Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!
Virus dan penyakit adalah keniscayaan. Setelah 2 tahun memasuki endemi virus Covid-19, pada 17 Agustus lalu Kementerian Kesehatan mengumumkan sebanyak 88 kasus cacar monyet (Mpox) di Indonesia.
Cacar monyet alias monkeypox (mpox) ini bisa sembuh. Namun, jangan sampai kita terseret arus disinformasi dan menjadi panik atau justru skeptis. Mari kenali pola-pola aktor jahat yang mengail di air keruh informasi seputar mpox ini.
Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.
Bagian ini ditulis oleh Artika Rachmi Farmita dari Tim Cek Fakta Tempo
Hindari Panik, Bekali Diri untuk Tangkal Hoaks Seputar Cacar Monyet
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan cacar monyet sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat global untuk kedua kalinya dalam dua tahun terakhir, menyusul wabah infeksi virus di Republik Demokratik Kongo yang telah menyebar ke negara-negara tetangganya. Bentuk baru dari virus ini, yaitu clade Ib, memicu keprihatinan dunia karena tampaknya menyebar dengan cepat dan hanya sedikit yang diketahui mengenai jenis virus ini.
Pemerintah memperketat pemeriksaan kesehatan di pintu masuk, khususnya di bandara, bagi tamu dan warga yang dari luar negeri. Skrining ketat dilakukan dengan mewajibkan setiap pelaku perjalanan internasional, baik WNI maupun WNA yang masuk ke Indonesia, mengisi formulir swadeklarasi elektronik bernama SATUSEHAT Health Pass untuk deteksi dini wabah Mpox.
Adapun di Indonesia, kasus-kasus cacar monyet tersebar di DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, DIY, dan Kepulauan Riau.
Disarikan dari Full Fact, berikut beberapa mitos alias hoaks seputar cacar monyet yang sudah kerap beredar sebelumnya:
- Vaksin Covid-19 seperti AstraZeneca, mengandung cacar monyet
Fakta: Tidak ada kaitan antara kasus cacar air dan komponen vaksin Covid-19
Terdapat unggahan disinformasi yang mempertanyakan komponen vaksin AstraZeneca seperti "vektor adenovirus simpanse rekombinan yang kekurangan replikasi yang mengkode glikoprotein SARS-CoV-2 Spike". Padahal, adenovirus adalah virus yang umum dan biasanya menyebabkan penyakit ringan seperti flu atau flu biasa. Sementara itu, virus cacar termasuk dalam keluarga penyakit yang sama sekali berbeda–yang dikenal sebagai orthopoxviruses dan menyebabkan penyakit yang mirip dengan cacar. Virus ini juga lebih sering terjadi pada hewan pengerat kecil dibandingkan pada monyet.
- Mpox adalah efek samping dari vaksin Covid-19
Fakta: Vaksin mRNA maupun vaksin lainnya tidak menyebabkan cacar monyet maupun HIV/AIDS. Vaksin Covid-19 tidak mengandung virus hidup atau DNA virus cacar monyet yang dapat menularkan penyakit pada seseorang. Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) tidak mencantumkan virus cacar monyet sebagai bahan dua vaksin mRNA yakni Pfizer-BioNTech, Moderna, maupun non-mRNA, Johnson&Johnson. Selain itu, virus yang menyebabkan cacar monyet juga berbeda dengan virus penyebab AIDS. Pada tahun 2022 silam, hoaks dengan narasi ini sudah beredar dan Tempo pernah membongkarnya di sini.
- Mpox disebarkan melalui hubungan seksual
Fakta: Ada beberapa penyebab penularan cacar monyet. Kontak seksual bukan satu-satunya cara.
Menurut Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA), ada 2.768 kasus cacar monyet yang telah dikonfirmasi dan 91 kasus yang sangat mungkin terjadi di Inggris pada 4 Agustus, yang sebagian besar telah tercatat di antara "gay, biseksual, dan pria yang berhubungan seks dengan pria (GBMSM) yang terhubung dengan jaringan seksual." Namun perlu diingat, ada beberapa cara cacar monyet dapat ditularkan dari orang ke orang. Antara lain kontak fisik, yakni dekat dengan lepuhan atau keropeng cacar monyet (termasuk berciuman, berpelukan, atau berpegangan tangan); menyentuh pakaian, seprai, atau handuk yang digunakan oleh penderita cacar monyet; serta batuk atau bersin penderita cacar monyet saat mereka berada di dekat kita.
- Cacar monyet adalah konspirasi pemerintah untuk menutupi penyakit yang disebabkan oleh vaksin, salah satunya vaksin Covid-19
Fakta: Ada bukti bahwa beberapa orang mengalami reaktivasi herpes zoster sebelum vaksinasi. Ini membawa kemungkinan peningkatan risiko di antara mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang sudah lemah, meskipun bukti tentang hal ini belum jelas. Tetapi ini bukan berarti bahwa kasus-kasus ini disebut sebagai cacar monyet, atau diartikan sebagai vaksin itulah yang merusak fungsi kekebalan tubuh manusia.
Belajar dari pandemi Covid-19, kita perlu waspada namun dengan kesadaran pemahaman yang kuat. Tujuannya jelas: agar tak terpedaya kabar bohong, tak panik, apalagi lengah.
Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo Media Lab
Cek Fakta Pilihan
Benarkah Sniper Bersiaga Dekat Massa Demonstrasi Kawal Putusan MK di Makassar?
Sejumlah gambar beredar di WhatsApp serta Facebook ini, ini, ini, ini, ini, yang dikatakan memperlihatkan sniper yang sedang bersiaga di dekat massa demonstrasi Kawal Putusan MK di Makassar, Sulawesi Selatan. Gambar itu memperlihatkan orang berpakaian hitam yang membawa senapan di atas gedung. Dikatakan orang itu adalah sniper yang berada di dekat kelompok mahasiswa yang berdemonstrasi Kawal Putusan MK.
| Hasil Pemeriksaan Fakta
Dilansir Suara.com, tim sniper memang bersiaga di Gedung Andi Amran Sulaiman (AAS Building) Makassar, dekat dengan jalan yang dilalui massa demonstrasi Kawal Putusan MK atau Tolak Revisi UU Pilkada. Senapan mereka pun seakan-akan diarahkan ke massa demonstran. Namun sesungguhnya keberadaan mereka di sana untuk mengamankan rombongan istri Presiden Joko Widodo, Iriana Joko Widodo dan istri Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Wury Ma'ruf Amin, yang sedang berkunjung ke Makassar.
Waktunya Trivia!
Benarkah Demonstrasi "Peringatan Darurat" Disponsori Tom Lembong?
Salah satu akun media sosial X membagikan video dengan klaim Tom Lembong mensponsori demonstrasi Peringatan Darurat pada 22 Agustus 2024 di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI).
Ada Apa Pekan Ini?
Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial memiliki beragam isu. Buka tautannya ke kanal Cek Fakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:
- Benarkah CNN Indonesia Beritakan Presiden Jokowi Tantang Mahasiswa Desak Pengesahan Hukuman Mati Bagi Koruptor?
- Benarkah Ismail Haniyeh Terbunuh Karena Pengikut Syiah Rafidhah?
Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini. Ingin mengecek fakta dari informasi atau klaim yang anda terima? Hubungi ChatBot kami.
Ikuti kami di media sosial: