Cekfakta #240 Ada Apa di Balik Serbuan Kabar Bohong tentang Pengungsi Rohingya di Medsos?

Jumat, 29 Desember 2023 20:01 WIB

Mahasiswa bersama polisi membantu menaikan sejumlah imigran etnis Rohingya ke truk saat berlangsung pemindahan paksa di penampungan sementara gedung Balai Meuseuraya Aceh (BMA), Banda Aceh, Aceh, Rabu, 27 Desember 2023. Sebanyak 137 pengungsi imigran etnis Rohingya yang ditempatkan di penampungan sementara gedung BMA itu dipindahkan paksa mahasiswa setelah menggelar aksi damai ke kantor Kemenkumham Provinsi Aceh. ANTARA/Ampelsa

Para pengungsi Rohingya yang terdiri dari perempuan, ibu, dan anak-anak, berlinang air mata saat ratusan mahasiswa mengepung Gedung Balee Meuseuraya Aceh (BMA) dan mengusir mereka, Rabu lalu. Dengan penuh kesedihan, mereka dipaksa masuk ke dalam mobil truk yang disiapkan oleh mahasiswa, diiringi lemparan barang-barang, menambah suasana tegang.

Ketika ditanya apa alasan mereka melakukannya, generasi muda ini tidak dapat menjawab dengan pasti selain mengutip narasi-narasi disinformasi dari media sosial. Bagaimana mungkin kabar bohong dapat menyebar secara cepat serta menggerus adab dan kemanusiaan?

Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.

Bagian ini ditulis oleh Artika Rachmi Farmita dari Tim Cek Fakta Tempo

Ada Apa di Balik Serbuan Kabar Bohong tentang Pengungsi Rohingya di Medsos?

Advertising
Advertising

Aksi pengusiran pengungsi Rohingya oleh ratusan mahasiswa itu, memberikan gambaran betapa disinformasi dapat memicu trauma, mengikis kemanusiaan. Tak hanya mengancam keselamatan para pengungsi, peristiwa itu terbukti menimbulkan perpecahan di antara masyarakat Indonesia sendiri.

UNHCR, sebuah Komisi Tinggi PBB untuk urusan pengungsi, menilai serangan massa terhadap pengungsi ini sebagai kampanye online yang terkoordinasi berisi misinformasi, disinformasi dan ujaran kebencian terhadap pengungsi. Tujuannya untuk merusak upaya Indonesia dalam menyelamatkan nyawa orang-orang yang putus asa dalam kesulitan di laut itu.

Dilansir BBC Indonesia, lembaga analisis media sosial, Drone Emprit menemukan informasi bohong dan narasi kebencian terhadap pengungsi Rohingya di media sosial X (Twitter) sengaja disebarkan melalui akun-akun fanbase tertentu. Menyebarkan informasi bohong dan narasi kebencian terhadap pengungsi Rohingya dengan cara seperti itu, sangat signifikan untuk memperbesar percakapan, sehingga gampang menarik perhatian nasional.

Pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi, menjelaskan bahwa klaster yang kontra terhadap pengungsi Rohingya sebetulnya lebih kecil daripada yang pro. Namun dampaknya sangat signifikan meningkatkan volume percakapan di X karena akun-akun fanbase memiliki banyak pengikut dan pengirimnya tidak mengungkapkan identitas alias ‘pesan anonim’.

Analisis Drone Emprit juga menyebutkan bahwa selama periode 3-16 Desember 2023, penolakan dan kecaman terhadap imigran Rohingya sebelumnya juga banyak diunggah akun pro Prabowo. Sementara dalam analisis emosi didominasi oleh isu Trust (Kepercayaan). Artinya, publik meyakini ada indikasi dan dugaan bahwa hoaks dan tuduhan terhadap Rohingya adalah “pesanan” dari pihak tertentu. Misalnya, tudingan ada kerja sama Junta Militer Myanmar dan Israel di baliknya.

Pada akhirnya, produsen kabar bohong senantiasa menggunakan taktik fearmongering atau menakut-nakuti. Dosen Program Studi Hubungan Internasional President University, Nino Viartasiwi, mengimbau agar kita tidak termakan oleh taktik menakut-nakuti karena berujung pada demonisasi (melebih-lebihkan keburukan) terhadap pengungsi Rohingya. “Mengapa Rohingya? Karena jumlah mereka banyak, hopeless, mudah didemonisasi untuk isu sekuriti (politik),” ujarnya dalam media briefing yang digelar Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia.

Memeriksa ulang semua informasi yang tersedia secara online adalah hal yang tidak boleh dihindari di era digital. Media sosial, kata Nino, menjadi tantangan nyata bagaimana kita kelak membangun kehidupan bermasyarakat yang beradab.

Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo Media Lab

Cek Fakta Pilihan

Benarkah UNHCR Tidak Peduli pada Pengungsi Palestina dan Minta Pulau untuk Pengungsi Rohingya?

