CekFakta #206 Alarm Kewaspadaan Agar Tetap Waras Hadapi Hoaks Pemilu

Jumat, 5 Mei 2023 21:14 WIB

Ilustrasi hoax atau hoaks. shutterstock.com

Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!

Informasi sesat memuncak di tahun pelaksanaan pemilu. Namun melihat catatan pelaksanaan Pemilu 2014 dan 2019, hoaks bisa bersemi sejak setahun sebelumnya.

Untuk itu, kita perlu membunyikan alarm kewaspadaan sejak dini untuk mengantisipasi segala bentuk informasi sesat yang akan muncul pada 2024.

Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.

Bagian ini ditulis oleh Artika Rachmi Farmita dari Tim Cek Fakta Tempo

Advertising
Advertising

Prebunking Series (23)
Menyalakan 6 Alarm Kewaspadaan Agar Tetap Waras Hadapi Hoaks Pemilu

Disarikan oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Dewi Sad Tanti dan MT Hidayat menulis studi tentang “Ragam dan Pola Sebaran Hoaks Jelang Pemilihan Umum Serentak tahun 2019”. Terdapat 6 alarm kewaspadaan yang perlu kita nyalakan bersama;

  1. Sebaran informasi sesat meningkat jelang pencoblosan. Pemilu serentak 2024 akan digelar pada 14 Februari. Melihat apa yang terjadi pada 2019, kita perlu mewaspadai peningkatan sebaran informasi sesat sejak November 2023.
  2. Ada hoaks, ada disinformasi. Hoaks adalah informasi yang seluruhnya kabar bohong. Sementara, disinformasi adalah informasi yang ada benarnya sekaligus kelirunya. Informasi hoaks perlu di-debunk atau dibantah dengan menunjukkan bukti sebaliknya. Sementara, disinformasi perlu diluruskan atau diklarifikasi duduk soal dan konteks kesalahannya.
  3. Facebook dan WhatsApp, ladang utama penyebaran hoaks. Penelitian Mafindo pada 2018 dan Mastel 2017 menemukan bahwa Facebook digunakan sebagai platform yang paling banyak digunakan untuk menyebarkan hoaks dan disinformasi.
  4. Individu dan institusi negara jadi sasaran empuk hoaks. Pada Pemilu 2019, keduanya menjadi obyek yang menjadi sasaran informasi sesat. Individu yang menjadi sasaran adalah capres dan cawapres, presiden yang sedang berkuasa, pejabat pemerintah, tokoh partai, tokoh agama, tokoh politik, dan artis.
  5. Format hoaks paling banyak biasanya foto dengan caption menyesatkan. Alasannya, mengolah foto lebih mudah dibanding video. Format video cenderung membutuhkan penyimpanan yang lebih besar dibanding foto, sehingga lebih sulit disebarkan daripada foto.
  6. Isu seputar sosok capres/cawapres paling banyak ditemukan. Disusul isu mengenai penyelenggaraan pemilu, dan legislatif. Banyaknya isu mengenai capres/cawapres besar kemungkinan karena polarisasi masyarakat yang terpecah menjadi dua kubu sejak pilpres 2014. Isu mengenai capres/ cawapres terkait pro dan kontra antara kubu kedua belah pihak. Isinya menyerang maupun meneguhkan kredibilitas masing-masing capres/cawapres.

Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo Media Lab

Cek Fakta Pilihan

Benarkah Ini Foto-foto Terkini India Usai 24 Ribu Orang Tewas Akibat Gelombang Panas?

Video dengan narasi kondisi terkini India usai 24 ribu orang tewas karena gelombang panas beredar di media sosial. Video tersebut dibagikan akun ini pada 28 April 2023, memperlihatkan foto-foto kerumunan warga India di luar ruangan.

| Hasil Pemeriksaan fakta

Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo menelusuri jejak digital foto-foto dalam video tersebut menggunakan tool Source dan reverse image Google. Hasilnya, kedua foto diambil dalam rentang waktu dan peristiwa berbeda.

Baca selengkapnya

Waktunya Trivia!

Benarkah Laboratorium Amerika Serikat di Ukraina Terkait dengan Penyebaran HIV/AIDS?

Sebuah laman di Facebook mengunggah video dengan klaim bahwa Rusia mengungkap bukti bio laboratorium HIV/AIDS milik Amerika Serikat berada di Ukraina. Video yang sama diunggah juga diunggah di YouTube. Narator dalam video mengatakan, Kementerian Pertahanan Rusia memberikan bukti laboratorium yang didanai Amerika Serikat di Ukraina, berdasarkan materi dan dokumen yang ditemukan tentara Rusia melakukan penelitian HIV/AIDS terhadap personel militer Ukraina. Narator dalam video juga mengatakan hanya tiga laboratorium di Ukraina yang memiliki tingkat keamanan untuk penelitian.

| Bagaimana hasil pemeriksaan faktanya?

Mari kita cek faktanya!

Ada Apa Pekan Ini?

Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial memiliki isu yang sangat beragam, mulai dari isu politik, sosial dan kesehatan. Buka tautannya ke kanal Cek Fakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:

Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini. Ingin mengecek fakta dari informasi atau klaim yang anda terima? Hubungi ChatBot kami.

Ikuti kami di media sosial:

Facebook

Twitter

Instagram

Telegram



Berita terkait

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

1 hari lalu

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

Hakim MK Arief Hidayat menegur komisioner KPU yang tak hadir dalam sidang PHPU Pileg Panel III. Arief menilai KPU tak menganggap serius sidang itu.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

2 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

4 hari lalu

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia tahun 2024 dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen.

Baca Selengkapnya

CekFakta #257 Hoaks Deepfake Menipu Konsumen dan Mengancam Bisnis

7 hari lalu

CekFakta #257 Hoaks Deepfake Menipu Konsumen dan Mengancam Bisnis

Deepfake, kini semakin mudah dibuat dan semakin sulit dikenali. Dampak yang ditimbulkan oleh penipuan deepfake pun, tidak main-main.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

7 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

7 hari lalu

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Junimart Girsang mengatakan, badan Adhoc Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), harus diseleksi lebih ketat dan terbuka untuk menghindari politik transaksional.

Baca Selengkapnya

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

8 hari lalu

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

Pakar Hukum Universitas Andalas atau Unand memberikan tanggapan soal putusan MK dan dissenting opinion.

Baca Selengkapnya

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

8 hari lalu

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.

Baca Selengkapnya

Pemilu Rawan Politik Uang Kaesang Usulkan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, Ini Bedanya dengan Proporsional Terbuka

12 hari lalu

Pemilu Rawan Politik Uang Kaesang Usulkan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, Ini Bedanya dengan Proporsional Terbuka

Ketua Umum PSI yang juga putra Jokowi, Kaesang Pangarep usulkan pemilu selanjutnya dengan sistem proporsional tertutup karena marak politik uang.

Baca Selengkapnya

Menkominfo Ungkap Kesan Pertemuan Tim Cook Apple dan Prabowo

14 hari lalu

Menkominfo Ungkap Kesan Pertemuan Tim Cook Apple dan Prabowo

Budi Arie Setiadi mengatakan Tim Cook mengapresiasi hasil pemilu presiden Indonesia atas terpilihnya Prabowo.

Baca Selengkapnya