Selamat Datang Otoritarianisme Elektoral

Reporter

Nur Haryanto

Editor

Nur Haryanto

Minggu, 31 Desember 2023 12:00 WIB

Halo pembaca,

Menurut para ahli politik, ini zaman otoritarianisme elektoral. Di banyak negara otoritarianisme menguat berbungkus demokrasi. Meredupnya demokrasi liberal di negara-negara barat, kegagalan kapitalisme menghadirkan keadilan sosial, membuat populisme tumbuh. Akibatnya demokrasi hanya jadi alat bagi tokoh populis memanipulasi suara mayoritas untuk berlaku otoriter.

Andreas Schedler, ahli politik Center for Economic Teaching and Research di Mexico City, yang memulai menelaah gejala autokrasi baru ini sejak awal 2000. Electoral authoritarian ia definisikan sebagai rezim otoriter yang menyelenggarakan pemilihan umum. Tapi Pemilu hanya jadi alat terus berkuasa. Pemilu dimanipulasi sedemikian rupa agar penguasa ini terus punya pengaruh.

Demokrasi pun menjadi pura-pura dan jadi kedok untuk menutupi laku menindas memakai kekuasaan. Di Indonesia, kedok ini acap kita dengar dengan argumen dalam bentuk lain. Pemerintah acap mengatakan kini tak ada media yang dibredel, seraya diam-diam mematikan sikap kritis masyarakat sipil dengan pelbagai teror dan intimidasi.

Penguasa menolak disebut membangun politik dinasti karena kerabatnya dipilih secara demokratis dalam pemilu. Penguasa tak mau disebut melanggar konstitusi dan karena pelanggaran dilakukan setelah konstitusinya diubah. Dalam populisme dan otoritarianisme elektoral, dalih-dalih yang tak bertentangan dengan prinsip demokrasi itu didukung orang banyak.

Advertising
Advertising

Berangkat dari keadaan itu kami menulis edisi akhir tahun dengan menyorot para aktivis 1998 yang membelot dan Partai Solidaritas Indonesia. PSI hanya partai kecil dan belum lolos ke DPR. Tapi ia jadi contoh bagaimana partai dibuat dengan logika sungsang, yakni hanya mengejar kekuasaan. Partai ini tak didirikan dengan ide dan gagasan membuat kebaikan bagi orang banyak memakai jalan politik.

Maka meski PSI partai baru, wataknya sangat lama, yakni watak Orde Baru yang dihadang oleh gerakan aktivis masyarakat sipil pada 1998. Tapi para aktivis itu pun kini bersekutu dengan mesin kekuasaan Orde Baru itu. Pembelotan-pembelotan ini membuat masa depan demokrasi Indonesia di ujung tanduk.

Selain edisi khusus yang membahas dua tema ini, kami menyajikan kaleidoskop, rekaman peristiwa selama 2023. Tampak di sana, hal-hal mengerikan terjadi. Selepas pandemi, kita berhadapan dengan makin meningkatnya korupsi, pelanggaran konstitusi, dan naiknya politik dinasti. Annus horribilis.

Selamat membaca, selamat tahun baru. Tetap semangat!

Bagja Hidayat
Redaktur Eksekutif

OPINI
2023: Tahun Politik yang Mengerikan
Pemerintahan Jokowi membunuh demokrasi dengan cara yang demokratis.

LAPORAN KHUSUS
Mengapa Kami Menulis PSI dan Pembelotan Aktivis 1998 terhadap Reformasi
Dinasti Jokowi disokong oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan sejumlah aktivis 1998. Kenapa mereka berbalik arah?

Relasi Jokowi dan PSI
Relasi PSI-Jokowi sudah lama mesra. Ketua Dewan Pembina PSI Jeffrie Geovanie ikut mendukung dinasti Jokowi.

Siapa Jeffrie Geovanie?
Jeffrie punya peran penting di Partai Solidaritas Indonesia. Pengambil keputusan partai dan pencari dana.

PSI Melanjutkan Ideologi Jokowisme. Apa Itu?
Giring Ganesha dan Ade Armando menjelaskan sikap PSI terhadap dinasti Jokowi.

Balik Arah Aktivis Pragmatis
Budiman Sudjatmiko dan sejumlah aktivis 1998 menggalang pemenangan Prabowo-Gibran. Dianggap pragmatis dan melupakan sejarah.

Kemewahan Idealisme vs Pragmatisme Politik Aktivis 1998
Muncul gerakan tandingan.

HUKUM
Bumerang Kampus UI
Ketua BEM UI Melki Sedek Huang dituduh terlibat kekerasan seksual. Motif politis ikut menyeruak.

Berita terkait

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

4 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

5 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

5 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Terima Dukungan Kaesang Maju Pilwalkot Bekasi, DPD PSI: Keputusan di Tangan Beliau

7 jam lalu

Terima Dukungan Kaesang Maju Pilwalkot Bekasi, DPD PSI: Keputusan di Tangan Beliau

PSI Kota Bekasi mengaku telah menerima dukungan agar Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep maju di Pilwalkot Bekasi 2024

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

7 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

7 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

9 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

13 jam lalu

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

Presiden Jokowi sampai memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag 36/2023.

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

13 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Revisi UU Kementerian Negara Mengonfirmasi Kabinet Gemoy Prabowo-Gibran

14 jam lalu

Pengamat Sebut Revisi UU Kementerian Negara Mengonfirmasi Kabinet Gemoy Prabowo-Gibran

Susunan kabinet Prabowo-Gibran tengah menjadi perbincangan karena disebut ingin menambah jumlah kementerian lewat revisi UU Kementerian Negara.

Baca Selengkapnya