CekFakta #200 Mengapa Hoaks Merajalela Saat Bencana Alam Melanda?

Jumat, 17 Maret 2023 20:15 WIB

Ilustrasi hoaks atau fake news. Shutterstock

Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!

Tak hanya saat pandemi, misinformasi kerap merajalela dan berulang saat terjadi bencana alam. Narasi yang beredar juga tak jarang memuat tudingan terhadap kelompok minoritas, bahkan mengaitkan dengan amal ibadah maupun dosa.

Seperti apa dan mengapa aktor jahat memproduksi hoaks di tengah nestapa korban bencana alam? Lalu, bagaimana sebaiknya kita menghadapi tsunami informasi sembari tetap waspada?

Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.

Bagian ini ditulis oleh Artika Rachmi Farmita dari Tim Cek Fakta Tempo

Advertising
Advertising

Prebunking Series (18):

Mengapa Hoaks Merajalela Saat Bencana Alam Melanda?

Saat terjadi bencana alam, kita seringkali berada dalam keadaan panik. Kondisi inilah yang membuat kita lebih rentan menerima informasi palsu. Seperti baru-baru ini, hoaks soal keadaan Gunung Merapi yang ternyata menggunakan foto-foto erupsi Gunung Sinabung.

Nah, di sinilah bencana alam turut menebar kepanikan dengan menyulut api disinformasi. Aktor jahat sengaja menyebarkan informasi yang menyesatkan, entah untuk menimbulkan perbedaan pendapat maupun memanipulasi proses pengambilan keputusan kita.

Halaman dan akun media sosial tertentu, memang mengandalkan situasi tegang maupun krisis untuk menarik perhatian. Tujuannya untuk memperbanyak pengikut (follower), termasuk sebagai ladang cuan.

Tak jarang, hoaks bencana alam biasanya menggunakan ramuan “teori konspirasi” untuk menuding suatu peristiwa bencana alam sebagai buatan manusia. Ini agar seolah-olah menjadi solusi cepat dan mudah dicerna. Misalnya, warganet membagikan gambar yang mengaku menunjukkan “awan buatan HAARP di atas Turki tepat sebelum gempa”.

Dilansir Misbar, ada beberapa bentuk misinformasi yang bisa muncul saat terjadi bencana alam:

  1. Korban Kematian Palsu: Jumlah korban dari bencana dibesar-besarkan atau sebaliknya, dikecilkan sehingga dianggap remeh.
  2. Perintah Evakuasi Palsu: Informasi perintah evakuasi palsu, sehingga membuat masyarakat meninggalkan rumah dan berpotensi membahayakan keamanan.
  3. Penyelamatan dan Bantuan Palsu: Organisasi atau individu palsu mengklaim memberikan penyelamatan atau bantuan, sehingga dapat menyebabkan penipuan yang memancing orang lain untuk menyumbang.
  4. Rumor Penjarahan dan Kekerasan: Menyebarnya rumor penjarahan dan kriminalitas, lalu membuat masyarakat ketakutan dan panik.

Lalu, bagaimana kita menghindari mis/disinformasi?

  1. Dapatkan informasi dari sumber terpercaya. Selama bencana, kita wajib menelusuri dari mana informasi itu berasal. Maka, utamakan sumber resmi yang dapat diandalkan seperti lembaga pemerintah, media massa kredibel, dan saksi mata.
  2. Cari dan cek fakta. Sebelum berbagi berita atau menindaklanjuti informasi apa pun, penting untuk memeriksa fakta informasi tersebut, seperti Cek Fakta Tempo.
  3. Tingkatkan Kewaspadaan terhadap Penipuan. Pastikan Anda menyumbangkan uang ke organisasi yang terpercaya.
  4. Verifikasi Ketika Ada Perintah Evakuasi. Kroscek dengan pihak berwenang di lingkungan tempat Anda tinggal sebelum meninggalkan rumah.

Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo Media Lab

Cek Fakta Pilihan

Benarkah Gunung Merapi Meletus di Pulau Jawa Disebut Gunung Api Kiamat?

Sebuah akun Twitter mengunggah sebuah video yang diberi keterangan “Mereka menyebutnya sebagai "Gunung Api Kiamat" untuk gunung Merapi meletus di pulau Jawa”. Dalam video ini terdengar suara gemuruh diikuti letusan yang membentuk kolom abu yang sangat tinggi, disertai guguran abu dari sebuah gunung yang sedang erupsi. Tampak pula kendaraan yang melaju dengan kecepatan tinggi dan beberapa orang yang berlari.

| Hasil Pemeriksaan fakta

Untuk memeriksa klaim video tersebut di atas, Tim Cek Fakta Tempo menelusuri pernyataan resmi dari BMKG, pakar dan pemberitaan media yang kredibel. Video juga diverifikasi dengan menggunakan Google dan Yandex image serta Google Maps untuk memastikan lokasi video.

