Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

CekFakta #19 Privasi Digital, Teknologi, dan Disinformasi

image-gnews
Ilustrasi data pribadi (antara/shutterstock)
Ilustrasi data pribadi (antara/shutterstock)
Iklan
  • Saat Anda tersambung ke dunia maya, dunia terasa berada di dalam genggaman. Yang mungkin belum Anda sadari: dunia juga menggenggam informasi-informasi pribadi Anda, menggunakannya untuk kepentingan pemasaran, dan mempertajam polarisasi. 
  • Sebuah aplikasi berbasis kecerdasan buatan mampu mengubah gambar wanita berpakaian menjadi telanjang dalam sekejap. Kemarahan publik memaksa DeepNude gulung tikar hanya dalam hitungan hari setelah peluncuran. Kasus ini menambah daftar perdebatan soal pelanggaran etik dalam perkembangan teknologi.

Penyebaran hoaks yang masif tak bisa dilepaskan dari perkembangan teknologi. Jejaring sosial membuat kabar kibul dengan mudah dibagikan, algoritma mikro-target menciptakan ruang gema dan mengkotak-kotakkan masyarakat; semuanya karena kita dengan rela “menyuapi” mesin pintar milik perusahaan teknologi dengan informasi-informasi pribadi. Di sisi lain, platform media sosial mengambil langkah serius menangani misinformasi terkait kesehatan. 

Apakah Anda menerima nawala edisi 5 Juli 2019 ini dari teman, dan bukan dari email Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.

Edisi ini ditulis oleh Astudestra Ajengrastri dalam kerangka program TruthBuzz untuk Tempo.co. Ketahui lebih lanjut tentang program ini dan misi saya di bagian bawah surel.

PRIVASI, TEKNOLOGI, DAN DISINFORMASI: TIGA SIMPUL YANG SALING TERKAIT 

Komik karya akun SRGRAFO di Instagram.

Ketika Anda mengetik sebuah kalimat di mesin peramban untuk mencari tahu isu tertentu, Anda meninggalkan jejak digital yang kemudian dikumpulkan oleh penyedia platform sebagai data. Ini hanya gambaran saja.

Yakinlah, informasi-informasi lain yang bersifat lebih pribadi seperti nomor telepon, alamat, hingga detail seperti preferensi politik Anda tersimpan di suatu tempat di internet.

Google mungkin lebih tahu soal diri Anda ketimbang pasangan Anda sendiri. Selain mengetahui apa-apa saja yang Anda cari di mesin peramban, Google tahu Anda ke mana saja hari ini, apa yang Anda beli, video yang Anda tonton di YouTube, dan dengan siapa saja Anda berkomunikasi. Lihat sendiri data-data yang dikumpulkan Google tentang Anda di artikel Axios ini.

Sementara Facebook bahkan sudah membangun database diri Anda mulai dari saat Anda membuat akun: dimulai dari nama, tanggal lahir, alamat surel, atau nomor telepon. Axios juga mendaftar apa-apa saja yang diketahui Facebook tentang Anda, termasuk menarik metadata dari foto yang Anda unggah dan menemukan lokasi Anda meskipun Anda sedang offline.

Bila menguntit seseorang secara digital kini semakin mudah, maka menghilangkan jejak digital dari dunia maya menjadi kian susah. Untuk sama sekali menghilangkan data ini adalah mustahil, namun Anda bisa meminimalkan proses “penyerahan” data dan mengatur privacy setting di media sosial, seperti dirangkum oleh New York Times dalam dokumen ini.

Big data dibangun oleh perusahaan teknologi untuk menjadikan Anda target spesifik penjualan iklan. Google merajai 37 persen pasar iklan digital di dunia, sementara Facebook menguasai 22 persen. Tapi seperti yang kemudian terkuak dari kasus Cambridge Analytica, data pengguna juga bisa dimanfaatkan untuk menggalang kampanye politik dengan cara mikro-target.

Dipayan Piku Ghosh, ahli privasi digital dari Harvard Kennedy School of Government, mengatakan kepada The Atlantic bahwa tujuan perusahaan teknologi dan penyebar hoaks pada dasarnya sama: untuk memikat pengguna internet pada produk mereka selama mungkin. Dengan begitu, Facebook dan Google bisa lebih banyak menambang data, sementara pembuat hoaks dapat semakin mempersuasi pembacanya.

Mengapa isu ini penting? Polarisasi menjadi semakin tajam ketika media sosial dijadikan sarana menyebarkan informasi dan berdiskusi. Pemeriksa fakta terus menemukan hoaks yang disebarkan di grup-grup Facebook dengan minat sama. Sederhananya, saat kita berinteraksi dengan orang-orang sepemikiran, maka ide-ide ekstrim menjadi tervalidasi dan kita menjadi resisten terhadap ide-ide di luar gelembung kita sendiri.

