CekFakta #129 Masalah Privasi Masih Membayangi Meta

Senin, 8 November 2021 06:00 WIB

Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!

Rebranding yang dilakukan Facebook Inc. menjadi Meta masih dibayang-bayangi masalah lama jika tak segera diselesaikan. Sejumlah pihak menilai, masalah privasi dan keamanan yang selama ini ada pada Facebook tak akan serta merta hilang meski Facebook telah mengubah identitas menjadi Meta.

Dalam nawala ini pula, Tempo telah memeriksa sejumlah klaim dan menayangkan hasil pemeriksaan terhadap klaim tadi di kanal Cek Fakta Tempo. Salah satu klaim yang diperiksa adalah klaim tentang ribuan orang di Indonesia meninggal usai divaksin Covid-19.

Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.

Advertising
Advertising

______________________________________________________________________

Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo MediaLab

Masalah Privasi Masih Membayangi Meta

Facebook Inc. resmi berganti nama menjadi Meta Platforms Inc. Keputusan untuk melakukan rebranding menjadi Meta diduga menjadi upaya Facebook memperbaiki citra perusahaan yang terlanjur dipandang buruk. Apalagi, belum lama ini, seorang mantan karyawan Facebook bernama Frances Haugen membocorkan dokumen internal yang mencoreng perusahaan. Dokumen itu mengungkap bahwa media sosial milik Mark Zuckerberg itu sebenarnya mengetahui adanya masalah privasi, keamanan, dan kesehatan, namun memilih untuk tetap bungkam demi mendulang keuntungan.

Wakil Presiden dan Direktur Riset Forrester, Mike Proulx menilai bahwa perubahan nama yang dilakukan Facebook tidak serta merta menghindari perusahaan itu dari masalah-masalah yang ada sebelumnya. “Jika Meta tidak mengatasi masalah (privasi dan keamanan) dengan serius, tidak diragukan masalah yang sama juga akan menghampiri Metaverse,” ungkap Proulx, seperti dikutip dari CNet, Jumat, 5 November 2021.

Metaverse adalah istilah yang diciptakan dalam novel dystopian "Snow Crash" tiga dekade lalu dan sekarang menarik perhatian di Silicon Valley. Ini merujuk pada gagasan tentang dunia virtual bersama yang dapat diakses oleh orang-orang yang menggunakan perangkat yang berbeda. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration

Anggota parlemen asal New York, Alexandria Ocasio-Cortez juga berpendapat bahwa Meta berpotensi menjadi ancaman yang buruk bagi institusi negara dan juga penggunanya. “Meta itu seperti ‘kanker bagi demokrasi’ yang bermetastasis menjadi sistem pengawasan global dan mesin propaganda untuk meningkatkan rezim otoriter, menghancurkan masyarakat sipil... demi keuntungan’,” cuit Ocasio-Cortez. Pernyataan tersebut turut diamini oleh dewan pengawas independen konten di Facebook dan Instagram, yakni Oversight Board.

Oversight Board menilai, rebranding yang dilakukan Zuckerberg tidak dapat menghapuskan fakta bahwa Facebook telah menyebarkan disinformasi dan kebencian melalui platformnya. Proses penyelidikan, regulasi, dan pengawasan independen saat ini sangat diperlukan sebagai bentuk pertanggungjawaban Facebook.

Menanggapi banyak kritik, CEO Facebook Mark Zuckerberg membantah pergantian nama dilakukan untuk memperbaiki citra Facebook yang sudah terlanjur jelek. Ia menjelaskan, alasan rebranding perusahaannya antara lain untuk menghindari kebingungan antara Meta dengan nama media sosial Facebook—yang memang ada di bawah Facebook Inc. Ia berharap Metaverse juga bisa menjadi jalan untuk mewujudkan visi lain perusahaannya di masa depan,

Dalam pidatonya di ajang Connect 2021, Zuckerberg mengaku sangat menyadari risiko yang datang dengan memasuki bidang baru (Metaverse). Apalagi Facebook tidak memiliki rekam jejak yang baik dalam hal melindungi privasi dan keamanan penggunanya, tapi itu tak menyurutkan upayanya untuk mengembangkan masa depan internet.

“Setiap bab membawa suara baru dan ide-ide baru, tetapi juga tantangan baru, risiko dan gangguan kepentingan yang sudah mapan. Kita harus bekerja sama, dari awal, untuk mewujudkan versi terbaik dari masa depan ini (metaverse),” kata Zuckerberg.



Waktunya Trivia!

Berikut beberapa kabar tentang misinformasi dan disinformasi, keamanan siber, serta privasi data pekan ini yang mungkin luput dari perhatian. Kami mengumpulkannya untuk Anda.

Pengawas Konsumen AS Meneliti Penggunaan Data Pembayaran Teknologi Besar. Biro Perlindungan Keuangan Konsumen (CFPB) akan memeriksa penanganan data pembayaran perusahaan besar Big-Tech sebagai sarana untuk memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap hal-hal seperti penipuan dan pelanggaran data.

IDAI Luncurkan Aplikasi Pengawas Tumbuh Kembang Anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI menggandeng perusahaan teknologi kesehatan alias healthtech PrimaKu untuk membuat aplikasi memantau tumbuh kembang anak. Melalui platform ini, orang tua nantinya bakal dapat mengetahui kecukupan gizi anak sejak lahir dengan lebih mudah sehingga dapat mencegah stunting alias gizi buruk.

