CekFakta #147 Mengenal Catfishing dan Cara Menghindarinya

Senin, 14 Maret 2022 06:00 WIB

Batasan usia dalam penggunaan medis sosial merupakan adopsi dari General Data Protection Regulation (GDPR), Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi di Uni Eropa. Freepik.com

Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!

Kebebasan menggunakan internet dan mudahnya membuat identitas diri di media sosial menjadi celah masuknya pelaku catfishing. Pelaku catfishing juga biasa memanfaatkan keterbukaan korban dalam mengumbar data pribadi di internet.

Dalam nawala ini, Tempo telah memeriksa pula sejumlah klaim dan menayangkan hasil pemeriksaan terhadap klaim tadi di kanal Cek Fakta Tempo. Klaim yang mendominasi pekan ini adalah klaim terkait coronavirus disease 2019 (Covid-19).

Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.

Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo MediaLab

Advertising
Advertising

Mengenal Catfishing dan Cara Menghindarinya

Kebebasan internet memungkinkan siapa saja untuk membuat identitasnya sendiri, sehingga siapa pun dapat menjadi karakter apa pun yang diinginkan secara daring. Sayangnya hal ini bisa menjadi celah penipuan terjadi. Salah satunya, catfishing.

Catfishing adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan penipuan yang menggunakan identitas online palsu untuk mengelabui korban. Biasanya, penipu menggunakan foto dan informasi orang lain untuk menciptakan persona online yang dapat dipercaya. Lalu, memikat korban untuk selanjutnya korban dijebak dalam berbagai penipuan, bahkan bisa berujung pada tindakan kriminal.

Contoh catfishing yang belakangan marak terjadi antara lain, telepon atau pesan yang mengaku sebagai teman, keluarga, atau rekan kerja dan mengaku menggunakan nomor lain karena sedang dalam kondisi darurat dan membutuhkan bantuan. Setelah anda percaya, pelaku akan mulai meminta sejumlah uang.

Selain itu, risiko tinggi menjadi korban catfishing biasa ditemukan dalam aplikasi kencan daring. Sebuah studi menyatakan, 65 persen dari total 18 ribu responden di 27 negara, termasuk Indonesia, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap aplikasi kencan. Mirisnya, 15 persen dari total responden melaporkan bahwa mereka pernah mengalami penipuan dengan modus catfishing.

Aktivis Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Bentang Febrylian menyebutkan bahwa catfishing sebetulnya bisa dikenali atau diidentifikasi lebih awal. Pasalnya, pelaku catfishing cenderung akan menolak melakukan video call atau pertemuan tatap muka.

“Perilaku seperti itu untuk melindungi identitasnya agar tidak terbongkar. Jadi, korban tidak akan tahu wajah pelaku catfishing yang sebenarnya,” ujar Bentang.

Namun, jika kita sudah terlanjur berkomunikasi secara intens dengan pelaku catfishing, penting bagi kita untuk tidak mengungkapkan informasi pribadi apapun kepadanya. Termasuk akun media sosial, karena hal itu bisa membuka jalan bagi mereka untuk dapat mengakses semua informasi tentang dirimu.

Menanggapi maraknya penipuan online catfishing menjadi perhatian Kementerian Komunikasi dan Informatika, yang kini mulai melakukan edukasi untuk melawannya melalui Gerakan Nasional Literasi Digitalisasi.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo Semuel Abrijani mengatakan, Gerakan Nasional Literasi Digital akan meningkatkan kapasitas masyarakat terkait dengan keterampilan digital. Serta memberikan pemahaman terkait rambu-rambu dan aturan di ruang digital demi menjaga keamanan diri saat beraktivitas daring.

“Supaya data pribadi kita tidak mudah dicuri orang,” kata Semuel.

Waktunya Trivia!

Berikut beberapa kabar tentang misinformasi dan disinformasi, keamanan siber, serta privasi data pekan ini yang mungkin luput dari perhatian. Kami mengumpulkannya untuk Anda.

