CekFakta #190 Mari Membedah Isi "Otak Partisan" Para Pengikut Kelompok

Jumat, 6 Januari 2023 17:37 WIB

Ilustrasi otak. medicalnews.com

Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!

Tahun Baru 2023 bakal menjadi ajang pemanasan menjelang Pemilu Presiden tahun 2024 mendatang. Belajar dari Pemilu sebelumnya, media sosial dan aplikasi perpesanan menjadi ladang pertempuran informasi valid dan kabar bohong.

Namun di sisi lain, Anda mungkin bertanya-tanya mengapa ada sekelompok orang yang begitu fanatik terhadap partai, ideologi, atau kelompok tertentu? Ada apa gerangan di balik benak mereka yang seakan menolak fakta yang bertentangan dengan keyakinan golongan yang diikuti?

Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.

Bagian ini ditulis oleh Artika Rachmi Farmita dari Tim Cek Fakta Tempo

Advertising
Advertising

Prebunking Series (10)

Mari Membedah Isi “Otak Partisan” Para Pengikut Kelompok

Manusia cenderung menolak fakta yang mengancam rasa identitas. Fenomena inilah yang mendasari teori “otak partisan”, yaitu ketika identitas membentuk keyakinan. Inilah alasan mengapa orang digiring untuk mempercayai misinformasi, kebohongan, dan propaganda.

Dilansir dari DW Documentary, Profesor Jay van Bevel dari Departemen Psikologi Kognitif dan Sosial, New York University, “otak partisan” ini berkaitan dengan emosi yang menyokong keyakinan politik para pendukungnya.

Menurut Van Bavel, orang seringkali membangun identitas melalui pilihan partai politik tertentu. Identitas ini amat penting bagi mereka, sehingga ancaman terhadap kandidat idola–tanpa disadari–dianggap sebagai ancaman terhadap diri sendiri.

Fakta klaim tersebut keliru, menciptakan emosi negatif di antara para pengikutnya saat mereka dihadapkan dengan bukti yang bertentangan dengan keyakinan yang mereka pegang. Tak hanya mengancam status mereka, namun juga rasa memiliki di antara para pengikut.

Van Bevel dan Andrea Pereira menghimpun data dari survei dari para pendukung Donald Trump usai klaim jumlah pendukung saat prosesi inagurasi terbesar yang pernah terjadi di Amerika Serikat. Padahal, klaim tersebut keliru.

Ia merujuk ke studi klasik oleh psikolog sosial Leon Festinger, yang meneliti reaksi pengikut sekte hari kiamat ketika ramalan kiamat meleset. Alih-alih meninggalkan sekte, para pengikut malah melakukan yang sebaliknya. Mereka “mempertebal” keyakinan mereka dan menyebarkan keyakinan mereka dengan lebih giat lagi.

Ini menunjukkan bahwa ketidaklogisan seseorang cenderung menimbulkan “disonansi kognitif”, yakni keadaan tidak nyaman karena merasakan dua keyakinan yang berbeda dan saling bertentangan.

Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo Media Lab

Cek Fakta Pilihan

Benarkah Demonstran Pro Indonesia Bakar Gedung Perdana Menteri Australia Anthony Albanese?

Sebuah video dengan klaim bahwa demonstran pro Indonesia membakar gedung Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese di Facebook pada 17 Desember 2022. Video berdurasi 8 menit 14 detik itu memperlihatkan aksi demonstrasi warga dengan membawa bendera Australia.

Video itu beredar di tengah isu tentang Pulau Pasir. Narator video mengatakan, puluhan ribu orang dari seluruh penjuru Australia melakukan unjuk rasa kepada pemerintah yang semena-mena mengklaim Pulau Pasir milik Australia.

| Hasil Pemeriksaan fakta

Hasil penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, video di atas bukan unjuk rasa warga Australia pro Indonesia yang membakar gedung Perdana Menteri Australia karena Pulau Pasir.

Untuk memeriksa kebenaran video tersebut, Tim Cek Fakta Tempo menggunakan InVID untuk memfragmentasi video tersebut menjadi beberapa gambar. Dari gambar-gambar tersebut kemudian ditelusuri menggunakan reverse image milik Google dan Yandex.

Baca selengkapnya

Waktunya Trivia!

Cara Membedakan Fakta dan Opini

Ilustrasi mencari barang hilang. Shutterstock

Berita bohong atau hoaks semakin banyak ditemui sehari-hari. Media sosial dan grup perpesanan Whatsapp menjadi salah satu media yang digunakan untuk menyebarkan informasi salah maupun informasi sesat.

