubungi ChatBot kami.

Ikuti kami di media sosial:

Facebook

Twitter

Instagram

Telegram

Berita terkait

Pendukung Sambangi Rumah Anies Baswedan Buntut Undangan Halalbihalal Hoaks

2 hari lalu

Pendukung Sambangi Rumah Anies Baswedan Buntut Undangan Halalbihalal Hoaks

Pendukung menyambangi rumah Anies di Lebak Bulus, Ahad, 5 Mei 2024. Mereka melihat undangan halalbihalal dari pesan berantai yang ternyata hoaks

Baca Selengkapnya

Anggota Komunitas Pers Politeknik Tempo Tamatkan Pelatihan, Resmi jadi Agen Cek Fakta

4 hari lalu

Anggota Komunitas Pers Politeknik Tempo Tamatkan Pelatihan, Resmi jadi Agen Cek Fakta

Komunitas Pers Politeknik Tempo (Korste) telah menyelesaikan rangkaian pelatihan cek fakta bersama tim Cek Fakta Tempo pada Jumat, 3 Mei 2024 dan resmi menjadi agen cek fakta.

Baca Selengkapnya

CekFakta #258 Energi Positif yang Palsu selama Pilpres 2024

4 hari lalu

CekFakta #258 Energi Positif yang Palsu selama Pilpres 2024

Toxic Positivity; Energi Positif yang Palsu selama Pilpres 2024

Baca Selengkapnya

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

6 hari lalu

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

AJI menilai kedua acara ini jadi momentum awal bagi jurnalis di Indonesia dan regional untuk mempererat solidaritas.

Baca Selengkapnya

5 Cara Menghilangkan Iklan di HP Android Secara Aman

8 hari lalu

5 Cara Menghilangkan Iklan di HP Android Secara Aman

Berikut ini tata cara menghentikan iklan pop-up di ponsel Android melalui mode aman, notifikasi aplikasi, layar beranda, hingga pusat iklan Google.

Baca Selengkapnya

CekFakta #257 Hoaks Deepfake Menipu Konsumen dan Mengancam Bisnis

11 hari lalu

CekFakta #257 Hoaks Deepfake Menipu Konsumen dan Mengancam Bisnis

Deepfake, kini semakin mudah dibuat dan semakin sulit dikenali. Dampak yang ditimbulkan oleh penipuan deepfake pun, tidak main-main.

Baca Selengkapnya

CekFakta #256 Langkah Mengecek Transparansi Halaman Media Sosial

18 hari lalu

CekFakta #256 Langkah Mengecek Transparansi Halaman Media Sosial

Menelisik Motivasi di Balik Akun Medsos Penyebar Hoaks Melalui Transparansi Halaman

Baca Selengkapnya

CekFakta #255 5 Langkah Memahami Setiap Kabar yang Kita Terima

25 hari lalu

CekFakta #255 5 Langkah Memahami Setiap Kabar yang Kita Terima

5 Langkah Memahami Setiap Kabar yang Kita Terima

Baca Selengkapnya

Beredar Ada Gas di Wilayah IKN, Jubir Otorita Ingatkan Masyarakat Waspadai Hoaks

31 hari lalu

Beredar Ada Gas di Wilayah IKN, Jubir Otorita Ingatkan Masyarakat Waspadai Hoaks

Jubir OIKN sebut video viral soal kandungan gas di wilayah IKN adalah hoaks.

Baca Selengkapnya

CekFakta #254 Empat Cara Mengecek Fakta Menggunakan Tools Baru Google

32 hari lalu

CekFakta #254 Empat Cara Mengecek Fakta Menggunakan Tools Baru Google

Empat Cara Mengecek Fakta Menggunakan Tools Baru Google

Baca Selengkapnya