Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

CekFakta #246 Tips Mudah Mendeteksi Hoaks Rekaman Suara

image-gnews
Savage merupakan salah satu bahasa gaul yang sering digunakan di media sosial. Lalu, apa arti kata savage sebenarnya, dan bagaimana penggunaannya? Foto: Canva
Savage merupakan salah satu bahasa gaul yang sering digunakan di media sosial. Lalu, apa arti kata savage sebenarnya, dan bagaimana penggunaannya? Foto: Canva
Iklan

Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!

Kabar palsu berupa rekaman suara kini semakin banyak. Bahkan mulai mencatut figur publik, mendompleng isu Pemilu 2024. Dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI), hoaks jadi lebih mudah dan cepat diproduksi.

Sayangnya, masih banyak masyarakat yang terperdaya dengan disinformasi audio ini. Bagaimana kita bisa menghadangnya?

Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.

Bagian ini ditulis oleh Artika Rachmi Farmita dari Tim Cek Fakta Tempo

Prebunking Series (57) 

Tips Mudah Mendeteksi Hoaks Rekaman Suara

Hoaks berupa suara atau audio deepfake menjadi semakin umum lantaran kecerdasan buatan memudahkan aktor jahat memanfaatkan teknologi canggihnya. AI mampu menganalisis data audio, melihat pola dan karakteristik suara target, kemudian membuat tiruan suara sesuai yang diinginkan oleh si pemrogram. 

Pada dasarnya, AI dikembangkan untuk tujuan yang baik. Misalnya, teknologi audio deepfake untuk mengkloning suara pasien gangguan saraf Amyotrophic lateral sclerosis (ALS) sehingga mereka dapat terus “berbicara”. AI memungkinkan salinan suara pasien ALS saat mereka kehilangan suara mereka sendiri. 

Sayangnya, orang-orang jahat juga memanfaatkan audio deepfake ini untuk menyebarkan hoaks. Menjelang Pemilu 2024, Tempo menemukan sejumlah deepfake, baik berupa audio maupun video. Terbaru, sebuah rekaman suara beredar dengan klaim ketua Partai Nasdem, Surya Paloh, memarahi Anies Baswedan usai debat capres 2024.

Sebelumnya, video deepfake Presiden Jokowi berpidato dengan bahasa Mandarin juga beredar menjelang masa kampanye Pemilu 2024. Walau sekilas tampak tidak membahayakan, pemalsuan audio lebih mudah dibuat dan lebih sulit dikenali daripada pemalsuan video. Maka, hoaks berupa suara palsu menggunakan teknologi AI ini patut diwaspadai.

Tips mendeteksi audio deepfake

1. Cermati apa yang dikatakan

Cermati apa yang sebenarnya diucapkan oleh orang dalam potongan rekaman tersebut, dan bagaimana mereka mengatakannya. Dilansir Full Fact, seorang profesional audio bersertifikat dengan pengalaman lebih dari 25 tahun, Mike Russell, kita perlu mewaspadai pengucapan atau aksen. “Terkadang AI akan mengucapkan kata-kata dengan gaya yang tidak konsisten,” ujarnya.

Contohnya, dalam hoaks Surya Paloh memarahi Anies Baswedan, perkataan dalam dialog keduanya terasa janggal walau si pembuat hoaks berupaya memanipulasi jenis intonasi suara.

A: Pas di debat juga saya mati-matian buat ngambil perhatian masyarakat.
B: Ya tetep aja tapi datamu itu ngawur. Bilangin, gak punya KTP segala. Saya yang malu. Haduh Anies.
A: Itu saya berusaha kalem aja Pak, buat ngeles sih.
B: Kesalahan masa lalu kamu itu kebanyakan, sih. 

2. Perhatikan bunyi dari suaranya

Perhatikan bunyinya, terutama ketika terdengar ada gangguan digital sekecil apa pun yang mungkin termasuk “suara robot”. Apakah ada jeda yang tidak wajar? Apakah tinggi nada dan kecepatan suaranya terdengar pas?