Sebuah video memuat klaim tentang kejanggalan-kejanggalan Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-bangsa (UNHCR) seiring dengan kedatangan pengungsi Rohingya ke Indonesia dalam sebulan terakhir. Video berdurasi 2 menit 41 detik itu diunggah di Tiktok oleh akun ini [arsip] pada 17 Desember 2023. Beberapa klaim yang disebut dalam video:

  1. UNHCR tidak pernah bersuara atas apa yang terjadi di Palestina, termasuk saat penduduk Palestina ingin mengungsi ke negara-negara tetangga.
  2. UNHCR memaksa pemerintah Indonesia untuk memberikan fasilitas yang lebih layak kepada pengungsi Rohingya, bahkan menyarankan pemerintah untuk memberikan pulau.
  3. UNHCR memprioritaskan Indonesia sebagai tempat pengungsi rohingya. Padahal Indonesia adalah negara dengan kemiskinan terbanyak di dunia, sementara masih banyak negara yang super power yang menolak Rohingya.

| Hasil Pemeriksaan fakta

Untuk memeriksa klaim tersebut, Tim Cek Fakta Tempo menggunakan sumber-sumber kredibel dan menghubungi UNHCR Indonesia. Hasil verifikasi menunjukkan bahwa seluruh klaim dalam video itu tidak sesuai fakta.

Baca selengkapnya

Waktunya Trivia!

Benarkah Kedatangan Pengungsi Rohingya ke Indonesia Merupakan Propaganda Penjajahan Gaya Baru?

Sebuah narasi beredar di TikTok [arsip] dan Facebook [arsip] yang mengklaim bahwa pengungsi Rohingya yang datang ke Indonesia merupakan bentuk propaganda penjajahan gaya baru, alias upaya merebut Indonesia. Narasi di Facebook disertai klaim tiga kejanggalan kedatangan orang-orang Rohingya ke Indonesia. Pertama, etnis Rohingya yang muslim dinilai pasti melawan atau berjihad bila ditindas di Myanmar. Namun, yang terjadi mereka justru kabur. Klaim kejanggalan kedua, Pemerintah Bangladesh telah membangun tempat yang mewah untuk kelompok Rohingya, namun justru ditinggalkan dan bermigrasi. Klaim kejanggalan ketiga, dikatakan ada permainan politik internasional yang tidak diketahui masyarakat Indonesia di balik kedatangan etnis Rohingya.

| Bagaimana hasil pemeriksaan faktanya?

Mari kita cek faktanya!

Ada Apa Pekan Ini?

Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial memiliki isu yang sangat beragam, mulai dari isu politik, sosial dan kesehatan. Buka tautannya ke kanal Cek Fakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:

Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini. Ingin mengecek fakta dari informasi atau klaim yang anda terima? Hubungi ChatBot kami.

Ikuti kami di media sosial:

Facebook

Twitter

Instagram

Telegram

Berita terkait

CekFakta #259 Memahami Konten-konten Viral Reduksi Penyebarkan Hoaks

2 hari lalu

CekFakta #259 Memahami Konten-konten Viral Reduksi Penyebarkan Hoaks

Memahami Konten-konten Viral Reduksi Penyebar Hoaks

Baca Selengkapnya

Anggota Komunitas Pers Politeknik Tempo Tamatkan Pelatihan, Resmi jadi Agen Cek Fakta

9 hari lalu

Anggota Komunitas Pers Politeknik Tempo Tamatkan Pelatihan, Resmi jadi Agen Cek Fakta

Komunitas Pers Politeknik Tempo (Korste) telah menyelesaikan rangkaian pelatihan cek fakta bersama tim Cek Fakta Tempo pada Jumat, 3 Mei 2024 dan resmi menjadi agen cek fakta.

Baca Selengkapnya

CekFakta #258 Energi Positif yang Palsu selama Pilpres 2024

9 hari lalu

CekFakta #258 Energi Positif yang Palsu selama Pilpres 2024

Toxic Positivity; Energi Positif yang Palsu selama Pilpres 2024

Baca Selengkapnya

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

11 hari lalu

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

AJI menilai kedua acara ini jadi momentum awal bagi jurnalis di Indonesia dan regional untuk mempererat solidaritas.

Baca Selengkapnya

CekFakta #257 Hoaks Deepfake Menipu Konsumen dan Mengancam Bisnis

16 hari lalu

CekFakta #257 Hoaks Deepfake Menipu Konsumen dan Mengancam Bisnis

Deepfake, kini semakin mudah dibuat dan semakin sulit dikenali. Dampak yang ditimbulkan oleh penipuan deepfake pun, tidak main-main.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

21 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

21 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

CekFakta #256 Langkah Mengecek Transparansi Halaman Media Sosial

23 hari lalu

CekFakta #256 Langkah Mengecek Transparansi Halaman Media Sosial

Menelisik Motivasi di Balik Akun Medsos Penyebar Hoaks Melalui Transparansi Halaman

Baca Selengkapnya

CekFakta #255 5 Langkah Memahami Setiap Kabar yang Kita Terima

30 hari lalu

CekFakta #255 5 Langkah Memahami Setiap Kabar yang Kita Terima

5 Langkah Memahami Setiap Kabar yang Kita Terima

Baca Selengkapnya

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

33 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya