CekFakta #252 Menyelami Kontroversi Hasil Pencarian TikTok dalam Menyebarkan Hoaks

Sabtu, 23 Maret 2024 08:26 WIB

Logo TikTok terlihat di smartphone di depan logo ByteDance yang ditampilkan dalam ilustrasi yang diambil pada 27 November 2019. [REUTERS / Dado Ruvic / Illustration / File Photo]

Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!

Platform media sosial kerap dituding menjadi sumber penyebaran hoaks. Dari media sosial mana biasanya Anda menjumpai hoaks, selain aplikasi perpesanan seperti WhatsApp?

Dalam dua tahun belakangan, TikTok disorot sebagai sarang penyebaran misinformasi maupun disinformasi. Ada banyak akun yang membagikan informasi menyesatkan agar produk komersial tertentu diboikot. Padahal, generasi muda juga menggunakan TikTok untuk mencari informasi.

Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.

Bagian ini ditulis oleh Artika Rachmi Farmita dari Tim Cek Fakta Tempo

Advertising
Advertising

Menyelami Kontroversi Hasil Pencarian TikTok dalam Menyebarkan Hoaks

Selama bertahun-tahun, penelitian NewsGuard menyoroti TikTok sebagai penyebar informasi palsu. Misalnya dalam salah satu laporannya, para analis NewsGuard meniru cara pengguna TikTok berinteraksi dengan platform video tersebut dengan menganalisis ratusan hasil pencarian di sana.

Investigasi NewsGuard menemukan bahwa untuk sampel penelusuran mengenai topik berita yang penting, hampir 20 persen video yang disajikan sebagai hasil penelusuran berisi informasi yang salah. Dari 540 hasil TikTok, berdasarkan peninjauan 20 hasil teratas dari 27 pencarian topik berita. Dari hasil pencarian, NewsGuard menemukan bahwa 105 video–19,4 persen–berisi klaim palsu atau menyesatkan.

Istilah penelusuran ini mencakup frasa netral, seperti “pemilu 2022” dengan konteks pemilu di Amerika Serikat dan “vaksin mRNA”. Serta penelusuran yang mungkin digunakan untuk mempelajari lebih lanjut topik berita kontroversial, seperti “FBI 6 Januari” dan “Konspirasi Uvalde tx”. Banyak dari frasa bermuatan ini disarankan oleh bilah pencarian TikTok saat NewsGuard mengetik frasa netral.

Misalnya, ketika pengguna memasukkan istilah “perubahan iklim”, TikTok menyarankan penelusuran untuk “perubahan iklim dibantah” dan “perubahan iklim tidak ada”. Bagi pengguna yang menelusuri “vaksin covid”, TikTok menyarankan penelusuran untuk “cedera vaksin covid”, “kebenaran vaksin covid”, “vaksin covid terpapar”, “vaksin covid hiv”, dan “peringatan vaksin covid”. Penelusuran untuk “6 Januari” menghasilkan saran antara lain video yang menyatakan “rekaman 6 Januari diizinkan masuk” dan “antifa 6 Januari”.

Artinya, untuk penelusuran dengan berbagai topik, pengguna TikTok terus-menerus diberi klaim yang salah dan menyesatkan. Sebagai warganet cerdas, kita tentu tidak ingin terjebak bukan?

Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo Media Lab

Cek Fakta Pilihan

Benarkah Video Perayaan Kemenangan Pendukung Anies-Muhaimin Setelah Memperoleh 49 Persen Real Count?

Sebuah konten di Instagram memuat video kolase dari cuplikan tayangan CNN Indonesia TV dan perayaan dari pendukung Capres 01 Anies-Muhaimin. Tayangan CNN Indonesia TV dalam kolase video tersebut memperlihatkan hasil perhitungan manual Komisi Pemilihan Umum atau KPU yang menempatkan pasangan Anies-Muhaimin memperoleh 49,52 persen, disusul pasangan Prabowo-Gibran dengan perolehan suara 32,87 persen dan pasangan Ganjar-Mahfud dengan perolehan suara 17,61 persen. Video tersebut dibagikan dengan klaim kemenangan untuk paslon nomor urut 01 tersebut dalam Pemilu 2024.

| Hasil Pemeriksaan fakta

Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo memfragmentasi video kemudian melakukan penelusuran dengan menggunakan layanan reverse image Google. Hasilnya, real count yang ditampilkan merupakan hasil suntingan. Sementara video perayaan kemenangan Anies tidak terkait dengan real count pada video pertama, melainkan yel-yel pendukung Anies-Muhaimin di Malaysia.

Baca selengkapnya

Waktunya Trivia!

Benarkah Klaim tentang Pemecatan terhadap Prabowo pada 1998?

Sebuah video beredar di Instagram yang disertai narasi bahwa sesungguhnya tidak ada pemecatan Prabowo Subianto dari TNI tahun 1998. Dikatakan bahwa kabar Prabowo saat itu dipecat adalah hoaks.

Mari kita cek faktanya!

Ada Apa Pekan Ini?

Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial dengan berbagai isu. Buka tautannya ke kanal Cek Fakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:

Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini. Ingin mengecek fakta dari informasi atau klaim yang anda terima? Hubungi ChatBot kami.

Ikuti kami di media sosial:

Facebook

Twitter

Instagram

Telegram

Berita terkait

Pakar Keamanan Siber Ingatkan Dampak Hoaks dan Deepfake yang Memanfaatkan AI

15 jam lalu

Pakar Keamanan Siber Ingatkan Dampak Hoaks dan Deepfake yang Memanfaatkan AI

Konten hoaks dan fenomena deepfake menjamur, terutama dengan AI yang semakin canggih dan kompleks.

Baca Selengkapnya

Beri Makan Gibran yang Kelaparan di Bogor, TikToker Asal Depok Malah Diancam Dipenjarakan

16 jam lalu

Beri Makan Gibran yang Kelaparan di Bogor, TikToker Asal Depok Malah Diancam Dipenjarakan

TikToker asal Depok diancam dipenjarakan akibat video memberi makan bocah yang kelaparan di Desa Rawa Panjang, Kabupaten Bogor viral di media sosial.

Baca Selengkapnya

Cerita TikToker Awbimax Ditawari Jadi Buzzer Bea Cukai, Patok Harga Rp100 Juta

2 hari lalu

Cerita TikToker Awbimax Ditawari Jadi Buzzer Bea Cukai, Patok Harga Rp100 Juta

Tiktokers @awbimax atau Bima viral mengakui ditawari menjadi buzzer Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Viral TikTokers Bima Unggah Penawaran jadi Buzzer Bea Cukai, Begini Tanggapan Bea Cukai

2 hari lalu

Viral TikTokers Bima Unggah Penawaran jadi Buzzer Bea Cukai, Begini Tanggapan Bea Cukai

Bima tidak ingin menjadi pembohong karena harus berbicara testimoninya tentang Bea Cukai menggunakan skrip yang dibuat oleh agensi.

Baca Selengkapnya

Pendukung Sambangi Rumah Anies Baswedan Buntut Undangan Halalbihalal Hoaks

2 hari lalu

Pendukung Sambangi Rumah Anies Baswedan Buntut Undangan Halalbihalal Hoaks

Pendukung menyambangi rumah Anies di Lebak Bulus, Ahad, 5 Mei 2024. Mereka melihat undangan halalbihalal dari pesan berantai yang ternyata hoaks

Baca Selengkapnya

Twitch Meluncurkan Umpan Penemuan seperti TikTok

4 hari lalu

Twitch Meluncurkan Umpan Penemuan seperti TikTok

Twitch meluncurkan umpan penemuan baru yang mirip seperti TikTok untuk semua penggunanya

Baca Selengkapnya

Anggota Komunitas Pers Politeknik Tempo Tamatkan Pelatihan, Resmi jadi Agen Cek Fakta

4 hari lalu

Anggota Komunitas Pers Politeknik Tempo Tamatkan Pelatihan, Resmi jadi Agen Cek Fakta

Komunitas Pers Politeknik Tempo (Korste) telah menyelesaikan rangkaian pelatihan cek fakta bersama tim Cek Fakta Tempo pada Jumat, 3 Mei 2024 dan resmi menjadi agen cek fakta.

Baca Selengkapnya

CekFakta #258 Energi Positif yang Palsu selama Pilpres 2024

5 hari lalu

CekFakta #258 Energi Positif yang Palsu selama Pilpres 2024

Toxic Positivity; Energi Positif yang Palsu selama Pilpres 2024

Baca Selengkapnya

Cara Mengembalikan Akun TikTok yang Ditangguhkan dengan Mudah

6 hari lalu

Cara Mengembalikan Akun TikTok yang Ditangguhkan dengan Mudah

Aplikasi TikTok bisa dibanned karena beberapa alasan, seperti kesalahan konten. Berikut ini cara mengembalikan akun TikTok yang ditangguhkan.

Baca Selengkapnya

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

6 hari lalu

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

AJI menilai kedua acara ini jadi momentum awal bagi jurnalis di Indonesia dan regional untuk mempererat solidaritas.

Baca Selengkapnya