3. Perhatikan bunyi bising dari latar belakang

Tak hanya suara obyek manusia, bunyi dari latar belakang juga penting untuk dideteksi. Apakah konsisten atau ada perubahan terkait suara latar?

4. Bersikap curiga

Seiring cepatnya pengembangan teknologi AI, beragam tips bahkan tools untuk mengenali deepfake kemungkinan besar juga akan terus diperbarui. Maka, sikap curiga atau skeptis setiap menerima informasi sumir akan membantu kita terpapar kabar bohong.

Lebih baik mencegah daripada mengobati, bukan?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo Media Lab

Cek Fakta Pilihan

Benarkah Imam Masjid Nabawi dan Al Aqsa Nyatakan Dukungan ke Kandidat Pilpres 2024?

Sejumlah gambar dan video beredar di WhatsApp dan akun Facebook ini, ini, ini dan ini  berisi klaim bahwa imam Masjid Nabawi, di Kota Madinah, Arab Saudi, dan Masjid Al Aqsa, di Kota Yerusalem, Palestina, telah menyatakan keberpihakan dalam Pilpres 2024 di Indonesia. Video memperlihatkan seorang pria dengan pakaian berwarna kombinasi merah dan putih yang mendeklarasikan dukungan kepada Anies Baswedan dalam Pilpres 2024. Ia juga menyatakan bahwa imam-imam lainnya, termasuk dari Masjid Nabawi dan Al Aqsa, memiliki sikap yang sama.

| Hasil Pemeriksaan fakta

Hasil verifikasi Tempo menunjukkan konten yang beredar memiliki kesamaan dengan video yang diunggah saluran YouTube Jagat ‘Arsy TV pada 12 Agustus 2023. Video itu adalah bagian dari acara Manaqib Syekh Abdul Qodir Al Jaelani, di Pesantren Dunia Jagat ‘Arsy, Nusaloka BSD, Tangerang Selatan.

Baca selengkapnya

Waktunya Trivia!

Benarkah Pengungsi Rohingya Direkrut Datang ke Aceh untuk Coblos Anies Baswedan?

Sebuah video diunggah di YouTube dan beredar di WhatsApp berisi klaim bahwa kedatangan pengungsi Rohingya dari Bangladesh ke Aceh adalah untuk mencoblos capres nomor urut 1 Anies Baswedan dalam Pilpres 2024. Video itu memperlihatkan ratusan orang berkumpul di sebuah lapangan dan sejumlah perahu berisi penumpang melaju di laut. Tidak ada narasi suara dalam video, tetapi terdapat tulisan yang menyatakan video memperlihatkan pengungsi Rohingya yang datang untuk mencoblos Anies dalam Pilpres 2024.

Mari kita cek faktanya!

Ada Apa Pekan Ini?

Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial memiliki isu yang sangat beragam, mulai dari isu politik, sosial, dan kesehatan. Buka tautannya ke kanal Cek Fakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:

Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini. Ingin mengecek fakta dari informasi atau klaim yang anda terima? Hubungi ChatBot kami.

Ikuti kami di media sosial:

Facebook

Twitter

Instagram

Telegram




Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


7 Tips Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Arus Deras Kampanye Negatif di Media Sosial

1 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
7 Tips Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Arus Deras Kampanye Negatif di Media Sosial

Kampanye negatif di media sosial semakin rawan saat pilkada.


CekFakta #276 Saling Jaga agar Tak Jadi Korban Perdagangan Orang

2 hari lalu

Ilustrasi judi online. Pixlr Ai
CekFakta #276 Saling Jaga agar Tak Jadi Korban Perdagangan Orang

Sampai sekarang, masih ada 44 WNI yang terjebak di wilayah konflik perbatasan Myanmar dan Thailand.


