CekFakta #173 Beda Perilaku Tiap Generasi Hadapi Hoaks

Senin, 12 September 2022 10:03 WIB

Ilustrasi Generasi Milenial. all-souzoku.com

Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!

Di era banjir informasi dan teknologi maju seperti sekarang, seberapa yakin Anda dengan kemampuan Anda dalam mengenali antara fakta dan informasi palsu? Baru-baru ini, sebuah studi global mengungkapkan peningkatan kemampuan literasi digital dan media tiap generasi.

Tak hanya itu, khususnya netizen Indonesia, kini semakin lihai mengecek fakta. Namun, semakin sungkan mengingatkan orang lain yang menyebarkan hoaks. Ada apa?

Dalam nawala ini, Tempo telah memeriksa pula sejumlah klaim dan menayangkan hasil pemeriksaan terhadap berbagai klaim tadi di kanal Cek Fakta Tempo. Pekan ini, aneka klaim yang beredar memiliki isu yang sangat beragam, mulai dari isu politik, sosial dan kesehatan. Namun, klaim seputar Ferdy Sambo masih banyak ditemukan.

Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.

Advertising
Advertising

Bagian ini ditulis oleh Artika Rachmi Farmita dari Tim Cek Fakta Tempo

Beda Perilaku Tiap Generasi Hadapi Hoaks

Pada pertengahan Agustus lalu, sebuah studi mengungkapkan peningkatan kemampuan literasi digital dan media tiap generasi. Studi ini dilakukan oleh inisiatif literasi media digital Poynter Institute MediaWise dan kelompok data dan analisis penelitian internasional YouGov, dengan dukungan dari Google.

Yang menarik, generasi muda kini lebih peduli dan perhatian terhadap persebaran hoaks di lingkungan sekitarnya. Ini terlihat dari temuan yang mengungkapkan bahwa lebih dari setengah responden berusia di bawah 26 tahun khawatir anggota keluarga mereka terpapar informasi yang salah.

Studi global tentang Literasi Informasi: “Memahami perilaku generasi dan kekhawatiran seputar informasi palsu dan menyesatkan secara online ini membandingkan bagaimana setiap generasi menavigasi internet dan bagaimana mereka menentukan apakah mereka dapat mempercayai atau terlibat dengan konten online. Responden yang disasar lebih dari 8.500 orang dari Amerika Serikat, Brasil, Inggris, Jerman, Nigeria, India, dan Jepang.

Berikutnya, Gen Z, Milenial, dan Gen X menunjukkan kepercayaan diri lebih besar dalam hal kemampuan memverifikasi postingan, gambar, atau video, dibandingkan Generasi Baby Boomer dan Generasi Silent.

“Mayoritas responden dari setiap generasi menempatkan nilai tinggi pada dua faktor utama ketika memutuskan apakah informasi online itu benar atau salah: sumber dan faktanya,” kata direktur MediaWise, Alex Mahadevan.

Saat mengecek informasi, setiap generasi mempunyai preferensi tools dan teknik yang berbeda. Melalui survei daring, YouGov menemukan bahwa Gen Z lebih cenderung memeriksa komentar media sosial dan menggunakan mesin pencari untuk memeriksa fakta daripada generasi yang lebih tua.

Saat mencari untuk memverifikasi informasi menggunakan mesin pencari, Gen Z dan Milenial menggunakan tools dan teknik pencarian yang lebih canggih daripada generasi yang lebih tua. Contohnya menggunakan reverse image search (pencarian gambar terbalik) dan “membaca lateral”, yakni dengan membuka banyak tab dan melakukan banyak pencarian sekaligus.

Lebih gercep dan piawai berinternet, namun sungkan menegur

Bagaimana dengan generasi Z dan Milenial Indonesia?

Secara umum kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi informasi-komunikasi digital diperkirakan membaik dalam setahun terakhir. Hal ini tercermin dalam laporan Status Literasi Digital di Indonesia 2021 yang dirilis Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Katadata Insight Center (KIC) yang dirilis awal 2022 silam.

Indeks literasi digital dalam laporan ini diukur melalui empat pilar indikator besar, yakni Digital Skills, Digital Ethics, Digital Safety, dan Digital Culture. Menurut laporan tersebut, indeks literasi digital Indonesia pada 2021 berada di level 3,49 dari skala 1-5. Artinya, tingkat literasi digital masyarakat Indonesia berada di level “sedang”.

