Prahara ACT

Reporter

Nur Haryanto

Editor

Nur Haryanto

Selasa, 5 Juli 2022 13:28 WIB

NASIONAL
5 Juli 2022

Prahara ACT

Ada seloroh di dalam Yayasan Aksi Cepat Tanggap: di mana ada bencana, di situ ada ACT. Ini lembaga pengumpul donasi besar di Indonesia. Seloroh itu menunjukkan ACT ada di mana-mana, termasuk iklan-iklan yang meruyak di pelbagai platform. Dari mana anggaran promosi besar ini?

Ini pertanyaan yang sudah lama mengusik redaksi Tempo. Pertanyaan ini mendapat jawaban ketika pada November tahun lalu kami bertemu seseorang yang bercerita santunan Boeing untuk penumpang Lion JT-610 jurusan Jakarta-Pangkalpinang yang jatuh di Laut Jawa pada 29 Oktober 2018 belum seluruhnya tersalurkan.

Pengadilan Amerika Serikat memerintahkan Boeing memberikan santunan sebesar Rp 135 miliar. Para keluarga korban sepakat menunjuk ACT sebagai penyalur santunan Boeing itu. Mereka juga sepakat uangnya dipakai membangun 91 sekolah.

Advertising
Advertising

Kami menugaskan Agung Sedayu, penulis di desk Nasional, untuk menelisik lebih jauh informasi itu. Kami terkejut bahwa ada banyak informasi dan cerita orang dalam ACT bahwa pengelolaan keuangan lembaga ini tidak pruden. Ongkos operasional terlalu besar dengan pos gaji dan fasilitas untuk para petinggi ACT yang fantastis.

Ini salah satu sebab saja. Ada informasi bahkan uang donasi dipakai untuk fasilitas-fasilitas pribadi dan keluarga petinggi ACT. Pada Januari tahun ini informasi makin banyak dan para narasumber memastikan ACT sedang krisis, sementara banyak donasi publik belum tersalurkan. Puncaknya, pendiri ACT, Ahyudin, mundur dari ACT setelah 17 tahun. Ia membuat lembaga donasi baru. Tapi ada yang mengatakan Ahyudin sebenarnya dipaksa mundur karena dianggap membuat lembaga ini hampir karam.

Masalahnya, bagaimana membuktikan penyelewengan itu? Kami hanya mendapat cerita, belum bukti kuat. Misalnya, transfer-transfer ganjil dari yayasan dan unit bisnis ACT untuk keperluan di luar penyaluran donasi. Hingga Juni 2022, awak Nasional tak kunjung bisa mempresentasikan bukti-bukti di depan rapat dewan redaksi. Peserta rapat menolak liputan ini turun jika hanya cerita-cerita belaka, betapa pun cerita-cerita mendapat konfirmasi dari puluhan narasumber.

Selalu ada jalan untuk niat baik. Seorang informan bersedia membuka ruang tertutup laporan keuangan ACT. Kami harus meyakinkannya dalam tiga kali pertemuan sebelum ia percaya Tempo hanya memakai dokumen itu untuk kepentingan publik, yakni transparansi soal pemakaian uang sumbangan masyarakat.

Tugas belum selesai. Bagaimana pun dokumen adalah dokumen. Kami harus memverifikasikannya untuk tahu apakah dokumen pelbagai transfer itu benar sebagai bukti penyalahgunaan sumbangan di ACT. Sebab, jumlahnya fantastis karena dana yang dikelola lembaga ini memang besar: Rp 540 miliar per tahun. Sementara jumlah potongan untuk tiap donasi besar juga: ada yang hampir 40 persen.

Semakin dalam memverifikasi, semakin banyak dokumen yang kami dapatkan. Biaya operasional dan gaya hidup mewah para petinggi ACT itu yang ditengarai membuat penyaluran donasi mangkrak. Kami terjunkan tim ke lapangan untuk membuktikan sejumlah bantuan melalui ACT tersendat. Ada Yogya, Tasikmalaya, Blora, hingga ke Lombok.

Hasilnya bisa Anda simak di edisi ini. Selamat membaca.

Stefanus Pramono
Redaktur Pelaksana

Aksi Cepat Tanggap Cuan
Pendiri dan petinggi ACT diduga menikmati donasi publik. Bagaimana modus mereka?

Manis Narasi Bocor Donasi
Sejumlah kampanye pengumpulan donasi ACT tidak sesuai fakta. Pemotongan donasi pun terlalu tinggi.

Ada Bencana Ada ACT
Para relawan ACT berjibaku di banyak bencana. Memiliki kantor perwakilan hingga ke Palestina.

Kami Tidak Mengambil Hak Masyarakat
Wawancara dengan Presiden ACT Ibnu Khajar. Ia menjelaskan soal dugaan korupsi dan krisis keuangan di ACT.

Saya Dikambinghitamkan
Wawancara dengan pendiri ACT, Ahyudin. Mantan Presiden ACT ini membenarkan bergaji tinggi.

OPINI
Ironi Pengumpul Donasi Masyarakat
Regulasi yang mengatur kutipan pemberian sumbangan di Indonesia masih lemah. Membuka celah bagi lembaga seperti ACT untuk berakrobat keuangan.

HUKUM

Seteru Kawan Lama Tanah Bumbu
Mardani H. Maming menjadi tersangka suap peralihan perizinan tambang batu bara. Apa peran Haji Isam?

Gelimang Maming Asal Batulicin
Profil Mardani H. Maming. Moncer sebagai politikus dan pengusaha.

Lobi Menyetop Laju Besel
Mardani H. Maming melobi sejumlah tokoh untuk menyelesaikan perseteruan dengan Haji Isam. Benarkah melibatkan Kapolri?

OPINI
Hukum Rimba di KPK
KPK ditengarai telah menjadi alat politik. Mendorong negeri ini mundur ke zaman purba.

Berita terkait

Ditantang Daud Kim, Ayana Moon: Pengacara Saya akan Jelaskan Hal Ilegal di Korea

12 hari lalu

Ditantang Daud Kim, Ayana Moon: Pengacara Saya akan Jelaskan Hal Ilegal di Korea

Ayana Moon, influencer muslim Korea Selatan menjawab tantangan Daud Kim, Youtuber mualaf yang viral setelah mengumumkan akan membangun masjid.

Baca Selengkapnya

Mencegah Penyelewengan Dana Donasi Daring

25 hari lalu

Mencegah Penyelewengan Dana Donasi Daring

Kasus penyelewengan dana donasi daring Singgih Sahara terjadi karena kesenjangan antara aturan dan praktik.

Baca Selengkapnya

BAZNAS RI Setop Terima Donasi dari McDonalds Indonesia Usai Diprotes Masyarakat

27 hari lalu

BAZNAS RI Setop Terima Donasi dari McDonalds Indonesia Usai Diprotes Masyarakat

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI menyatakan tidak akan menerima lagi donasi dari McDonalds Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Luncurkan Fitur Livin' Sukha Donasi

31 hari lalu

Bank Mandiri Luncurkan Fitur Livin' Sukha Donasi

Bank Mandiri Bekerjasama dengan Mandiri Amal Insani (MAI) dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), meluncurkan Sukha Donasi yang hadir di Livin' by Mandiri melalui fitur Sukha pada 23 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Beri Sumbangan Rp15 Miliar untuk Gaza Walau sedang Krisis Ekonomi

31 hari lalu

Sri Lanka Beri Sumbangan Rp15 Miliar untuk Gaza Walau sedang Krisis Ekonomi

Uang sedekah dari Sri Lanka itu ditujukan untuk membantu anak-anak Palestina di Jalur Gaza

Baca Selengkapnya

Livy Renata Tanggapi Tudingan Ngemis Online, Dana di Trakteer Tidak Cukup Beli Mercy

41 hari lalu

Livy Renata Tanggapi Tudingan Ngemis Online, Dana di Trakteer Tidak Cukup Beli Mercy

Meski merasa perlu mengklarikasi tudingan sudah mengemis online, Livy Renata mempersilakan netizen menduga-menduga.

Baca Selengkapnya

Belikan Mercy untuk Ibunya Diduga dari Sumbangan Netizen, Livy Renata: Berkat Kalian

41 hari lalu

Belikan Mercy untuk Ibunya Diduga dari Sumbangan Netizen, Livy Renata: Berkat Kalian

Livy Renata diduga membelikan ibunya mobil Mercy dari pembukaan donasi di Trakteer dan diakuinya di Twitter.

Baca Selengkapnya

Danone Indonesia Ambil Bagian Bantu Penderitaan Rakyat Palestina

50 hari lalu

Danone Indonesia Ambil Bagian Bantu Penderitaan Rakyat Palestina

Danone Indonesia bersama dengan KARISMA ikut menyalurkan bantuan berupa uang tunai senilai total Rp630 juta

Baca Selengkapnya

Han Hyo Joo Donasi Rp 587 Juta untuk Ibu Tunggal di Hari Ulang Tahun

22 Februari 2024

Han Hyo Joo Donasi Rp 587 Juta untuk Ibu Tunggal di Hari Ulang Tahun

Han Hyo Joo mendonasikan 50 juta won untuk membantu biaya fasilitas ibu tunggal dalam rangka merayakan ulang tahunnya yang ke-37.

Baca Selengkapnya

Donasi Rp 1,1 Miliar untuk Bantu Anak Pejuang Kanker, Ini Harapan Kim Yoo Jung

15 Februari 2024

Donasi Rp 1,1 Miliar untuk Bantu Anak Pejuang Kanker, Ini Harapan Kim Yoo Jung

Harapan Kim Yoo Jung yang mendonasikan Rp 1,1 miliar untuk membantu biaya pengobatan anak-anak pejuang kanker.

Baca Selengkapnya