Kelimpungan Mencegah Serangan Ransomware

Reporter

Nur Haryanto

Editor

Nur Haryanto

Senin, 1 Juli 2024 05:26 WIB

Halo pembaca,

Keamanan digital kita memang rapuh dan lapuk. Satu serangan virus ransomware membuat lumpuh banyak data negara. Ajaibnya, kerusakan itu tak bisa dipulihkan karena pemerintah tak punya salinan (back up) data-data tersebut. Ke mana anggaran besar perlindungan data pribadi?

Lebih konyol lagi adalah serangan itu sudah diperingatkan oleh instansi lain kepada pengampu Pusat Data Nasional Sementara. Karena menganggapnya sepele, peringatan itu dianggap angin lalu. Pengabaian yang mahal. Sebab, tak hanya pusat data yang dibobol tapi longsornya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah yang lalai melindungi data pribadi.

Di era Internet sekarang, pusat data adalah barang super berharga. Selain bisa diperjualbelikan, data-data pribadi bisa dimanfaatkan untuk memetakan pasar hingga dipakai untuk modus penipuan. Peretasan pusat data hari-hari ini menunjukkan pemerintah tak punya perspektif terhadap pentingnya data-data yang tersimpan di dunia maya itu.

Perspektif menganggap remeh data nasional ini muncul dari paradigma pejabat negara yang memandang data semata keamanan nasional. Maka alih-alih melindunginya, mereka merasa menguasai sehingga tak perlu menginformasikannya kepada masyarakat. Maka, setelah peretasan itu terungkap ke publik, tak satu pun pernyataan maaf dari pemerintah atau menyatakan pembobolan itu sebagai situasi genting.

Ada ratusan instansi yang terganggu pelayanannya akibat pembobolan itu. Namun, karena perspektif pejabat negara melihat data publik sebagai keamanan nasional, mereka tak kunjung menunjukkan strategi pencegahan atau pemulihan agar publik menjadi tenang. Sebagai penguasa data, pejabat pemerintah asyik saling lempar tanggung jawab soal siapa yang harus melindungi data pribadi.

Tak heran jika anggota DPR mempertanyakan bobolnya Pusat Data Nasional itu sebagai murni serangan peretas atau semata keteledoran dan kebodohan pengampunya. Masyarakat bahkan sempat bergunjing bahwa peretasan itu sebagai balas dendam para bandar judi online yang praktik bisnisnya sedang diawasi pemerintah.

Soalnya penanganan keamanan siber juga mirip dengan penanganan judi online. Alih-alih memburu para bandar, pemerintah dan aparatur negara sibuk memburu para pemainnya. Mereka tak melihat pemain judi sebagai korban para bandar. Sama dengan peretasan ini: pemerintah sibuk menyangkal dan tak memberikan penjelasan memadai tentang seberapa kuat serangan itu. Pemerintah kita selalu salah fokus menangani sebuah masalah.

Agaknya serangan mematikan kali ini pun tak akan membuat pemerintah kita insyaf tentang pentingnya menjaga keamanan digital data publik. Sebentar lagi mungkin akan ada kasus besar lain sehingga urusan peretasan segera dilupakan. Apa pun itu, selamat membaca liputan peretasan itu di edisi pekan ini.


Bagja Hidayat
Wakil Pemimpin Redaksi

Berita terkait

Butuh Evaluasi Pasca Diretas, APJII Sarankan Operasi PDNS DIhentikan Sementara

3 jam lalu

Butuh Evaluasi Pasca Diretas, APJII Sarankan Operasi PDNS DIhentikan Sementara

APJII menyarankan sistem PDNS dihentikan sementara untuk keperluan audit. Langkah agar tidak diretas lagi,

Baca Selengkapnya

Kata SAFEnet Soal Dirjen Kominfo yang Mundur, Bukan Bosnya

5 jam lalu

Kata SAFEnet Soal Dirjen Kominfo yang Mundur, Bukan Bosnya

SAFEnet menilai tindakan mundur dari jabatan yang dilakukan Dirjen di Kominfo merupakan sesuatu yang baru dalam budaya pemerintahan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pakar Siber Ini Akan Donasi ke Peretas PDNS: Data Benar-benar Hilang Andai ...

7 jam lalu

Pakar Siber Ini Akan Donasi ke Peretas PDNS: Data Benar-benar Hilang Andai ...

Terima kasih kepada peretas PDNS. Penyebab insiden siber ini adalah pengelolaan data yang tidak mengikuti standar keamanan.

Baca Selengkapnya

Menkominfo Budi Arie Kunci Akun Instagram setelah Muncul Desakan Mundur

7 jam lalu

Menkominfo Budi Arie Kunci Akun Instagram setelah Muncul Desakan Mundur

Saat dikonfirmasi, Budi Arie hanya mengirimkan sejumlah link yang memberitakan dukungan terhadap dia.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Khawatir Insiden Pusat Data Nasional Kurangi Minat Investor ke Indonesia

10 jam lalu

Anggota DPR Khawatir Insiden Pusat Data Nasional Kurangi Minat Investor ke Indonesia

Waktu peretasan Pusat Data Nasional dinilai sangat krusial. Bertepatan dengan waktu pelaku bisnis mempertimbangkan rencana investasi mereka.

Baca Selengkapnya

Kunci yang Dikasih Gratis Hacker Berfungsi di Spesimen Data PDNS

11 jam lalu

Kunci yang Dikasih Gratis Hacker Berfungsi di Spesimen Data PDNS

Kunci dekripsi berfungsi untuk membuka data yang sebelumnya terenkripsi atau terkunci di PDNS akibat diserang kelompok hacker ransomware Brain Cipher.

Baca Selengkapnya

Semuel Abrijani Beberkan Rencananya usai Mundur sebagai Dirjen Aptika Kominfo

12 jam lalu

Semuel Abrijani Beberkan Rencananya usai Mundur sebagai Dirjen Aptika Kominfo

Semuel Abrijani mengatakan dalam membangun tranformasi digital Indonesia tak melulu harus dari kalangan pemerintah.

Baca Selengkapnya

PDN Diretas, Anggota DPR Sebut 80 Perusahaan Asing Audit Cabang di Indonesia

12 jam lalu

PDN Diretas, Anggota DPR Sebut 80 Perusahaan Asing Audit Cabang di Indonesia

Puluhan perusahaan asing ini memeriksa cabang mereka di Indonesia untuk memastikan apakah mereka terdampak insiden PDN atau tidak.

Baca Selengkapnya

Brain Cipher Buka Kunci Server PDNS secara Gratis

16 jam lalu

Brain Cipher Buka Kunci Server PDNS secara Gratis

Brain Cipher membagikan tujuh alasan kenapa melakukan peretasan dan alasan membuka kunci PDNS yang mereka retas.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Memulihkan Data yang Terkena Serangan Siber

20 jam lalu

Begini Cara Memulihkan Data yang Terkena Serangan Siber

Pusat Data Nasional yang diretas menunjukkan pentingnya perlindungan dan pemulihan data yang terkena serangan siber.

Baca Selengkapnya