Cawe-cawe Jokowi Berlanjut di Pilkada 2024

Reporter

Nur Haryanto

Editor

Nur Haryanto

Minggu, 1 September 2024 17:00 WIB

Halo pembaca,

Pekan lalu Komisi Pemilihan Umum membuka pendaftaran pemilihan kepala daerah atau pilkada 2024serentak yang akan berlangsung pada 27 November 2024. Penutupan pendaftaran pada 29 Agustus sekaligus menutup drama “dinasti politik” Presiden Jokowi. Anak bungsunya, Kaesang Pangarep, tak menjadi kandidat di daerah mana pun. Seperti kakaknya dalam pemilihan presiden, Kaesang terjegal syarat usia minimal ikut Pilkada.

Bedanya, Gibran Rakabuming Raka bisa lolos menjadi kandidat karena punya paman di Mahkamah Konstitusi yang mengubah usia minimal dalam Undang-Undang Pemilu. Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi menilai Ketua MK melanggar etik dalam putusan tersebut dan memecat Anwar Usman. Akibatnya, ketika UU Pilkada digugat ke MK, Anwar Usman tak bisa ikut memutuskan ketentuan yang mengakomodasi hasrat Kaesang menjadi kandidat Pilkada.

Putusan MK itu menjadi game changer politik Pilkada. Tak hanya mempertahankan usia minimal 30 tahun saat pendaftaran, MK menerima gugatan 25 persen syarat suara sah partai bisa mencalonkan kepala daerah. Kini batasnya menjadi 6,5-10 persen suara sah peroleh partai yang tergantung pada tiap daerah.

Akibat putusan ini, skenario Koalisi Indonesia Maju—kumpulan partai pelayan keinginan berkuasa Jokowi—buyar. Mereka (Golkar, Gerindra, Partai Amanat Nasional) membentuk koalisi besar dengan menggaet partai nonkoalisi menjadi anggotanya. Dengan koalisi supergemuk itu mereka hendak membuat skenario kotak kosong: di Pilkada hanya ada calon tunggal dari KIM Plus atau calon boneka dari jalur independen.

Hasrat Jokowi membangun dinasti dan jaringan politik hingga ke daerah pun juga terancam gagal. Calon-calon jagoan Jokowi di Pilkada punya lawan sepadan. Bahkan KIM Plus di beberapa daerah juga acak-acakan karena anggotanya membelot. Di Banten, Golkar dan PDIP malah bersekutu mengusung mantan Wali Kota Tangerang Selatan.

Pilkada pun kembali menjadi seru, terutama di Jakarta. Sempat mencuat menjadi calon gubernur PDIP, nama Anies Baswedan batal menjadi kandidat. Padahal, Anies Baswedan tokoh paling populer yang menyaingi calon gubernur KIM Plus Ridwan Kamil-Suswono. PDIP memilih mengusung calon tak populer, Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Rano Karno.

Elite PDIP jeri melawan tekanan penguasa yang mengancam akan membuka kasus hukum sejumlah petinggi partai, termasuk keluarga Megawati Soekarnoputri. PDIP juga takut kehilangan kursi di DPR. Sebagai partai dengan perolehan suara terbanyak, PDIP berhak menduduki kursi Ketua DPR. Namun, jika mereka mengusung Anies, kursi ketua terancam melayang karena KIM Plus bakal menang jika merevisi UU MD3 yang mengubah pemenang pemilu tak otomatis menduduki Ketua DPR.

Runyam, kan? Kami mengulasnya dengan detail di edisi ini. Selamat membaca.

Bagja Hidayat
Wakil Pemimpin Redaksi

Kembalikan Politik kepada Publik

Mahkamah Konstitusi mengembalikan politik kepada publik. Tapi pemilih kembali menjadi penonton sirkus politik yang banal.

Cawe-cawe Jokowi Menggagalkan Pencalonan Anies Baswedan di Pilkada Jakarta

PDIP batal mencalonkan Anies Baswedan di pilkada Jakarta. Tersandera kasus hukum dan ancaman revisi Undang-Undang MD3.

Calon Kepala Daerah PDIP Melawan Jagoan Jokowi

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan berupaya membendung jagoan yang didukung Istana. Proyeksi dini Pemilihan Umum 2029.

Bagaimana Skenario Kotak Kosong Pilkada KIM Plus Buyar

Koalisi Indonesia Maju gagal menjalankan skenario kotak kosong dalam pilkada 2024 di sejumlah daerah. Anggotanya membelot.

Brutal Polisi Tangani Demonstrasi

Polisi terus mengumbar kekerasan untuk membungkam demonstran. Melanggar hak asasi.

Ke Masjid Istiqlal hingga Bertemu Kaum Marginal: Rencana Paus Fransiskus di Indonesia

Indonesia bersiap menyambut kunjungan Paus Fransiskus pada awal September 2024. Ia menolak menggunakan berbagai fasilitas mewah.