Responden menilai isu politik mendominasi hoaks yang beredar dibandingkan isu kesehatan. Mereka pun menuding media sosial Facebook merupakan tempat peredaran berita bohong paling banyak.

Meski netizen Indonesia tidak dimasukkan sebagai responden survei oleh Yougov dan Mediawise, terdapat beberapa persamaan temuan karakteristik anak mudanya.

Misalnya, bagaimana mayoritas responden berupaya mencari klarifikasi atau kebenaran informasi ketika menerima hoaks (59,6 persen). Baru berikutnya, sebanyak 47,6 persen, mengakui bahwa mereka mencari klarifikasi informasi tersebut dari orang lain seperti keluarga dan saudara. Artinya, jika dibandingkan pada survei tahun 2021 sebelumnya, perilaku responden cenderung lebih percaya diri dalam mencari kebenaran suatu informasi sendiri.

Laporan Status Literasi Digital di Indonesia 2021 yang dirilis Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Katadata Insight Center (KIC) yang dirilis awal 2022.

Demi mencegah penyebaran hoaks, sebanyak 83,8 persen responden mengatakan perlu mencari kebenaran dari setiap informasi yang mereka terima. Sayangnya, hanya 17,9 persen yang mau menegur oknum yang menyebarkan hoaks. Tahun sebelumnya, ada 26,9 persen responden yang mau melakukan ini.

Laporan Status Literasi Digital di Indonesia 2021 yang dirilis Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Katadata Insight Center (KIC) yang dirilis awal 2022

Walau begitu, Gen Z dan Milenial dinilai lebih mau mengakui bahwa mereka pernah tidak sengaja membagikan informasi yang salah atau menyesatkan. Tekanan sosial untuk berbagi apapun secara cepat alias impulsif menjadi alasannya.

Selain itu, masih berdasarkan survei YouGov dan MediaWise, lebih dari sepertiga Gen Z dan Milenial selalu berupaya mengoreksi orang-orang yang mereka kenal secara pribadi saat membagikan informasi palsu. Tapi jika mereka melihat orang yang tak dikenal, hanya 1 dari 4 responden yang bersedia menegur.

Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo Media Lab

Waktunya Trivia!

Berikut beberapa kabar tentang misinformasi dan disinformasi, keamanan siber, serta privasi data pekan ini yang mungkin luput dari perhatian. Kami mengumpulkannya untuk Anda.

Samsung telah mengonfirmasi bahwa perusahaan telah mengalami pelanggaran data yang menyebabkan informasi pribadi pelanggan bocor secara online. Perusahaan mengungkapkan dalam sebuah posting blog bahwa data pelanggan telah disusupi pada 4 Agustus, menyusul insiden keamanan yang tampak pada minggu-minggu sebelumnya. Perusahaan menambahkan bahwa pihak ketiga yang tidak sah telah memperoleh informasi dari beberapa sistem Samsung AS, termasuk nama, informasi kontak, tanggal lahir dan detail pendaftaran produk. Namun, tidak ada nomor kartu kredit atau nomor jaminan sosial yang dilanggar.

Sebuah grup peretas memperlihatkan dan membagikan gambar yang mereka klaim sebagai basis data TikTok berisi kode sumber platform dan informasi pengguna. Menurut Bleeping Computer, peretas mengaku memperoleh data di server yang digunakan oleh TikTok. Server itu menyimpan lebih dari 2 miliar data pengguna sebesar 790 GB, statistik platform, kode, dan banyak lagi. TikTok telah menyangkal gambar dan dugaan pembobolan data tersebut. Perusahaan yang berbasis di Cina itu menyatakan tidak menemukan bukti pelanggaran keamanan.

Logo TikTok (tiktok.com)

Hackers membuat situs berita palsu untuk memanen data dari Pemerintah Australia, jurnalis dan lainnya. Para target akan menerima email yang dibuat seakan berasal dari outlet berita Australia. Namun, tautan yang mereka cantumkan masuk ke situs web jahat yang memasang kode berbahaya.

Periksa Fakta Sepekan Ini

Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial memiliki isu yang sangat beragam, mulai dari isu politik, sosial dan kesehatan. Namun, klaim seputar Ferdy Sambo dan Brigadir J masih banyak ditemukan. Buka tautannya ke kanal CekFakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:

Terkait Ferdy Sambo dan Brigadir J:

Pemeriksaan lainnya:

Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini. Ingin mengecek fakta dari informasi atau klaim yang anda terima? Hubungi ChatBot kami.

