Derita Pengungsi dan Pencari Suaka

Selasa, 3 Mei 2022 11:40 WIB

Seiring waktu, jumlah pengungsi dan pencari suaka di kawasan Puncak, Cisarua, Bogor, Jawa Barat, semakin bertambah. Hingga awal tahun lalu, jumlah mereka 1.690 orang

TEMPO.CO, Jakarta -Seiring waktu, jumlah pengungsi dan pencari suaka di kawasan Puncak, Cisarua, Bogor, Jawa Barat, semakin bertambah. Hingga awal tahun lalu, jumlah mereka 1.690 orang. Sebagian besar dari negara konflik seperti Afganistan dan negara-negara Timur Tengah. Nasib mereka terkatung-katung karena tak kunjung mendapat suaka dari negara tujuan.

Mereka hidup dengan mengandalkan bantuan dari United Nations High Commisioner for Refugees (UNHCR)—Komisi Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi dan bantuan organisasi lain, hingga masyarakat. Ada pula yang masih mengandalkan kiriman uang dari sanak-famili di negara asal.

Pada pertengahan Maret 2022, Bupati Bogor Ade Yasin—kini berada di penjara karena diduga menyuap auditor BPK agar laporan keuangan 2021 tak ada catatan—secara terang-terangan menganggap keberadaan para pengungsi mengusik pariwisata setempat.

Di luar soal pariwisata, Indonesia juga hanya jadi negara antara sebelum para pengungsi ini mendapat suaka dari negara tujuan. Soalnya, Indonesia belum meratifikasi ketentuan menjadi negara penerima pengungsi politik. Karena itu aktivitas mereka terus mendapat pengawasan dari aparatur.

Selain kisah para pengungsi di Puncak, rubrik Hukum dan Kriminalitas menurunkan cerita tentang Amaq Santi alias Murtede. Laki-laki 34 tahun asal Lombok, Nusa Tenggara Barat, ini seorang petani tembakau yang menjadi tersangka karena membunuh dua begal yang berupaya menganiaya dan merampas sepeda motornya.

Advertising
Advertising

Murtede hanya membela diri dan pembegalan ketika hendak mengantar makanan untuk instrinya yang dirawat di rumah sakit. Belakangan, polisi menerbitkan surat perintah pemberhentian penyelidikan Murtede. Bagaimana bisa polisi punya logika seaneh itu?

Rubrik Nasional edisi pekan ini menurunkan soal kejanggalan kerja sama pengelolaan aset Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Proyek ini disorot karena dianggap lebih menguntungkan perusahaan di luar kampus. Apakah ada unsur kerugian negara?

Selamat membaca dalam suasana masih Lebaran.

Mustafa Silalahi

Redaktur Utama

Pengungsi Negara Perang

Bagaimana nasib para pengungsi negara perang di Indonesia? Mereka sedang mencari suaka ke Australia.

Menangani Pencari Suaka

Bagaimana sebaiknya Indonesia menyelesaikan para pencari suaka politik.

Ilmu Kebal

Seorang petani menjadi tersangka pembunuhan. Ia membunuh dua begal yang hendak merampoknya.

Pengelolaan Aset Unesa

Kerja sama mengelola aset Universitas Negeri Surabaya dengan pihak luar mengandung tanda tanya. Berpotensi merugikan negara.

Berita terkait

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

13 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

16 hari lalu

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.

Baca Selengkapnya

Italia Selamatkan 1100 Migran di Lepas Pantai Italia dalam 24 Jam

21 hari lalu

Italia Selamatkan 1100 Migran di Lepas Pantai Italia dalam 24 Jam

Lebih dari 1.100 migran dan pengungsi termasuk 121 anak-anak tanpa pendamping diselamatkan di lepas pantai selatan Italia dalam waktu 24 jam

Baca Selengkapnya

256 Warga Terdampak Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi

22 hari lalu

256 Warga Terdampak Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi

Warga terdampak banjir lahar dingin Gunung Marapi tersebut berasal dari 78 kepala keluarga.

Baca Selengkapnya

Israel Mundur dari RS Al Shifa Setelah Dua Pekan, Tinggalkan Puluhan Jasad dan Kehancuran Gedung

27 hari lalu

Israel Mundur dari RS Al Shifa Setelah Dua Pekan, Tinggalkan Puluhan Jasad dan Kehancuran Gedung

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan militer Israel telah menarik tank dan kendaraan dari kompleks rumah sakit Al Shifa setelah dua pekan

Baca Selengkapnya

Israel dan Hamas akan Lanjutkan Negosiasi Gencatan Senjata Gaza di Mesir

28 hari lalu

Israel dan Hamas akan Lanjutkan Negosiasi Gencatan Senjata Gaza di Mesir

Pembicaraan gencatan senjata antara Israel dan Hamas dilaporkan akan berlanjut di Kairo, Mesir.

Baca Selengkapnya

442 Warga Jepara Mengungsi Imbas Banjir, Hujan Terus Mengguyur Selama 5 Hari

41 hari lalu

442 Warga Jepara Mengungsi Imbas Banjir, Hujan Terus Mengguyur Selama 5 Hari

Banjir merendam 8 kecamatan di Jepara. Air terus menggenang akibat hujan berkepanjangan sejak 13 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Militer Israel Tangkap 80 Orang di Rumah Sakit al-Shifa Gaza

41 hari lalu

Militer Israel Tangkap 80 Orang di Rumah Sakit al-Shifa Gaza

Militer Israel telah menguasai Rumah Sakit al-Shifa dan menahan 80 orang yang diklaim sebagai anggota kelompok pejuang Palestina Hamas

Baca Selengkapnya

Militer Israel Kembali Serang RS Terbesar di Gaza Al Shifa, Puluhan Orang Dilaporkan Tewas

41 hari lalu

Militer Israel Kembali Serang RS Terbesar di Gaza Al Shifa, Puluhan Orang Dilaporkan Tewas

Militer Israel melancarkan serangan keempat di sekitar rumah sakit terbesar di Gaza, Al-Shifa

Baca Selengkapnya

Puluhan Ribu Warga Demak Mengungsi Imbas Tanggul Sungai Wulan Jebol Lagi

42 hari lalu

Puluhan Ribu Warga Demak Mengungsi Imbas Tanggul Sungai Wulan Jebol Lagi

Puluhan rumah warga terendam banjir imbas tanggul Sungai Wulan jebol kembali.

Baca Selengkapnya