Adakah jalan keluar untuk permasalahan ini? Renée DiResta dari Data for Democracy mengusulkan adanya pembagian informasi big data yang dikumpulkan oleh perusahaan teknologi, peneliti independen, dan pemerintah khusus untuk isu penyebaran hoaks. Usul yang sedikit mengerikan, terutama saat kita bicara soal hak individu atas privasi.

TIPIS BATAS ANTARA ETIK DAN TEKNOLOGI

Bukan hanya Google dan Facebook yang menginvasi privasi orang. Berbagai aplikasi yang menggunakan data pribadi tanpa persetujuan penggunanya mulai banyak dibuat.

- DeepNude adalah sebuah aplikasi berbasis kecerdasan buatan (AI) yang bisa “menelanjangi” foto wanita mana saja yang dimau penggunanya. Ia menggunakan sistem bernama generative advesarial networks (GANs) yang mampu menukar pakaian wanita dalam foto dengan gambar tubuh bugil (via Vice). Pada 23 Juni 2019, DeepNude diluncurkan via situs yang menyediakan tautan untuk mengunduh aplikasi di sistem operasi Windows dan Linux. Kecaman atas ketidaketisan aplikasi ini kemudian membuat pembuat DeepNude menutup situsnya pada 27 Juni 2019.

- TrueCaller, sebuah aplikasi untuk menampilkan nama orang di luar daftar phone book, membahayakan kerja seorang jurnalis investigasi. Pengguna aplikasi ini bisa menyimpan nama dan nomor telepon siapa saja di sistem, sehingga saat orang lain yang juga menggunakan TrueCaller menerima telepon dari orang tak dikenal, ia akan mengambil data dari sistem dan menampilkan nama penelepon tersebut.

- Superhuman, sebuah aplikasi pelacak data surel akan memberikan informasi seberapa sering seseorang membuka surel, di mana, dan perangkat apa yang digunakan. Lain dengan sistem nawala di mana pelanggan memberikan izin, aplikasi ini tidak menawarkan opsi apapun kepada subjek yang dimata-matai.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Wired memberikan beberapa opsi mesin peramban yang mengedepankan privasi bagi Anda yang ingin berpindah ke lain hati dari Google. Di antaranya adalah Duck Duck Go, Ghostery, Tor Browser, dan Brave. 

Sementara itu, Firefox merilis tools baru untuk “menipu” para penambang informasi. Dalam Track This, Firefox menyediakan empat persona berbeda yang saat Anda pilih akan membuka lebih dari 100 situs berbeda, sehingga menipu kecerdasan buatan untuk mengira Anda adalah orang lain.

WAKTUNYA TRIVIA! 

Informasi-informasi sekilas yang mungkin terselip dari perhatian. Kami mengumpulkannya untuk Anda.

- Prancis berhasil meminta Facebook untuk menyerahkan data identitas pengguna platform di negara itu yang diduga melakukan ujaran kebencian kepada pengadilan negara. “Ujaran kebencian bukan lagi dianggap sebagai bagian dari kebebasan berpendapat, namun selevel dengan terorisme,” ujar Sonia Cisse, seorang konsultan hukum, kepada Reuters.

- Twitter mengeluarkan aturan berbeda bagi politisi dan pengguna biasa. Politisi dengan akun terverifikasi yang memiliki lebih dari 100.000 pengikut (seperti Donald Trump) yang berulang kali melakukan pelanggaran aturan komunitas mereka tidak akan diblokir atau dihapus, melainkan dibatasi penyebarannya dan disembunyikan di balik kotak abu-abu dengan peringatan “tweet ini mengandung konten kasar”.

- Facebook dan YouTube memutuskan membatasi penyebaran konten pengobatan alternatif yang diklaim bisa menyembuhkan kanker. Beberapa konten soal penyembuhan kanker terkadang tidak masuk akal, seperti penyuntikan dengan baking soda atau minum cairan bleaching.

 

- Sebuah pengembang game menciptakan Get Bad News, sebuah game yang menjadikan Anda seorang pembuat hoaks. Setelah 15 menit memainkan game online ini, pengguna dikatakan akan memiliki kemampuan untuk mengenali hoaks saat menemukannya di media sosial. Program literasi digital ini juga tersedia untuk anak-anak usia 8-11 tahun.

PERIKSA FAKTA SEPEKAN INI 

Seminggu ini, Tim CekFakta Tempo menelusuri kebenaran beberapa hoaks yang terunggah di dunia maya. Buka tautan ke kanal CekFakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:

TENTANG TRUTHBUZZ 

TruthBuzz adalah program fellowship dari International Center for Journalists (ICFJ) yang bertujuan untuk memperluas literasi dan mengatasi permasalahan disinformasi di lima negara yakni Indonesia, India, Nigeria, Brazil, dan Amerika Serikat. Saya adalah penerima fellowship ini di Indonesia. Salah satu misi saya bersama Tempo.co adalah untuk menyebarkan hasil kerja tim pemeriksa fakta yang menangkis berbagai hoaks.