Baca selengkapnya

Waktunya Trivia!

Benarkah Video Bayi Baru Lahir Mengucap Kata “Allah”?

Sebuah akun di Facebook, membuat unggahan dengan narasi “GEMPΑRR, Bayi Baru Lahir Sebut Nama ALLAH Berkali-Kali Tanpa Henti, Gempar Satu RS, Semua Berlari Untuk Melihat, Lihat Apa Yang Terjadi Selepas Itu.” Pengunggah juga melampirkan sebuah tautan Blogspot dengan dengan artikel dengan judul yang serupa. Pada tautan tersebut, terdapat thumbnail bergambar seorang bayi dan tombol play video.

| Bagaimana hasil pemeriksaan faktanya?

Mari kita cek faktanya!

Ada Apa Pekan Ini?

Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial memiliki isu yang sangat beragam, mulai dari isu politik, sosial dan kesehatan. Buka tautannya ke kanal Cek Fakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:

Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini. Ingin mengecek fakta dari informasi atau klaim yang anda terima? Hubungi ChatBot kami.

Ikuti kami di media sosial:

Facebook

Twitter

Instagram

Telegram

Berita terkait

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

16 jam lalu

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

Bencana alam melanda sejumlah wilayah di Tanah Air dalam sebulan terakhir.

Baca Selengkapnya

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

1 hari lalu

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

AJI menilai kedua acara ini jadi momentum awal bagi jurnalis di Indonesia dan regional untuk mempererat solidaritas.

Baca Selengkapnya

CekFakta #257 Hoaks Deepfake Menipu Konsumen dan Mengancam Bisnis

6 hari lalu

CekFakta #257 Hoaks Deepfake Menipu Konsumen dan Mengancam Bisnis

Deepfake, kini semakin mudah dibuat dan semakin sulit dikenali. Dampak yang ditimbulkan oleh penipuan deepfake pun, tidak main-main.

Baca Selengkapnya

Saran IDAI untuk Relawan yang Bantu Anak Korban Bencana Alam

6 hari lalu

Saran IDAI untuk Relawan yang Bantu Anak Korban Bencana Alam

Relawan yang ikut membantu bencana alam diminta untuk memperhatikan kebutuhan anak-anak yang menjadi korban.

Baca Selengkapnya

10 Desa dan 2 Kelurahan Terdampak Erupsi Gunung Ruang, BNPB Beberkan Kerugian Materiil yang Timbul

12 hari lalu

10 Desa dan 2 Kelurahan Terdampak Erupsi Gunung Ruang, BNPB Beberkan Kerugian Materiil yang Timbul

Sebanyak sepuluh desa dan dua kelurahan di Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Sitaro terdampak material vulkanik erupsi Gunung Ruang, Sulawesi Utara.

Baca Selengkapnya

CekFakta #256 Langkah Mengecek Transparansi Halaman Media Sosial

13 hari lalu

CekFakta #256 Langkah Mengecek Transparansi Halaman Media Sosial

Menelisik Motivasi di Balik Akun Medsos Penyebar Hoaks Melalui Transparansi Halaman

Baca Selengkapnya

4 Cara Cek Titik Rawan Bencana di Jalur Mudik Lebaran 2024

17 hari lalu

4 Cara Cek Titik Rawan Bencana di Jalur Mudik Lebaran 2024

Berikut cara cek titik rawan bencana di jalur mudik Lebaran 2024 melalui situs BNPB, Ditjen Bina Marga, PVMBG, dan PetaBencana.id.

Baca Selengkapnya

Kepala BNPB Pantau Lewat Udara Potensi Bencana Jawa Timur di Masa Libur Lebaran 2024

19 hari lalu

Kepala BNPB Pantau Lewat Udara Potensi Bencana Jawa Timur di Masa Libur Lebaran 2024

BNPB melihat secara langsung potensi terjadi bencana di beberapa wilayah yang ada di Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

CekFakta #255 5 Langkah Memahami Setiap Kabar yang Kita Terima

20 hari lalu

CekFakta #255 5 Langkah Memahami Setiap Kabar yang Kita Terima

5 Langkah Memahami Setiap Kabar yang Kita Terima

Baca Selengkapnya

Risma Bicara Pengalaman RI Tangani Bencana, Ini Respons Direktur OECD

21 hari lalu

Risma Bicara Pengalaman RI Tangani Bencana, Ini Respons Direktur OECD

Direktur Tata Kelola Publik OECD Elsa Pilichowski menanggapi pemaparan Mensos Risma soal penanganan bencana di Indonesia.

Baca Selengkapnya