Ikuti kami di media sosial:

Facebook

Twitter

Instagram

Telegram

Berita terkait

CekFakta #257 Hoaks Deepfake Menipu Konsumen dan Mengancam Bisnis

7 hari lalu

CekFakta #257 Hoaks Deepfake Menipu Konsumen dan Mengancam Bisnis

Deepfake, kini semakin mudah dibuat dan semakin sulit dikenali. Dampak yang ditimbulkan oleh penipuan deepfake pun, tidak main-main.

Baca Selengkapnya

Gen Z Dikenal Selalu Ingin Memaknai Hidup

10 hari lalu

Gen Z Dikenal Selalu Ingin Memaknai Hidup

Karakter Gen Z berevolusi menjadi pribadi yang lebih sadar untuk memaknai kehidupan tidak mementingkan kebahagiaan sendiri.

Baca Selengkapnya

Beredar Ada Gas di Wilayah IKN, Jubir Otorita Ingatkan Masyarakat Waspadai Hoaks

27 hari lalu

Beredar Ada Gas di Wilayah IKN, Jubir Otorita Ingatkan Masyarakat Waspadai Hoaks

Jubir OIKN sebut video viral soal kandungan gas di wilayah IKN adalah hoaks.

Baca Selengkapnya

5 Faktor Utama yang Dipertimbangkan Gen Z saat Memilih Destinasi Perjalanan

32 hari lalu

5 Faktor Utama yang Dipertimbangkan Gen Z saat Memilih Destinasi Perjalanan

Menurut survei Booking Holdings, ada lima faktor yang dipilih Gen Z menentukan destinasi perjalanan

Baca Selengkapnya

Youthlab Gelar Diskusi Tren Kecerdasan Buatan Kalangan Gen Z: Memudahkan atau Menyesatkan?

34 hari lalu

Youthlab Gelar Diskusi Tren Kecerdasan Buatan Kalangan Gen Z: Memudahkan atau Menyesatkan?

Kecerdasan buatan seperti pisau bermata dua. Bisa memudahkan, memanjakan atau bahkan menyesatkan.

Baca Selengkapnya

Sumardji Pastikan Isu Hotel Timnas Indonesia Diserang Kembang Api Hoaks

39 hari lalu

Sumardji Pastikan Isu Hotel Timnas Indonesia Diserang Kembang Api Hoaks

Ketua BTN Sumardji menduga kembang api yang muncul di dekat lokasi Timnas Indonesia latihan berasal dari pesta rakyat setempat.

Baca Selengkapnya

CekFakta #252 Menyelami Kontroversi Hasil Pencarian TikTok dalam Menyebarkan Hoaks

41 hari lalu

CekFakta #252 Menyelami Kontroversi Hasil Pencarian TikTok dalam Menyebarkan Hoaks

TikTok disorot sebagai sarang penyebaran misinformasi maupun disinformasi.

Baca Selengkapnya

Generasi Milenial Punya Peran Penting untuk Capai Indonesia Emas 2045

42 hari lalu

Generasi Milenial Punya Peran Penting untuk Capai Indonesia Emas 2045

Generasi milenial berperan aktif dan strategis menjadi agen perubahan demi menggapai cita-cita Indonesia Emas 2045

Baca Selengkapnya

Apresiasi MK Hapus Pidana Berita Bohong, ICJR: Jaminan Hak Kebebasan Berekspresi dan Berpendapat

42 hari lalu

Apresiasi MK Hapus Pidana Berita Bohong, ICJR: Jaminan Hak Kebebasan Berekspresi dan Berpendapat

Institute for Criminal Justice Reform (ICJR) mengapresiasi putusan Mahkamah Konstitusi yang menghapus pidana berita bohong.

Baca Selengkapnya

MK Hapus Pasal Keonaran dan Berita Bohong, Fatia Maulidiyanti: Pasal Ini Hukumannya Berat

43 hari lalu

MK Hapus Pasal Keonaran dan Berita Bohong, Fatia Maulidiyanti: Pasal Ini Hukumannya Berat

Ketua AJI Indonesia Sasmito Madrim mengatakan putusan MK yang menghapus pasal 14 dan 15 UU 1 Tahun 1946 merupakan angin segar bagi jurnalis.

Baca Selengkapnya