Kartel Politik dalam Seleksi Anggota BPK

Sejumlah partai politik berkomplot meloloskan calon anggota BPK. Kandidat korup bisa masuk.

Berita terkait

Polisi Ungkap 3 Modus TPPU Hendra Sabarudin Jualan Narkoba dalam Lapas

2 menit lalu

Polisi Ungkap 3 Modus TPPU Hendra Sabarudin Jualan Narkoba dalam Lapas

Polisi mengungkap 3 modus tindak pidana pencucian uang (TPPU) Hendra Sabarudin yang menjual narkoba dari dalam Lapas.

Baca Selengkapnya

Ubedilah Badrun Sebut Alasan Kaesang Nebeng Jet Pribadi Benarkan Dugaan Gratifikasi

4 jam lalu

Ubedilah Badrun Sebut Alasan Kaesang Nebeng Jet Pribadi Benarkan Dugaan Gratifikasi

Ubedilah Badrun menyebut pengakuan Kaesang Pangarep yang nebeng pesawat jet pribadi temannya membenarkan dugaan adanya gratifikasi.

Baca Selengkapnya

Anies Sambut Keluarga Gaza di Rumahnya, Tegaskan Solidaritas untuk Palestina

7 jam lalu

Anies Sambut Keluarga Gaza di Rumahnya, Tegaskan Solidaritas untuk Palestina

Anies dan Fery Farhati menerima keluarga Gaza di rumahnya dan menegaskan dukungan Indonesia untuk kemerdekaan Palestina.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024: Bawaslu Awasi Penelitian Administrasi Dokumen di Daerah Calon Tunggal

8 jam lalu

Pilkada 2024: Bawaslu Awasi Penelitian Administrasi Dokumen di Daerah Calon Tunggal

Bawaslu juga mengawasi proses rekrutmen KPPS untuk Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Sedimen yang Dibuka Keran Ekspornya, tapi Diklaim Jokowi Bukan Pasir Laut?

9 jam lalu

Apa Itu Sedimen yang Dibuka Keran Ekspornya, tapi Diklaim Jokowi Bukan Pasir Laut?

Jokowi mengklaim tidak membuka keran ekspor pasir laut. Menurut dia, komoditas yang diizinkan diekspor adalah hasil sedimentasi. Apa beda keduanya?

Baca Selengkapnya

Kaesang Datangi KPK dan Mengaku Nebeng Jet Pribadi Teman, Ini Kata Jokowi sampai IM57+ Institute

9 jam lalu

Kaesang Datangi KPK dan Mengaku Nebeng Jet Pribadi Teman, Ini Kata Jokowi sampai IM57+ Institute

Jokowi menyebut Kaesang ke KPK karena semua warga sama di depan hukum, IM57+ Institute minta motif pemberian tumpangan jet pribadi didalami.

Baca Selengkapnya

Viral Klarifikasi Kaesang ke KPK Soal Gratifikasi Jet Pribadi: Numpang ke Teman, Bahasa Bekennya Nebeng

9 jam lalu

Viral Klarifikasi Kaesang ke KPK Soal Gratifikasi Jet Pribadi: Numpang ke Teman, Bahasa Bekennya Nebeng

"Numpang ke teman, kalau bahasa bekennya nebeng," kata Kaesang, usai klarifikasi ke KPK soal dugaan gratifikasi gunakan jet pribadi.

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Sampaikan Pamit: Tinggal Menghitung Hari, Maaf atas Kekurangan Selama Menjabat

10 jam lalu

Ma'ruf Amin Sampaikan Pamit: Tinggal Menghitung Hari, Maaf atas Kekurangan Selama Menjabat

Menjelang berakhirnya masa jabatan, Wapres Ma'ruf Amin menyampaikan salam perpisahan dan memohon maaf atas segala kekurangannya selama menjabat.

Baca Selengkapnya

Kadin Indonesia akan Beri Sanksi Peserta Munaslub yang Dianggap Ilegal

10 jam lalu

Kadin Indonesia akan Beri Sanksi Peserta Munaslub yang Dianggap Ilegal

Dewan Pengurus Kadin melakukan penyelidikan, pemeriksaan, dan kajian mengenai penyelenggaraa Munaslub. Siapkan sanksi bagi peserta Munaslub Kadin.

Baca Selengkapnya

Rano Karno Sebut Gerakan Tusuk 3 Paslon sebagai Tantangan di Pilkada Jakarta

10 jam lalu

Rano Karno Sebut Gerakan Tusuk 3 Paslon sebagai Tantangan di Pilkada Jakarta

Rano Karno menegaskan gerakan Tusuk 3 Paslon merupakan reaksi yang tidak muncul secara tiba-tiba.

Baca Selengkapnya