Namun, kebenaran juga tak lepas dari fakta dan opini. Meski sering disandingkan, sebenarnya keduanya memiliki pengertian yang berbeda. Tak jarang opini juga dimanfaatkan oleh para pembuat hoaks untuk menjebak sasarannya.

| Simak pentingnya mengetahui cara membedakan fakta dan opini.

Simak caranya

Ada Apa Pekan Ini?

Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial memiliki isu yang sangat beragam, mulai dari isu politik, sosial dan kesehatan. Buka tautannya ke kanal Cek Fakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:

Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini. Ingin mengecek fakta dari informasi atau klaim yang anda terima? Hubungi ChatBot kami.

Ikuti kami di media sosial:

Facebook

Twitter

Instagram

Telegram

Berita terkait

Anggota Komunitas Pers Politeknik Tempo Tamatkan Pelatihan, Resmi jadi Agen Cek Fakta

1 hari lalu

Anggota Komunitas Pers Politeknik Tempo Tamatkan Pelatihan, Resmi jadi Agen Cek Fakta

Komunitas Pers Politeknik Tempo (Korste) telah menyelesaikan rangkaian pelatihan cek fakta bersama tim Cek Fakta Tempo pada Jumat, 3 Mei 2024 dan resmi menjadi agen cek fakta.

Baca Selengkapnya

CekFakta #258 Energi Positif yang Palsu selama Pilpres 2024

2 hari lalu

CekFakta #258 Energi Positif yang Palsu selama Pilpres 2024

Toxic Positivity; Energi Positif yang Palsu selama Pilpres 2024

Baca Selengkapnya

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

3 hari lalu

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

AJI menilai kedua acara ini jadi momentum awal bagi jurnalis di Indonesia dan regional untuk mempererat solidaritas.

Baca Selengkapnya

CekFakta #257 Hoaks Deepfake Menipu Konsumen dan Mengancam Bisnis

9 hari lalu

CekFakta #257 Hoaks Deepfake Menipu Konsumen dan Mengancam Bisnis

Deepfake, kini semakin mudah dibuat dan semakin sulit dikenali. Dampak yang ditimbulkan oleh penipuan deepfake pun, tidak main-main.

Baca Selengkapnya

CekFakta #256 Langkah Mengecek Transparansi Halaman Media Sosial

16 hari lalu

CekFakta #256 Langkah Mengecek Transparansi Halaman Media Sosial

Menelisik Motivasi di Balik Akun Medsos Penyebar Hoaks Melalui Transparansi Halaman

Baca Selengkapnya

CekFakta #255 5 Langkah Memahami Setiap Kabar yang Kita Terima

23 hari lalu

CekFakta #255 5 Langkah Memahami Setiap Kabar yang Kita Terima

5 Langkah Memahami Setiap Kabar yang Kita Terima

Baca Selengkapnya

Beredar Ada Gas di Wilayah IKN, Jubir Otorita Ingatkan Masyarakat Waspadai Hoaks

29 hari lalu

Beredar Ada Gas di Wilayah IKN, Jubir Otorita Ingatkan Masyarakat Waspadai Hoaks

Jubir OIKN sebut video viral soal kandungan gas di wilayah IKN adalah hoaks.

Baca Selengkapnya

CekFakta #254 Empat Cara Mengecek Fakta Menggunakan Tools Baru Google

30 hari lalu

CekFakta #254 Empat Cara Mengecek Fakta Menggunakan Tools Baru Google

Empat Cara Mengecek Fakta Menggunakan Tools Baru Google

Baca Selengkapnya

CekFakta #253 CrowdTangle, Alat Pantau Disinformasi di Media Sosial Tutup

37 hari lalu

CekFakta #253 CrowdTangle, Alat Pantau Disinformasi di Media Sosial Tutup

CrowdTangle, Alat Pantau Disinformasi di Media Sosial Tutup

Baca Selengkapnya

Kata Para Pengamat soal Kursi Ketua DPR Hanya Jadi Hak Partai Pemenang Pemilu

37 hari lalu

Kata Para Pengamat soal Kursi Ketua DPR Hanya Jadi Hak Partai Pemenang Pemilu

Usai Pileg 2024, kursi ketua DPR jadi pembahasan menarik berikutnya. Benarkah jatah kursi ketua DPR hanya hak partai pemenang pemilu?

Baca Selengkapnya