WhatsApp Akan Izinkan Pengguna Bikin Polling dalam Obrolan Grup. Fitur ini sudah tersedia di aplikasi obrolan saingannya, Telegram, dan bahkan Twitter, yang memungkinkan pengguna membuat polling dan memungkinkan orang lain untuk memilih dan melihat hasilnya juga. Kini, tampaknya WhatsApp berencana untuk ikut meluncurkan fitur ini ke penggunanya.

YouTube Hentikan Layanan Berbayar di Rusia, PlayStation dan Nintendo Ikut Boikot. Langkah yang diambil Alphabet Inc ini merupakan tindak lanjut dari sanksi yang dikenakan negara-negara Barat terhadap Rusia karena mereka menyerang Ukraina. Beberapa waktu lalu, Google dan YouTube mengumumkan berhenti menjual iklan online di Rusia. Tidak hanya Google, sebelumnya, media sosial arus utama seperti Twitter dan Snapchat juga melakukan pembatasan akses untuk pengguna di Rusia. Sementara itu, Sony Interactive Entertainment dan Nintendo Co Ltd mengumumkan mereka menangguhkan pengiriman perangkat lunak dan keras game ke Rusia karena negara tersebut menyerang Ukraina.

Logo YouTube. (youtube.com)

Sebuah kelompok peretas yang baru-baru ini mencoba memeras Nvidia agar GPU-nya melakukan fungsi penambangan cryptocurrency lebih cepat kini membidik Samsung. Hasilnya, pelanggaran data besar-besaran yang berisi beberapa item diretas, seperti source code untuk bootloader, termasuk semua source code yang digunakan dalam mengotorisasi dan mengautentikasi akun, dan algoritma untuk semua operasi pembukaan kunci biometrik perusahaan. Setidaknya ada 190 GB file diedarkan melalui torrent. Samsung mengatakan bahwa tidak ada informasi pribadi yang hilang dalam pelanggaran data dan tidak mengharapkan pelanggan terkena dampaknya.

Media sosial disalahgunakan di arena politik Kenya. Lanskap informasi di Afrika—seperti di tempat lain di dunia—telah berkembang secara eksponensial selama dekade terakhir. Proliferasi media platform, termasuk Facebook, Twitter dan YouTube, telah berperan menciptakan ruang debat baru. Di Kenya, misalnya, media sosial telah berubah menjadi medan pertempuran baru yang kuat dalam politik elektoral. Praktik disinformasi dan misinformasi, terutama pada waktu pemilu di Kenya, kini menggunakan media sosial sebagai cara yang lebih mudah dan cepat mendistribusikannya dalam skala besar dengan memanfaatkan fasilitas anonimitas.

Sejumlah perusahaan teknologi Amerika Serikat (AS) terus memberikan bantuannya kepada Ukraina, pasca negara tersebut diinvasi oleh Rusia. Terbaru, Google resmi menggelontorkan fitur peringatan serangan udara (Air Raid Alerts) ke seluruh ponsel dengan sistem operasi (OS) Android yang ada di Ukraina. Fitur ini memungkinkan warga Ukraina untuk meningkatkan kewaspadaannya agar bisa segera menyelamatkan diri, apabila wilayah atau tempat tinggalnya menjadi target aneka serangan udara yang dilancarkan Rusia. Fitur ini juga bakal bekerja secara bersamaan dengan sistem pemantau serangan udara yang sudah dimiliki Ukraina.

Periksa Fakta Sepekan Ini

Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial kembali didominasi oleh klaim terkait vaksinasi Covid-19. Meski begitu, tetap ada klaim terkait konflik Rusia dan Ukraina seperti pekan sebelumnya. Buka tautannya ke kanal CekFakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:

Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini.

Ikuti kami di media sosial:

Facebook

Twitter

Instagram

Berita terkait

Fenomena Flexing Mahasiswa KIP Kuliah di Media Sosial, Ini Kata Dosen Unair

23 jam lalu

Fenomena Flexing Mahasiswa KIP Kuliah di Media Sosial, Ini Kata Dosen Unair

Banyak yang mempertanyakan kelayakan mahasiswa tersebut sebagai penerima bantuan biaya KIP Kuliah.

Baca Selengkapnya

CekFakta #258 Energi Positif yang Palsu selama Pilpres 2024

4 hari lalu

CekFakta #258 Energi Positif yang Palsu selama Pilpres 2024

Toxic Positivity; Energi Positif yang Palsu selama Pilpres 2024

Baca Selengkapnya

Marselino Ferdinan Dihujat Netizen Usai Timnas Indonesia U-23 Kalah Lawan Irak di Piala Asia U-23 2024

4 hari lalu

Marselino Ferdinan Dihujat Netizen Usai Timnas Indonesia U-23 Kalah Lawan Irak di Piala Asia U-23 2024

Marselino Ferdinan menjadi sorotan di media sosial usai timnas Indonesia u-23 dikalahkan Irak 1-2 di perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Rayakan Hari Pendidikan Nasional Lewat 35 Link Twibbon Ini

6 hari lalu

Rayakan Hari Pendidikan Nasional Lewat 35 Link Twibbon Ini

35 Twibbon Hari Pendidikan Nasional, silakan download dan upload untuk merayakannya.

Baca Selengkapnya

Semarakkan Hari Buruh Internasional dengan 30 Link Twibbon Ini

7 hari lalu

Semarakkan Hari Buruh Internasional dengan 30 Link Twibbon Ini

Twibbon dapat digunakan untuk turut menyemarakkan Hari Buruh Internasional pada 1 Mei 2024. Silakan unggah dan tayang.

Baca Selengkapnya

Seperti di Amerika, TikTok Bisa Dibatasi di Indonesia Jika Melanggar Kebijakan Ini

7 hari lalu

Seperti di Amerika, TikTok Bisa Dibatasi di Indonesia Jika Melanggar Kebijakan Ini

Kominfo mengaku telah mengatur regulasi terkait pelanggaran data pribadi oleh penyelenggara elektronik seperti TikTok.

Baca Selengkapnya

CekFakta #257 Hoaks Deepfake Menipu Konsumen dan Mengancam Bisnis

11 hari lalu

CekFakta #257 Hoaks Deepfake Menipu Konsumen dan Mengancam Bisnis

Deepfake, kini semakin mudah dibuat dan semakin sulit dikenali. Dampak yang ditimbulkan oleh penipuan deepfake pun, tidak main-main.

Baca Selengkapnya

Anandira Puspita akan Jalani Sidang Perdana Praperadilan di PN Denpasar pada 6 Mei 2024

11 hari lalu

Anandira Puspita akan Jalani Sidang Perdana Praperadilan di PN Denpasar pada 6 Mei 2024

Anandira Puspita, akan menjalani sidang praperadilan perdana di Pengadilan Negeri atau PN Denpasar, Senin, 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Cara Cek Kelulusan Hingga Jadwal Seleksi Tes online Rekrutmen Bersama BUMN

11 hari lalu

Cara Cek Kelulusan Hingga Jadwal Seleksi Tes online Rekrutmen Bersama BUMN

Ini yang harus diperhatikan dan dipantau saat ikut rekrutmen bersama BUMN.

Baca Selengkapnya

Kapan Waktunya Anak Diberi Akses Internet Sendiri? Simak Penjelasan Psikolog

12 hari lalu

Kapan Waktunya Anak Diberi Akses Internet Sendiri? Simak Penjelasan Psikolog

Psikolog memberi saran pada orang tua kapan sebaiknya boleh memberi akses internet sendiri pada anak.

Baca Selengkapnya