Kenal seseorang yang Anda rasa tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini.

Ikuti kami di media sosial:

Facebook

Twitter

Instagram

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


CekFakta #257 Hoaks Deepfake Menipu Konsumen dan Mengancam Bisnis

2 jam lalu

CekFakta #257 Hoaks Deepfake Menipu Konsumen dan Mengancam Bisnis

Deepfake, kini semakin mudah dibuat dan semakin sulit dikenali. Dampak yang ditimbulkan oleh penipuan deepfake pun, tidak main-main.


Galih Loss jadi Tersangka Penodaan Agama yang Diunggah di TikTok, Polisi Sebut untuk Cari Endorse

3 hari lalu

Tiktoker Galihloss3 memegang HP yang digunakan untuk mengunggah konten yang diduga bermuatan SARA. Dokumentasi Polda Metro Jaya
Galih Loss jadi Tersangka Penodaan Agama yang Diunggah di TikTok, Polisi Sebut untuk Cari Endorse

Dalam proses pemeriksaan, Galih Loss disebut membuat konten ujaran kebencian hingga penodaan agama di akun TikTok untuk mencari endorse.


Usai jadi Tersangka Dugaan Penodaan Agama, Galih Loss Ditahan di Rutan Polda Metro Jaya

3 hari lalu

Galih Noval Aji Prakoso ditangkap polisi pada 22 April 2024 karena unggahan video di TikTok @galihloss3 soal penyebaran kebencian berbasis SARA. Sumber: Polda Metro Jaya
Usai jadi Tersangka Dugaan Penodaan Agama, Galih Loss Ditahan di Rutan Polda Metro Jaya

Ditreskrimsus Polda Metro Jaya resmi menetapkan Galih Noval Aji Prakoso alias Galih Loss sebagai tersangka dugaan penyebaran kebencian di TikTok.


Polda Metro Jaya Tetapkan Tiktokers Galih Loss jadi Tersangka Dugaan Penodaan Agama

3 hari lalu

Tiktoker Galihloss3 memegang HP yang digunakan untuk mengunggah konten yang diduga bermuatan SARA. Dokumentasi Polda Metro Jaya
Polda Metro Jaya Tetapkan Tiktokers Galih Loss jadi Tersangka Dugaan Penodaan Agama

Polda Metro Jaya menetapkan Galih Loss sebagai tersangka penyebaran kebencian dan penodaan agama lewat Tiktoknya @galihloss3.


Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

3 hari lalu

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi (kiri) berdialog dengan pelajar saat Kegiatan Edukasi Keuangan di Indonesia Banking School, Jakarta, Senin, 22 Januari 2024. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan kegiatan Edukasi Keuangan terkait investasi, pinjaman hingga perencanaan keuangan yang diikuti sekitar 1.500 pelajar secara luring dan daring guna meningkatkan literasi keuangan masyarakat khususnya bagi pelajar. TEMPO/Tony Hartawan
Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.


Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

4 hari lalu

Menko Marves Luhut Pandjaitan mengunggah sejumlah foto ketika bersama Menlu Cina Wang Yi sebelum memulai Dialog Tingkat Tinggi dan Mekanisme Kerja Sama Keempat Indonesia-China (HDCM) di Labuan Bajo, Sabtu, 20 April 2024. Instagram
Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa Cina bersedia turut memberikan teknologi padinya ke Indonesia


Fakta Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Digagas SBY dan Batal Libatkan Jepang

5 hari lalu

 Kereta Cepat Jakarta Surabaya Buatan Anak Bangsa. (Tangkapan Layar Youtube LPDP RI)
Fakta Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Digagas SBY dan Batal Libatkan Jepang

Gagasan kereta cepat Jakarta-Surabaya muncul pada 2008, awalnya Indonesia menggandeng Jepang


Perjalanan Karir T-ARA, Soal Gonta-ganti Member hingga Rumor Bullying

6 hari lalu

T-ara kembali diterpa rumor
Perjalanan Karir T-ARA, Soal Gonta-ganti Member hingga Rumor Bullying

Grup idola K-pop T-ARA meraih puncak popularitaasnya di tahun 2010an dengan berbagai lika-liku termasuk tuduhan skandal bullying.


Beredar Ada Gas di Wilayah IKN, Jubir Otorita Ingatkan Masyarakat Waspadai Hoaks

20 hari lalu

Juru Bicara Otorita Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Troy Pantouw di Hotel Shangri-La Jakarta pada Senin, 26 Februari 2024. TEMPO/Annisa Febiola
Beredar Ada Gas di Wilayah IKN, Jubir Otorita Ingatkan Masyarakat Waspadai Hoaks

Jubir OIKN sebut video viral soal kandungan gas di wilayah IKN adalah hoaks.


Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

28 hari lalu

Duta Besar RI untuk Federasi Rusia, Jose Tavares. ANTARA/HO-KBRI Moskow.
Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia