Tiga Tokoh Papua

Reporter

Nur Haryanto

Editor

Nur Haryanto

Minggu, 13 Agustus 2023 13:00 WIB

Halo, pembaca

Tahun ini Indonesia berusia 78 tahun. Cukup tua untuk ukuran manusia, sangat muda untuk ukuran sebuah republik. Kita masih harus merumuskan secara terus-menerus bentuk Indonesia yang kita bayangkan sebagai sebuah bangsa, yang tumbuh oleh generasi berbeda dari hari ke hari. Karena itu, tahun ini kami mengangkat tokoh Papua untuk edisi hari kemerdekaan.

Kami memilih tiga tokoh: Frans Kaisiepo, Silas Papare, dan Marthen Indey. Ketiganya mewarnai sejarah Indonesia sekaligus Papua yang kini masih bergolak oleh konflik. Dari ketiganya kami ingin menggali sejarah di sekitar Proklamasi, yang acap dirujuk sebagai sumber konflik yang tak berkesudahan.

Ketiganya adalah pahlawan nasional. Tapi ini pandangan dari Indonesia karena mereka coba mengintegrasikan Papua ke dalam negara kesatuan ini. Bagi kepala-kepala suku dan adat, mereka dituding sebagai “penjual” Papua kepada Indonesia. Sejarah panjang orang Papua membuat penggabungan ke dalam Indonesia sebagai penyatuan yang menyalahi sejarah mereka.

Tak mudah merumuskan dan menempatkan posisi ketiga tokoh itu dalam pelana yang adil dan seimbang dengan melihat dari sisi Indonesia dan Papua sekaligus. Kami tahu cara pandang seperti ini juga segera terlihat sebagai posisi bahwa Papua bukan bagian dari Indonesia.

Advertising
Advertising

Di situlah problemnya. Melihat Papua sebagai bagian dari Indonesia yang tak terpisahkan juga bermasalah. Doktrin negara kesatuan justru yang membuat konflik di Papua tak kunjung selesai. Karena itu para peneliti menyebut ada “nasionalisme ganda” di kalangan orang Papua.

Sebenarnya istilah itu juga bisa menyesatkan karena menempatkan nasionalisme sebagai sebuah sikap yang sudah ajek, sebuah imajinasi yang sudah tersedia dalam pikiran orang Papua. Bisa jadi, usaha integrasi berbuah konflik karena memaksakan konsep dan pandangan yang belum dikenal oleh orang Papua saat itu.

Maka edisi khusus Kemerdekaan ini coba mendudukkan soal pelik itu dengan melihatnya dalam aktivitas sosial dan politik ketiga tokoh ini. Mereka adalah aktivis, birokrat, pernah bekerja kepada pemerintahan Hindia Belanda, dan politikus sekaligus. Dari kisah hidup mereka semoga kita bisa belajar ada soal yang belum selesai ketika kita membicarakan Papua.

Konflik yang terus berlangsung kian diperburuk oleh cara pandang pragmatis Jakarta dalam melihat Papua. Maka kebijakan Jakarta—dengan pembangunan ekonomi dan infrastruktur—tak pernah bisa membuat orang Papua terpincut menerimanya. Sebab bukan itu yang jadi soal pokok yang dianggap belum selesai oleh orang Papua.

Jika mereka menolak cara Jakarta memperlakukan Papua hingga muncul keinginan memisahkan diri dari Indonesia menunjukkan ada komunikasi dan cara pandang keliru dalam melihat masalah Papua secara utuh. Kisah tiga tokoh Papua dalam edisi khusus kemerdekaan ini bisa jadi satu referensi bagaimana seharusnya kita menempatkan Indonesia dalam Papua dan Papua di dalam Indonesia.

Selamat membaca.


Bagja Hidayat
Redaktur Eksekutif

Problem Nasionalisme di Papua

Dicoba diintegrasikan dengan Indonesia 60 tahun lalu, Papua terus bergolak. Jangan melihat Papua dengan kacamata Jakarta.

Konflik Agraria di Nagari Air Bangis

Warga Desa Air Bangis mengalami kekerasan saat berdemonstrasi di Padang. Keterlibatan aparat dalam konflik agraria.

Inkonsistensi Program Transisi Energi

Pemerintah tak konsisten menjalankan program transisi energi. Memberi izin pembangunan PLTU baru demi investasi.

Kontroversi Pengangkatan Pejabat KLHK

Pelantikan Dirjen Planologi KLHK diwarnai dugaan pemalsuan tanda tangan. Rekam jejaknya kontroversial.

Untuk Apa KPK Menyerahkan Penyidikan Dugaan Korupsi Basarnas ke TNI?

Penetapan tersangka korupsi Kepala Basarnas menimbulkan pro dan kontra. KPK menyerahkan penyidikan ke TNI.

Berita terkait

Jokowi Minta PSN Dipercepat, KLHK Siap Korbankan 73 Ribu Hektare Kawasan Hutan

4 jam lalu

Jokowi Minta PSN Dipercepat, KLHK Siap Korbankan 73 Ribu Hektare Kawasan Hutan

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) siapkan 73 ribu hektar kawasan hutan untuk proyek strategis nasional (PSN). Jokowi minta dipercepat.

Baca Selengkapnya

Freeport Indonesia, Kritik Pengamat Ekonomi UGM hingga Perpanjangan Kontrak

13 jam lalu

Freeport Indonesia, Kritik Pengamat Ekonomi UGM hingga Perpanjangan Kontrak

Pengamat Ekonomi Energi UGM Fahmy Radhi mengkritik perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia

Baca Selengkapnya

Kepala Operasi Damai Cartenz Bantah Tutup Akses Lembaga HAM ke Papua

23 jam lalu

Kepala Operasi Damai Cartenz Bantah Tutup Akses Lembaga HAM ke Papua

Kepala Operasi Damai Cartenz membantah tudingan KKB yang menyatakan pemerintah Indonesia menutup akses lembaga HAM ke Papua.

Baca Selengkapnya

Kepala Operasi Damai Cartenz Minta KKB Buktikan Tudingan Serangan Udara hingga Bakar 3 Rumah di Pogapa

1 hari lalu

Kepala Operasi Damai Cartenz Minta KKB Buktikan Tudingan Serangan Udara hingga Bakar 3 Rumah di Pogapa

Kepala Operasi Damai Cartenz, Kombes Faizal Ramadhani, mengatakan TPNPB-OPM harus membuktikan tudingan tentang serangan udara ke Kampung Pogapa.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Melalui PMN Berhasil Terangi Lima Kampung di Keerom, Papua

1 hari lalu

Pemerintah Melalui PMN Berhasil Terangi Lima Kampung di Keerom, Papua

PT PLN (Persero) berhasil menghadirkan listrik 24 jam untuk Kampung Banda, Kampung Pund, Kampung Ampas, Distrik Waris, Kampung Skofro dan Kampung Uskuwar, di Kabupaten Keerom, Papua.

Baca Selengkapnya

Tim SAR Belum Temukan Pria yang Loncat dari Jembatan Barelang Batam, Sempat Telepon Pacar

1 hari lalu

Tim SAR Belum Temukan Pria yang Loncat dari Jembatan Barelang Batam, Sempat Telepon Pacar

Pria itu diduga melompat setelah meminjam handphone seorang pengunjung Jembatan Barelang. Kota Batam.

Baca Selengkapnya

Banjir Sumbar, Tim SAR Masih Cari 17 Korban Hilang

1 hari lalu

Banjir Sumbar, Tim SAR Masih Cari 17 Korban Hilang

Kantor Basarnas Padang masih melakukan pencarian terhadap 17 orang korban banjir bandang di Sumatera Barat.

Baca Selengkapnya

Adu Tembak Aparat dan TPNPB di Pogapa: Polda Papua Sebut Warga Berlindung di Hutan, Bukan Mengungsi

2 hari lalu

Adu Tembak Aparat dan TPNPB di Pogapa: Polda Papua Sebut Warga Berlindung di Hutan, Bukan Mengungsi

Polda Papua membantah warga di Kampung Pogapa mengungsi akibat kontak senjata antara TNI-Polri dan TPNPB.

Baca Selengkapnya

Polda Papua Bantah Serangan kepada TPNPB-OPM Bikin Warga Kampung Pogapa Mengungsi

2 hari lalu

Polda Papua Bantah Serangan kepada TPNPB-OPM Bikin Warga Kampung Pogapa Mengungsi

Polisi sebut keberadaan TPNPB-OPM di Kampung Pogapa yang justru membuat warga terpaksa meninggalkan kampung halaman.

Baca Selengkapnya

Banjir Bandang di Agam dan Tanah Datar Sumbar Sebabkan Jalan Nasional dan Jembatan Terputus

2 hari lalu

Banjir Bandang di Agam dan Tanah Datar Sumbar Sebabkan Jalan Nasional dan Jembatan Terputus

Badan jalan nasional sepanjang 200 meter Silaiang, Kabupaten Tanah Datar terpantau rusak parah akibat banjir bandang pada Sabtu malam, 11 Mei 2024.

Baca Selengkapnya