Pembuat Spyware Pegasus Masuk Daftar Hitam Amerika. Departemen Perdagangan Amerika Serikat memasukkan perusahaan pembuat spyware Pegasus asal Israel, NSO Group, ke dalam daftar hitam. Departemen Perdagangan telah memerintahkan perusahaan-perusahaan di AS untuk tidak menjual teknologi mereka ke NSO Group.

CEO Apple Tim Cook berpose dengan MacBook Pro 2021 yang baru saja diluncurkan di Apple Park di Cupertino, California, AS, 18 Oktober 2021. Apple Inc/Handout via REUTERS

Perubahan Privasi Apple Tercermin dalam Laporan Penghasilan Big Tech. Efek perubahan privasi Apple ke iOs mulai dapat diukur sejak laporan kuartal ketiga keluar. Perubahan privasi Apple membuat pengguna iOS lebih mudah untuk memilih melepaskan diri dari pelacakan iklan yang dipersonalisasi pada aplikasi apa pun. Bagi pemasar, hal ini justru menjadi bencana. Mereka menyebutnya “Adpocalypse”, karena perubahan itu membuat pemasar terancam kehilangan sebagian besar proyeksi pasar.

Sebuah penelitian menemukan fakta bahwa misinformasi tentang iklim di Facebook meningkat secara substansial. Sebuah laporan yang dirilis pada hari Kamis lalu oleh Real Facebook Oversight Board --sebuah kelompok pengawas independen dan organisasi nirlaba lingkungan Stop Funding Heat, menganalisis kumpulan data lebih dari 195 halaman dan grup Facebook. Hasilnya, para peneliti menemukan sekitar 45.000 posting yang meremehkan atau menyangkal krisis iklim.

Periksa Fakta Sepekan Ini

Dalam sepekan terakhir, klaim seputar SARA paling mendominasi. Selain itu, ada pula klaim tidak terbukti soal Taliban yang memenggal pemain voli Afghanistan karena dianggap mengumbar aurat. Buka tautannya ke kanal CekFakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:

Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini.

Ikuti kami di media sosial:

Facebook

Twitter

Instagram

Berita terkait

Begini Cara Menghapus Akun Facebook yang Lupa Password

14 jam lalu

Begini Cara Menghapus Akun Facebook yang Lupa Password

Akun Facebook sering kali dilupakan karena pengguna beralih ke media lainnya. Berikut cara menghapus akun Facebook yang lupa password.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Menonaktifkan Sementara Akun Facebook

16 jam lalu

Begini Cara Menonaktifkan Sementara Akun Facebook

Menonaktifkan akun Facebook sementara bisa dijadukan opsi jika ingin beristirahat dari media sosial. Berikut caranya.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Menghapus Semua Postingan di Facebook

19 jam lalu

Begini Cara Menghapus Semua Postingan di Facebook

Menghapus semua postingan di Facebook mungkin menjadi opsi bagi beberapa orang yang ingin membersihkan akun. Begini caranya.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kaji Penerapan Publisher Rights Australia

4 hari lalu

Indonesia Kaji Penerapan Publisher Rights Australia

Indonesia berencana mempelajari penerapan aturan Publisher Rights dari Australia yang telah lebih dulu melakukannya.

Baca Selengkapnya

CekFakta #258 Energi Positif yang Palsu selama Pilpres 2024

5 hari lalu

CekFakta #258 Energi Positif yang Palsu selama Pilpres 2024

Toxic Positivity; Energi Positif yang Palsu selama Pilpres 2024

Baca Selengkapnya

Threads Menguji Fitur Mengarsipkan Unggahan Otomatis

11 hari lalu

Threads Menguji Fitur Mengarsipkan Unggahan Otomatis

Threads menguji fitur baru yang memungkinkan pengguna mengarsipkan unggahan secara manual maupun otomatis ketika diatur dalam jangka waktu tertentu

Baca Selengkapnya

CekFakta #257 Hoaks Deepfake Menipu Konsumen dan Mengancam Bisnis

12 hari lalu

CekFakta #257 Hoaks Deepfake Menipu Konsumen dan Mengancam Bisnis

Deepfake, kini semakin mudah dibuat dan semakin sulit dikenali. Dampak yang ditimbulkan oleh penipuan deepfake pun, tidak main-main.

Baca Selengkapnya

2 Cara Blur WhatsApp Web di Chrome untuk Menjaga Privasi Chat

13 hari lalu

2 Cara Blur WhatsApp Web di Chrome untuk Menjaga Privasi Chat

Ada beberapa cara blur WhatsApp Web di Chrome agar chat rahasia Anda tidak dibaca orang lain. Berikut ini beberapa tata caranya.

Baca Selengkapnya

Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

13 hari lalu

Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

Chatbot Meta AI dapat melakukan sejumlah tugas seperti percakapan teks, memberi informasi terbaru dari internet, menghubungkan sumber, hingga menghasilkan gambar dari perintah teks.

Baca Selengkapnya

Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model AI Kecil dengan Kemampuan Besar

14 hari lalu

Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model AI Kecil dengan Kemampuan Besar

Microsoft luncurkan model bahasa AI kecil, Phi-3 Kemampuannya setara dengan teknologi pintar yang dilatih penuh.

Baca Selengkapnya