CekFakta #275 Hindari Panik, Bekali Diri untuk Tangkal Hoaks Seputar Cacar Monyet

9 hari lalu

Ilustrasi MPOX. Shutterstock
CekFakta #275 Hindari Panik, Bekali Diri untuk Tangkal Hoaks Seputar Cacar Monyet

Agustus lalu Kementerian Kesehatan mengumumkan sebanyak 88 kasus cacar monyet (Mpox) di Indonesia.


CekFakta #274 Operasi Gelap Menenggelamkan Narasi #KawalPutusanMK di Twitter

16 hari lalu

Logo baru media sosial X, dahulu Twitter. REUTERS/Dado Ruvic
CekFakta #274 Operasi Gelap Menenggelamkan Narasi #KawalPutusanMK di Twitter

Operasi Gelap Menenggelamkan Narasi #KawalPutusanMK di Twitter


CekFakta #273 Hati-hati Penipuan Berkedok "Menyelesaikan Misi"

23 hari lalu

Ilustrasi hoax atau hoaks. shutterstock.com
CekFakta #273 Hati-hati Penipuan Berkedok "Menyelesaikan Misi"

beragam siasat dilakukan para pelaku online scam alias penipuan daring dalam mencari mangsa. Ada yang bernama "investasi", "kemitraan", "undian".


Tempo Buka Lowongan Kerja Penulis Artikel Cek Fakta

24 hari lalu

Tempo menjadikan independensi sebagai roh dalam pemberitaan sehingga menjadi media yang tepercaya sejak terbit pertama kali dalam format majalah pada 1971. Dengan itu pula Tempo turut merawat Indonesia. TEMPO
Tempo Buka Lowongan Kerja Penulis Artikel Cek Fakta

PT Tempo Inti Media Tbk atau Tempo Media Group membuka lowongan kerja untuk bergabung menjadi awak Cek Fakta Tempo. Informasi lowongan pekerjaan ini diperoleh dari akun linkedin Yenny Rositia. Ia adalah seorang recruiter di Tempo Media Group.


CekFakta #272 Bagaimana Disinformasi Memecah Belah Masyarakat

30 hari lalu

Ilustrasi hoaks atau fake news. Shutterstock
CekFakta #272 Bagaimana Disinformasi Memecah Belah Masyarakat

Disinformasi punya kemampuan yang berbahaya: menebar kebencian dan memecah belah masyarakat.


Polisi Lepas Peluang Selidiki Bandar Judi Online MR T, Tuduh Benny Rhamdani Sebar Hoaks

30 hari lalu

Polisi menuduh Kepala BP2MI Benny Ramdhani menyebarkan berita bohong soal identitas Mister T sebagai pengendali judi online.
Polisi Lepas Peluang Selidiki Bandar Judi Online MR T, Tuduh Benny Rhamdani Sebar Hoaks

Polisi menuduh Benny Rhamdani menyebarkan berita bohong atau hoaks saat menyebut identitas Mister T sebagai bandar judi online.


Kronologi Kerusuhan Inggris: Rumor Palsu Hingga Serangan ke Hotel Penampung Imigran

31 hari lalu

Sebuah mobil terbakar selama demonstrasi anti-imigrasi di Sunderland, Inggris, 2 Agustus 2024 dalam gambar diam yang diperoleh dari video media sosial. Kerusuhan dalam sepekan terakhir menjadi yang terburuk di Inggris dalam 13 tahun terakhir. TikTok @whatsthecracklike/via REUTERS
Kronologi Kerusuhan Inggris: Rumor Palsu Hingga Serangan ke Hotel Penampung Imigran

Kerusuhan Inggris dipicu rumor palsu yang menyebar bahwa tersangka adalah seorang imigran muslim.


Google Search Punya Algoritma Baru untuk Cegah Deepfake, Bagaimana Cara Kerjanya?

32 hari lalu

Google Search (Google)
Google Search Punya Algoritma Baru untuk Cegah Deepfake, Bagaimana Cara Kerjanya?

Google memperkuat filter perambannya untuk memangkas penyebaran konten deepfake dan hoaks. Salinan konten hasil manipulasi AI juga akan dihapus.