Hak Angket Kecurangan Pemilu

Reporter

Nur Haryanto

Editor

Nur Haryanto

Minggu, 25 Februari 2024 14:03 WIB

Halo pembaca,

Manuver politik setelah pemilihan umum 2024 makin riuh. Partai-partai pendukung calon presiden Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo bersiap mengajukan hak angket Dewan Perwakilan Rakyat untuk membongkar kecurangan pemilu. Suara mereka di DPR hasil pemilu 2019 jauh lebih banyak dibanding anggota DPR dari partai pendukung Prabowo Subianto.

NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Persatuan Pembangunan menyatakan siap menggulirkan hak angket. Manuver politik ini coba diredam Presiden Joko Widodo. Ia mengundang Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh untuk tak meneruskan niat itu. Jika Jokowi berhasil menarik NasDem, gagasan hak angket tinggal angan-angan karena jumlah suara pendukungnya tak sampai separuh anggota DPR.

Jokowi sudah menemui Surya. Namun, hingga pekan lalu, Surya menyatakan masih harus menunggu penghitungan riil Komisi Pemilihan Umum. NasDem dan partai pendukung Anies masih berharap suara jagoan mereka terus naik sehingga menurunkan suara Prabowo yang kini masih bertengger lebih dari 56 persen. Jika suara Anies naik dan Prabowo turun, kesempatan pemilu babak kedua jadi terbuka.

Untuk membujuk NasDem agar tak menjadi motor hak angket, Jokowi juga mengajak partai pengusung Anies Baswedan ini bergabung dalam koalisi Prabowo setelah Oktober 2024. Jika berhasil, Prabowo akan mendapatkan suara mayoritas DPR—sama dengan koalisi Jokowi yang menguasai DPR.

Presiden Jokowi juga menugasi Prabowo menemui partai-partai yang kemungkinan mendukung hak angket. Prabowo bertemu dengan Susilo Bambang Yudhoyono, pendiri Partai Demokrat, partai yang kini dipimpin anaknya. Hasilnya, Jokowi melantik Agus Harimurti, Ketua Demokrat, masuk kabinet sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang.

Tak hanya meredam hak angket, Jokowi juga sibuk menyiapkan dan mengajukan orang-orang kepercayaannya masuk ke dalam kabinet Prabowo. Sejauh ini, tawaran itu masih belum bulat diterima lingkaran Prabowo. Politikus Gerindra, partai Prabowo, cemas Jokowi memegang kendali penuh dalam pemerintahan baru.

Agar cita-citanya terus berkuasa tercapai, Jokowi juga sedang berancang-ancang menguasai Partai Golkar. Sebagai kader PDI Perjuangan, yang berpisah jalan dalam mendukung calon presiden, Jokowi tak punya tangan partai. Kondisi ini membuatnya rentan jika ia pensiun dan tak memiliki kendaraan politik. Golkar, partai penguasa Orde Baru, salah satu partai yang paling mungkin ia kuasai.

Berhasilkah manuver-manuver Jokowi? Kami menyajikan cerita di balik lobi-lobi hak angket di edisi pekan ini. Selamat membaca.

Bagja Hidayat

Wakil Pemimpin Redaksi

Baca Selengkapnya di Majalah Tempo:

Berita terkait

Temui Jokowi, Ini Profil Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin

4 menit lalu

Temui Jokowi, Ini Profil Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin

Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin bertemui Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta pada Kamis, 16 Mei 2024. Untuk apa?

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Lawatan Gubernur Jenderal Australia di Istana Bogor

20 menit lalu

Jokowi Terima Lawatan Gubernur Jenderal Australia di Istana Bogor

Presiden Jokowi menyambut kunjungan kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Jumat, 17 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Perbedaan Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan yang Bakal Diganti dengan KRIS

49 menit lalu

Perbedaan Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan yang Bakal Diganti dengan KRIS

Jokowi resmi mengganti sistem kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan dengan sistem kelas rawat inap standar (KRIS). Apa perbedaannya?

Baca Selengkapnya

Jokowi Sampaikan Ucapan Selamat atas Pelantikan PM Singapura Lawrence Wong

58 menit lalu

Jokowi Sampaikan Ucapan Selamat atas Pelantikan PM Singapura Lawrence Wong

Presiden Jokowi menyatakan Indonesia siap untuk melanjutkan kerja sama baik dengan Singapura.

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Kunjungan Gubernur Jenderal Australia pada Pagi Ini

2 jam lalu

Jokowi Terima Kunjungan Gubernur Jenderal Australia pada Pagi Ini

Gubernur Jenderal Australia menjadikan pertemuan dengan Jokowi sebagai bagian rangkaian untuk merayakan 75 tahun hubungan diplomatik dengan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Dede Yusuf Ungkap Alasan Enggan Maju Pilkada 2024

2 jam lalu

Dede Yusuf Ungkap Alasan Enggan Maju Pilkada 2024

Politikus Partai Demokrat Dede Yusuf lebih memilih menjadi anggota DPR RI dibanding maju Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur, PDIP Singgung KPU Tak Konsisten

14 jam lalu

Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur, PDIP Singgung KPU Tak Konsisten

PDIP menyoroti pernyataan terbaru KPU tentang caleg terpilih yang ingin maju pilkada harus mundur.

Baca Selengkapnya

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

14 jam lalu

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS Kesehatan mulai tahun depan menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).

Baca Selengkapnya

PDIP Tak Undang Jokowi di Rakernas

16 jam lalu

PDIP Tak Undang Jokowi di Rakernas

PDIP tidak mengundang Presiden Jokowi dalam acara Rakernas IV. Djarot Saiful Hidayat mengungkap alasannya.

Baca Selengkapnya

KPU Kota Depok Pastikan Tak Ada Paslon Wali Kota Jalur Independen di Pilkada 2024

16 jam lalu

KPU Kota Depok Pastikan Tak Ada Paslon Wali Kota Jalur Independen di Pilkada 2024

KPU Kota Depok mengungkap alasan tidak ada paslon wali kota dari jalur independen atau perseorangan di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya